Saat mendengar istilah consumer goods, kira-kira apa yang terbesit dalam pikiran Anda? Apakah semacam strategi bisnis, ataukah sekadar merujuk pada barang konsumsi?
Jika Anda sempat mengira bahwa consumer goods adalah semacam strategi, hal itu tidak sepenuhnya salah. Karena pada prinsipnya, istilah tersebut erat kaitannya dengan perusahaan dan investor. Begitu juga dengan jawaban kedua; maknanya secara literal memanglah sebatas barang konsumsi saja.
Namun, jika ditarik ke dalam kajian ekonomi & bisnis, pengertiannya tidak sesederhana itu; ada beberapa elemen pembahasan yang meliputinya. Melalui artikel ini, kita akan membahasnya secara lengkap. Mulai dari pengertian, jenis-jenisnya, hingga klasifikasi berdasarkan perilaku pembelian. Yuk, kita pelajari sama-sama!
Jika kita mengetik “apa itu consumer goods” di mesin pencarian Google, kita pasti akan mendapat banyak sekali penjelasannya. Ada yang menyatakan istilah tersebut merujuk pada produk siap pakai seperti makanan, minuman, atau pakaian. Lalu ada juga yang menyebut sebagai produk yang bahannya tahan lama.
Maka, supaya tidak bingung dan tetap menemukan definisi yang tepat, Bee merangkumnya ke dalam dua versi yang maknanya tidak jauh berbeda.
Melansir laman Study.com, consumer goods artinya istilah bisnis yang merujuk pada produksi barang, yang bukan digunakan untuk diolah kembali . Dengan kata lain, ia bukanlah bahan dasar olah, melainkan sebuah produk yang dijual untuk masyarakat secara umum.
Sementara itu menurut Sonja Grabner (2018), peneliti Austria di bidang marketing dan manajemen bisnis, consumer goods adalah barang yang diproduksi untuk memenuhi kebutuhan konsumen akhir. Secara umum, barang ini dibagi menjadi tiga kategori: barang tahan lama, barang tidak tahan lama, dan barang jasa.
Sebagai contoh, elektronik rumah tangga (barang tahan lama), makanan dan minuman (barang tidak tahan lama), dan penjahit (barang jasa).
Dari sini, Anda pastinya sudah mulai paham sedikit-sedikit. Namun, Anda juga perlu memahami lebih lanjut terkait jenis-jenisnya. Secara umum, consumer goods ini memiliki 3 jenis sebagaimana telah disebutkan sebelumnya. Berikut penjelasan lengkapnya:
Jenis pertama merujuk pada produk yang memiliki umur pakai yang lama, biasanya lebih dari tiga tahun. Karena memiliki daya tahan yang lama, maka harga produk semacam ini tentu cenderung mahal. Contohnya seperti: mobil, peralatan elektronik, furniture, dan produk lainnya yang tidak gampang rusak atau diganti.
Baca Juga: 10 Contoh Barang Produksi yang Sering Anda Gunakan
Sebaliknya, barang tidak tahan lama adalah produk-produk yang bisa habis dalam waktu singkat, biasanya tidak lebih dari 3 tahun bahkan 1 tahun. Jenis produk ini umumnya digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya seperti makanan, minuman, dan produk perawatan pribadi.
Jenis barang yang terakhir adalah layanan atau jasa. Produk ini tak seperti jenis produk sebelumnya yaitu berwujud. Sebab jenis barang ini umumnya mencakup penawaran manfaat atau pemecahan masalah melalui keahlian, waktu, atau fasilitas. Contohnya seperti layanan kesehatan, pendidikan, atau service otomotif.
Baca Juga: Ciri-Ciri Perusahaan Jasa, Jenis dan Contohnya
Selain jenis-jenisnya, kita juga bisa memahaminya dalam beberapa kategori atau klasifikasi. Dalam buku berjudul “Consumer Behaviour: Essence, Position & Strategy” karya Wardhana dkk (2022), terdapat 5 klasifikasi consumer goods. Berikut di antaranya:
Fast moving consumer goods atau disingkat FMCG ini merupakan barang yang sering dicari konsumen dan cepat habis. Produk-produk ini memiliki harga terjangkau serta mudah ditemukan di berbagai toko. Contohnya: makanan ringan, minuman botol, rokok, dan barang-barang keseharian lainnya.
Selain itu, konsumen yang membeli FMCG ini hampir pasti rutin karena merupakan kebutuhan sehari-hari. Biasanya, pembelian dilakukan karena dipengaruhi oleh kebiasaan, kebutuhan, atau kenyamanan. Bahkan tidak sedikit yang terpengaruh dengan merek atau harga yang bersaing.
Berbeda dengan FMCG, shopping consumer goods mencakup produk yang lebih mahal dan membutuhkan lebih banyak perhatian dalam pemilihannya. Misalnya seperti pakaian, peralatan rumah tangga, dan elektronik. Barang-barang tersebut umumnya dipertimbangkan konsumen secara serius karena harga dan kualitasnya yang tinggi.
Kebiasaan pembelian barang jenis ini lebih jarang dilakukan oleh konsumen. Mereka bahkan bisa riset terlebih dahulu sebelum membeli, baik itu terkait kualitas, harga, fitur, maupun diskonnya. Sehingga, waktu yang dihabiskan oleh konsumen untuk membeli barang ini cenderung lebih lama karena demi mendapatkan produk yang terbaik.
