Secara pengertian aset tidak berwujud adalah aset yang dimiliki perusahaan namun tidak dapat dirasakan oleh panca indra, contoh aset tidak berwujud seperti hak paten, hak cipta dan sejenisnya.
Aset tidak berwujud memiliki fungsi strategis dalam meningkatkan nilai dan daya saing bisnis. Dengan mengelola aset tidak berwujud secara efektif, bisnis dapat memaksimalkan nilai ekonomi. menciptakan keunggulan kompetitif, dan membangun fondasi yang kuat untuk pertumbuhan jangka panjang.
Baca Juga: Mengenal Aset Tak Berwujud, Karakteristik, Jenis dan Contohnya
Apa saja contoh, jenis dan karakteristiknya? Simak pada penjelasan artikel di bawah ini!
Sebelum membahas mengenai contoh aset tidak berwujud, kenali terlebih dahulu bagaimana karakteristiknya. Adapun karakteristik dari aset tidak berwujud adalah sebagai berikut:
Aset tidak berwujud diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yakni:
Kelompok pertama adalah aset berwujud pasti, yakni klasifikasi aset tak berwujud yang memiliki nilai dengan batas waktu tertentu. Contohnya, sebuah perusahaan yang memperoleh hak penggunaan paten perusahaan lain selama periode yang telah disepakati.
Nilai paten ini dianggap pasti dan terbatas pada masa waktu perjanjian. Setelah periode tersebut berakhir, nilai aset ini akan secara otomatis menghilang atau berkurang.
Kemudian, aset tidak berwujud tak terbatas, dalam hal ini aset dinilai yang tidak terbatas dalam konteks kelangsungan perusahaan. Misalnya, loyalitas pelanggan.
Merupakan aset tak berwujud yang terus bernilai selama perusahaan tersebut tetap beroperasi dan mempertahankan hubungan yang kuat dengan pelanggan. Dalam hal ini, nilai aset tidak berwujud tidak terbatas karena tidak ada batasan waktu
Terakhir ada hak milik intelektual, mencakup klasifikasi aset yang melibatkan karya atau hasil kreasi berdasarkan pemikiran, seperti penamaan tempat, brand, gambar, desain, karya sastra, dan karya akademik.
Hak milik intelektual memiliki nilai yang menjanjikan dan umumnya dilindungi oleh hukum kekayaan intelektual. Contoh termasuk merek dagang yang mencirikan identitas suatu produk atau perusahaan.
Kemudian ada hak cipta yang melindungi karya kreatif seperti lagu atau buku. Keberlanjutan nilai hak milik intelektual seringkali tergantung pada bagaimana entitas melindunginya dan memanfaatkannya dalam pasar.
Berikut beberapa contoh aset tidak berwujud yang sering ditemukan dalam bisnis:
Contoh pertama ada hak paten, yakni bagian aset tidak berwujud yang memberikan pemegangnya hak eksklusif untuk menggunakan, membuat, dan menjual suatu inovasi atau penemuan tertentu.
Contohnya, sebuah perusahaan farmasi yang berhasil mengembangkan obat baru dapat mendapatkan hak paten untuk melindungi hak eksklusif mereka atas formula atau proses produksi obat tersebut.
Hak paten memberikan perlindungan hukum yang mencegah pihak lain menyalin atau menggunakan inovasi tersebut selama periode waktu tertentu, memberikan insentif bagi perusahaan untuk berinvestasi dalam riset dan pengembangan.
Contoh aset tidak berwujud berikutnya adalah lisensi, yakni bentuk aset pemilik hak memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakan hak atau inovasi tertentu.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan teknologi yang memiliki teknologi unggul dapat memberikan lisensi kepada mitra bisnis untuk menggunakan teknologinya dalam produk atau layanan mereka.
Dengan lisensi ini, perusahaan dapat memperluas jangkauan penggunaan teknologi mereka dan menciptakan sumber pendapatan tambahan melalui biaya lisensi.
Selanjutnya adalah goodwill mencerminkan nilai ekonomi positif yang terkait dengan reputasi baik suatu perusahaan. Ini melibatkan persepsi positif pelanggan terhadap merek atau bisnis tersebut, hubungan positif dengan karyawan, dan citra yang baik di pasar.
Sebagai contoh, sebuah restoran yang terkenal dengan kualitas makanan dan pelayanan pelanggan yang luar biasa dapat memiliki goodwill yang tinggi, yang dapat meningkatkan daya tarik dan kesetiaan pelanggan.
Baca Juga: Goodwill Adalah Aset Tak Berwujud, Ini Penjelasan, Jenis dan Penyebabnya
Berikutnya adalah merek dagang, seperti simbol, nama, atau desain yang digunakan untuk mengidentifikasi dan membedakan produk atau layanan suatu perusahaan dari pesaingnya.
Contohnya, merek dagang Coca-Cola melibatkan logo dan nama yang langsung diidentifikasi dengan minuman ringan tersebut. Merek dagang memberikan identitas unik dan dapat meningkatkan pengenalan merek, kepercayaan konsumen, dan loyalitas pelanggan.
Kemudian ada perjanjian franchise, sistem bisnis dengan memberikan hak kepada pihak lain untuk menjalankan bisnis menggunakan model bisnis, merek dagang, dan dukungan dari pemilik merek.
Contohnya, McDonald's memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk membuka dan mengoperasikan restoran McDonald's dengan mengikuti standar dan prosedur tertentu.
Dalam hal ini, pemilik merek mendapatkan keuntungan melalui biaya royalti dan dapat memperluas jangkauan bisnis mereka melalui mitra franchise.
Aset tak berwujud ini memiliki beberapa manfaat bagi bisnis, yakni:
Untuk mengetahui nilai dari aset tak berwujud perusahaan bisa dilakukan dengan 3 metode, yakni:
Metode biaya fokus pada perhitungan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menciptakan aset tak berwujud. Ini melibatkan penaksiran nilai saat ini aset berdasarkan biaya awal pembuatannya, termasuk biaya waktu, bahan, dan biaya lainnya.
Metode selanjutnya adalah metode pasar melibatkan perbandingan nilai aset tak berwujud dengan aset serupa yang telah dinilai oleh perusahaan lain. Ini mencakup aset, merek, atau entitas serupa yang dapat dijadikan pembanding untuk menentukan nilai aset tak berwujud perusahaan tersebut.
Kemudian terakhir, metode pendapatan menggunakan proyeksi arus kas masa depan yang dihasilkan oleh aset tak berwujud untuk menilai nilai aset tersebut. Ini melibatkan perhitungan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan dari pemanfaatan aset dalam jangka waktu tertentu.
Nah itu dia, beberapa contoh aset tidak berwujud perusahaan dan penjelasannya. Semoga bermanfaat!