Cara menghitung biaya produksi merupakan komponen penting dalam laporan keuangan perusahaan karena sangat berguna dalam perhitungan laporan laba rugi (income statement).
Biaya produksi memiliki peran penting untuk mengetahui unsur-unsur apa saja yang membutuhkan pendanaan serta besaran biaya yang disebutkan. Dalam hal ini akan sangat membantu Pebisnis dalam menganalisa dan mengevaluasi proses produksi yang dilakukan.
Secara umum, biaya produksi merupakan biaya yang terkait upaya meningkatkan pendapatan usaha. Biaya ini mencakup semua hal (biaya bahan baku, tenaga kerja, operasional, dsb) yang dikeluarkan perusahaan dalam menghasilkan produk atau jasa sejak awal produksi hingga barang siap dijual ke konsumen.
Contohnya, sebuah pabrik harus menyiapkan biaya berupa bahan baku untuk menghasilkan produk. Selain bahan baku, pabrik juga harus menyediakan pegawai dan biaya lain untuk memastikan produk bisa sampai ke tangan konsumen.
Biaya produksi yakni biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan produksi dari suatu produk dan akan dipertemukan (dimatchkan) dengan penghasilan (revenue) di periode mana produk itu di jual.
Jumlah total semua kebutuhan dana yang ada hubungannya dengan proses produksi barang serta penyediaan layanan
Biaya Produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh pengusaha untuk dapat menghasilkan output atau dengan kata lain yaitu nilai semua faktor produksi yang dipergunakan untuk menghasilkan (memproduksi) output.
Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku yang berbentuk fisik dan langsung masuk ke dalam produksi uuntuk diproses menjadi bagian barang jadi.
Contohnya, seperti produk bakso yang membutuhkan daging sapi, tepung tapioka, bumbu penyedap, dll.
Biaya yang dikeluarkan dari tenaga kerja yang terlibat dalam produksi dalam bentuk upah, gaji, tunjangan dan asuransi. Mereka disebut juga sebagai tim produksi.
Biaya yang dikeluarkan untuk mempertahankan fungsi produksi, tetapi tidak langsung dikonsumsi pada unit individu. Biaya tersebut melibatkan berbagai macam unsur dan kebutuhan dalam pelaksanaan proses pembuatan suatu barang/jasa.
Biaya overhead pabrik meliputi 2 hal, yaitu:
a. Bahan material tidak langsung (indirect material) yang digunakan dalam proses produksi tetapi tidaj dapat dilacak langsung ke produk. Bahan-bahan ini diklasifikasikan sebagai bahan tidak langsung karena tidak akan mungkin (atau tidak efektif) untuk menentukan biaya pasti dari bahan yang masuk ke dalam produksi suatu produk.
Contoh: listrik, lem, pembersih, dll.
b. Tenaga kerja tidak langsung (indirect labor) yang tidak terlibat langsung dala produksi
Contohnya: pengawas, teknisi perawatan mesin dan petugas keamanan. Upah dan tunjangan tenaga kerja tersebut diklasifikasikan sebagai biaya tenaga kerja tidak langsung.
Biaya-biaya Lainnya, seperti sewa pabrik, sewa mesin dan asuransi biasanya diklasifikasikan sebagai biaya-biaya lainnya dalam memperhitungkan biaya produksi.
Berikut ini rumus menghitung biaya produksi: Biaya material langsung + biaya tenaga kerja langsung + biaya tenaga kerja tidak langsung + biaya overhead pabrik
Baca Juga: Apa Itu Manajemen Operasional? Fungsi, Tujuan dan Peran Pentingnya
Biaya pada periode tertentu dengan jumlah tetap dan tidak tergantung pada hasil produksi perusahaan. Contoh: pajak, sewa gedung, biaya administrasi, dsb.
Biaya yang jumlahnya bisa berubah-ubah sesuai dengan hasil produksi perusahaan. Artinya, semakin besar hasil produksi, semakin tinggi biaya variabel. Contoh: gaji tenaga kerja, biaya bahan baku yang dikeluarkan berdasarkan jumlah produksi.
Biaya total dari biaya tetap dan biaya variabel untuk menghasilkan produk jadi dalam periode tertentu.
Biaya rata-rata adalah jumlah biaya produksi per unit yang dihasilkan oleh perusahaan yang menghasilkan banyak barang produksi. Jumlah ini dihitung dari pembagian total biaya dengan jumlah produksi yang dihasilkan.