Selanjutnya, convenience consumer goods adalah barang-barang yang dibeli dengan mudah atas dasar kenyamanan. Barang ini lebih tahan lama ketimbang barang-barang FMCG. Contohnya seperti susu, minyak, beras, dan kebutuhan lain yang dirasa memberikan kenyamanan.
Meski demikian, pembelian produk convenience biasanya tidak membutuhkan banyak perencanaan. Konsumen cenderung memilih produk yang paling mudah dijangkau atau yang paling familier. Umumnya, alasan mereka adalah faktor kenyamanan dan kecepatan dalam mendapatkan produk.
Berbeda dengan sebelum-sebelumnya, unsought consumer goods adalah produk yang tidak dicari oleh konsumen sampai mereka benar-benar membutuhkan atau menyadari kebutuhannya. Seperti asuransi jiwa, servis otomotif, ataupun alat pemadam kebakaran. Produk ini biasanya memiliki pasar yang lebih sempit dan hanya dibeli dalam situasi tertentu.
Pembelian unsought goods biasanya dipengaruhi oleh situasi atau peristiwa tertentu, seperti kecelakaan atau kebutuhan darurat lainnya. Oleh karena itu, strategi pemasaran dari perusahaan yang memproduksi barang ini umumnya lebih berfokus pada edukasi dan pembangkitan kesadaran akan kebutuhan yang mendesak.
Lalu yang terakhir, yakni special goods mencakup produk yang unik dan bernilai tinggi. Contohnya mobil mewah, perhiasan, atau barang seni yang langka. Produk ini sering kali memiliki kualitas atau desain yang berbeda dari barang lainnya, sehingga ketersediaan barang ini cenderung eksklusif.
Pembelian barang jenis ini hampir sama dengan shopping consumer goods. Konsumen sebelum membeli selalu mempertimbangkan matang-matang, seperti melakukan riset, menimbang nila serta keunikan produk. Itu sebabnya keputusan pembelian terhadap barang ini didorong oleh keinginan kepemilikan pribadi.
Supaya lebih jelas lagi, mari kita ulas contoh consumer goods berdasarkan beberapa perusahaan serta produknya. Berikut di antaranya:
Unilever adalah salah satu perusahaan multinasional terkemuka yang bergerak di sektor barang konsumen, terutama yang termasuk kategori FMCG. Perusahaan ini memproduksi berbagai macam produk yang digunakan sehari-hari oleh konsumen di seluruh dunia, seperti sabun Dove, shampoo Sunsilk, dan es krim Magnum.
Samsung merupakan perusahaan elektronik global yang terkenal dengan produk-produk teknologinya. Produk perusahaan ini bisa dibilang masuk dalam klasifikasi shopping goods, karena harga dan kualitasnya yang bersaing. Produk Samsung umumnya meliputi smartphone, laptop, mesin cuci, kulkas, dan TV LED.
Bee.id adalah perusahaan developer software accounting yang menawarkan produk software dan aplikasi akuntansi. Produk ini termasuk dalam kategori convenience goods karena memberikan kemudahan akses dan efisiensi dalam mencatat, memantau, dan mengelola arus kas dengan cepat dan praktis.
Salah satu produk unggulannya adalah Beecloud, aplikasi pembukuan keuangan yang dirancang khusus untuk membantu bisnis mengelola keuangan. Dengan berbagai fitur seperti laporan keuangan otomatis, pengelolaan transaksi, hingga integrasi dengan berbagai platform, Beecloud menjawab kebutuhan pengelolaan keuangan yang cepat dan efisien.
Kalau Anda kebetulan pemilik bisnis, Beecloud tentu saja cocok dengan kebutuhan Anda. Untuk informasi selengkapnya, silakan klik banner di bawah ini!
Contoh keemapt adalah Allianz, perusahaan asuransi global yang menyediakan berbagai produk asuransi jiwa, kesehatan, dan properti. Asuransi dari Allianz ini termasuk dalam kategori unsought goods karena biasanya tidak dicari oleh konsumen, kecuali ada kebutuhan mendesak. Produk Allianz di Indonesia ada SmartLink Protection Life (asuransi jiwa), Allianz Pasti (asuransi kesehatan), Allianz LegacyPro (asuransi kesejahteraan keluarga)
Kemudian contoh terakhir Ferrari, produsen mobil mewah asal Italia yang dikenal dengan mobil sport berperforma tinggi dan desain eksklusif. Produk Ferrari, ini masuk kategori special goods karena memiliki harga yang sangat tinggi dan ditujukan bagi konsumen yang mencari status serta prestise, seperti Ferrari Portofino, California T, Ferrari 486 Italia, dan Ferrari 485 Spider
Itulah penjelasan lengkap terkait consumer goods. Berbagai jenis dan klasifikasi di atas sangat penting untuk dipahami, terutama jika Anda seorang pebisnis. Dengan memahami perbedaan perilaku pembelian konsumen, pebisnis dapat terbantu dalam merancang strategi pemasaran yang lebih efektif, khususnya untuk menyesuaikan produk dengan kebutuhan pasar.