Consignment atau konsinyasi adalah suatu sistem bisnis di mana pihak yang menyediakan barang (consignor) menyerahkan barang kepada pihak yang akan menjualnya (consignee), namun kepemilikan barang tetap berada di tangan consignor.
Dalam konteks ini, consignee merupakan pihak yang bertindak sebagai agen atau perantara dalam proses pengiriman dan penjualan barang tersebut.
Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan secara lengkap apa itu consignee, perbedaannya dengan consignor, tugas-tugas yang harus dilakukan oleh Penerima barang, serta kelebihan dan kekurangan bisnis konsinyasi. Selain itu, kita juga akan membahas manfaat software akuntansi Beeaccounting untuk bisnis konsinyasi.
Sebelum kita memahami peran perantara penerima dan penjual, mari kita bahas terlebih dahulu pengertian consignee itu sendiri. Consignee adalah pihak yang ditunjuk atau penerima akhir dalam suatu pengiriman barang, bisa disebut dengan penerima barang atau importir.
Dalam konteks bisnis konsinyasi, Penerima barang merupakan pihak yang menerima barang dagangan yang dikirim oleh consignor untuk dijual atau didistribusikan.
Consignee adalah penerima akhir dari barang yang dikirim melalui sistem konsinyasi. penerima barang memiliki tanggung jawab untuk menjual atau mendistribusikan barang tersebut sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati dengan consignor.
Sedangan yang menjadikan perbedaan konsinyasi dengan dropshipper adalah stok barang, dimana untuk konsinyasi mengarusnya consigne melakukan stok barang di rumah sedangkan dropriper tidak perlu memiliki stok.
Dalam konsep konsinyasi, terdapat perbedaan peran antara consignee dan consignor. Consignor adalah pemilik barang yang menitipkan barangnya kepada consignee untuk dijual. Consignor memiliki kepentingan dalam menjual barang dan mendapatkan keuntungan dari penjualan tersebut.
Mereka bertanggung jawab untuk memastikan barang dikirim ke consignee dengan aman dan dalam kondisi yang baik. Consignor juga memiliki hak untuk mengatur harga jual barang, mengatur batas waktu penjualan, serta melakukan pengecekan terhadap laporan penjualan dan pembayaran yang diterima dari penerima barang.
Kesimpulnnya, consignor merupakan pihak yang menitipkan barang kepada penerima barang dengan harapan dapat menjualnya. Consignor memiliki tanggung jawab dalam memilih consignee yang dapat dipercaya dan memiliki reputasi baik. Consignor juga bertanggung jawab dalam menyediakan barang yang berkualitas dan mendukung proses pemasaran.
Baca Juga: Konsinyasi adalah Sistem Kerja Sama, Ini Penjelasan Detailnya
Sebagai penerima barang, Penerima barang memiliki beberapa tugas penting dalam proses konsinyasi. Berikut adalah tugas-tugas penerima barang yang dijelaskan berdasarkan sumber-sumber yang telah disebutkan.
Consignee bertanggung jawab menerima barang dari consignor dengan teliti. Pada saat penerimaan barang, consignee harus memeriksa kondisi barang dan mencatat jumlah serta detail barang yang diterima.
Penerima barang harus mengatur dan menyimpan barang dengan baik. Menurut everpro.id, Penerima barang juga bertanggung jawab dalam menampilkan barang secara menarik dan mengatur penempatan barang di toko atau outlet.
Penerima barang harus menjaga dan merawat barang dagangan dengan baik agar tetap dalam kondisi yang layak jual. Hal ini meliputi menjaga kebersihan, mencegah kerusakan, dan menghindari kehilangan barang selama proses penjualan.
Penerima barang memiliki tanggung jawab dalam memasarkan dan menjual barang dengan strategi yang efektif. Consignee harus memiliki pengetahuan tentang target pasar dan pelanggan potensial. Dalam menjual barang, mereka dapat menggunakan berbagai metode promosi dan periklanan yang sesuai.
Penerima barang harus menyusun laporan penjualan secara teratur dan mengirimkan hasil penjualan serta pembayaran kepada consignor. Laporan ini harus akurat dan transparan agar consignor dapat memantau penjualan dan keuangan dengan baik.
Penerima barang bertanggung jawab untuk melakukan pembayaran kepada consignor atas barang dagangan yang terjual. Selain itu, mereka juga harus menyampaikan laporan transaksi secara teratur kepada consignor, termasuk detail penjualan dan pembayaran yang telah dilakukan.
Jika ada barang dagangan yang tidak terjual dalam jangka waktu yang ditentukan, consignee perlu mengatur pengiriman kembali barang tersebut kepada consignor. Hal ini melibatkan proses pengemasan dan pengiriman yang aman, serta pelaporan kepada consignor mengenai barang yang dikembalikan.
Tugas-tugas consignee tersebut sangat penting dalam menjalankan bisnis konsinyasi. Keterampilan dalam mengelola stok barang, memasarkan produk, serta melakukan pelaporan dan pembayaran yang tepat akan membantu mereka mencapai keberhasilan dalam bisnis ini
Bisnis konsinyasi memiliki beberapa kelebihan yang dapat menguntungkan baik bagi consignor maupun consignee. Berikut adalah beberapa kelebihan bisnis konsinyasi:
Kelebihan-kelebihan ini menjadikan bisnis konsinyasi sebagai alternatif yang menarik bagi para pelaku bisnis untuk memperluas jangkauan pasar dan mengurangi risiko persediaan yang tidak terjual.
Tentu saja, bisnis konsinyasi juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan consignee. Berikut adalah beberapa kekurangan bisnis konsinyasi:
Secara keseluruhan, kekurangan-kekurangan ini harus dipertimbangkan secara hati-hati oleh consignor dan consignee sebelum memutuskan untuk terlibat dalam bisnis konsinyasi.
Baca Juga: Pengertian Sistem Konsinyasi dan Contoh Pencatatan Akuntansinya
Dalam mengelola bisnis konsinyasi, penting bagi consignor dan consignee untuk memiliki sistem akuntansi yang efisien dan terpercaya. Salah satu software akuntansi yang dapat memberikan manfaat bagi bisnis konsinyasi adalah software konsinyasi Beeaccounting.
Terdapat dua versi software konsinyasi dari Beeaccounting yaitu; konsinyasi keluar dan konsinyasi masuk.
Beeaccounting menyediakan modul khusus untuk bisnis konsinyasi yang dapat membantu dalam mengelola stok barang, penjualan, dan administrasi keuangan. Beberapa manfaat menggunakan Beeaccounting untuk bisnis konsinyasi antara lain:
Dengan menggunakan Beeaccounting, consignor dan consignee dapat menjalankan bisnis konsinyasi dengan lebih efisien dan terorganisir, serta mendapatkan informasi yang akurat mengenai kinerja bisnis.
Dalam bisnis konsinyasi, peran consignee sangat penting sebagai penerima akhir dan penjual barang dagangan. Consignee memiliki tugas-tugas yang harus dilakukan, baik dalam hal penerimaan barang, penjualan, pengelolaan stok, dan pelaporan penjualan. Bisnis konsinyasi memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan oleh consignor dan consignee.