Biaya tambahan yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit produk jadi. Biaya ini timbul ketika ekspansi produksi dilakukan untuk meningkatkan jumlah barang yang diproduksi.
Biaya produksi memengaruhi harga pokok penjualan. Ketepatan hitungan dari biaya produksi sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan harga dan mengakibatkan kerugian.
Mengetahui biaya produuksi secara detil dapat membantu dalam mengambil keputusan jangka pendek seperti pembelian bahan baku, peralatan produksi, penentukan harga jual produksi dan meminimalisir berbagai risiko terkait proses produksi.
Pengumpulan semua bukti transaksi, registrasi dan identifikasi biaya produksi yang sesuai memudahkan tugas manajemen produksi dalam hal pemantauan dan pengendalian biaya produksi. Melalui pengumpulan bukti dari transaksi dengan tepat akan menghasilkan penentuan biaya produksi yang tepat pula.
Mengetahui secara pasti biaya produksi dapat membuat kita mengetahui margin atau keuntungan dengan pasti. Ada banyak bisnis yang tidak bisa bertahan karena tidak tahuu berapa biaya produksi yang dikeluarkan.
Baca Juga: Kenali Perbedaan Omzet dan Profit serta Strateginya Untuk Bisnis
Ada biaya produksi langsung dan tidak langsung yang perlu dikeluarkan oleh perusahaan. Biaya produksi langsung biasanya berupa hal-hal yang terkait bahan baku yang harus dibeli hingga gaji yang harus dibayarkan. Sementara biaya produksi tidak langsung adalah biaya yang tidak terduga seperti ongkos pengadaan peralatan hingga sewa gudang penyimpanan.
Sering kali, perusahaan hanya berpatokan pada biaya produksi langsung yang pengeluarannya bersifat pasti. Namun perlu diingat, segala hal yang turut menunjang tuntasnya proses produksi seperti sewa pabrik, gudang penyimpanan, listrik, transportasi, dsb juga perlu dicatat.
Metode ini diartikan sebagai metode penentu biaya produksi yang memperhitungkan segala unsur biaya produksi, yaitu BBB (Biaya Bahan Baku), BTKL (Biaya Tenaga Kerja Langsung), dan BOP (Biaya Overhead Pabrik) yang berperilaku variable maupun yang berperilaku tetap.
PT Angin Ribut meruupakan perusahaan yang bergerak di bidang skincare. Dalam satu bulan mereka memproduksi 10.000 skincare yang dipasarkan melalui marketplace.
Bahan baku Rp 70.000.000
Tenaga kerja langsung Rp 30.000.000
Overhead pabrik variable Rp 10.000.000
Overhead pabrik tetap Rp 20.0000.000 +
Biaya Produksi Rp 130.000.000
Metode ini merupakan metode yang menentukan biaya produksi berdasarkan yang berperilaku variabel saja, yaitu BBB (Biaya Bahan Baku, (BTKL) Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL), dan BOP (Biaya Overhead Pabrik) variabel.
Contoh Metode Variable Costing Menghitung Biaya Produksi
PT Angin Ribut meruupakan perusahaan yang bergerak di bidang skincare. Dalam satu bulan mereka memproduksi 10.000 skincare yang dipasarkan melalui marketplace.
Bahan baku Rp 70.000.000
Tenaga kerja langsung Rp 30.000.000
Overhead pabrik variabel Rp 10.0000.000 +
Biaya Produksi Rp 110.000.000
Sering kali dalam berbisnis Anda hanya mencatat biaya produksi yang terlihat dan pasti seperti pengeluaran bahan baku, gaji karyawan, dan sewa tempat.
Namun perlu diingat, banyak biaya tidak langsuung yang perlu dicatat dalam pengeluaran biaya produksi. Hal apapun mulai dari pabrik, gudang penyimpanan, listrik, transportasi, dll. Libatkan juga segala hal yang turut menunjang selesainya proses produksi.
Jika hal tersebut sering kali Anda lewatkan, ada baiknya Anda mulai menggunakan Software Akuntansi untuk pencatatan biaya produksi. Selain it menggunakan Software Akuntansi Beeaccounting juga memudahkan dalam membuat laporan biaya produksi dan laporan keuangan.
Coba gratis dengan klik di sini atau klik gambar di bawah ini.