Saya ingin cerita bagaimana cara meningkatkan omset penjualan dengan matematika sd saat meng-handle usaha distributor. Usaha ini awalnya hanya memiliki 500 outlet dalam waktu 11 bulan menjadi 1100 outlet dan omsetnya naik hingga 79%. Penasaran bagaimana? Simak ulasannya di bawah ini. - David Santoso, Founder & CEO dari Software Akuntansi dan Software Kasir Bee.
Omset atau omzet menurut KBBI adalah jumlah uang hasil penjualan barang (dagangan) tertentu selama suatu masa jual. Lebih jelasnya, omset adalah seluruh total dari penjualan produk dalam suatu masa tertentu yang belum dikurangi HPP dan biaya yang dikeluarkan untuk modal seperti biaya produksi, gaji pegawai, dan biaya operasional lainnya.
Dengan kata lain, omset dapat juga diartikan sebagai pendapatan kotor atau laba kotor yang dihasilkan usaha Anda. Jumlah omset usaha kerap dijadikan patokan untuk menilai golongan usaha apakah skala kecil, menengah atau besar. Namun perlu diingat, karena omset merupakan laba kotor sehingga belum mencerminkan keuntungan bersih (profit) yang diperoleh usaha Anda.
Nah, profit adalah pendapatan bersih perusahaan atau jumlah uang yang Anda hasilkan dari penjualan dalam periode tertentu yang sudah dikurangi dengan HPP dan biaya. Dapat dikatakan juga sebagai laba bersih atau pendapatan bersih.
Salah satu parameter penting dalam bisnis adalah seberapa besar omzet penjualan yang diperoleh.
Tingkat keberhasilan sebuah bisnis dapat dilihat berdasarkan tingginya penjualan. Semakin tinggi penjualan, maka akan semakin banyak keuntungan yang akan didapatkan. Bagi para pelaku bisnis harus mengetahui secara akurat berapa besar omzet yang didapatkan secara berkala. Selanjutnya, para pelaku bisnis juga harus memahami tentang bagaimana cara meningkatkan omzet penjualan.
Hantaman gelombang pandemi yang terjadi selama dua tahun ini berimbas pada kegiatan ekonomi masyarakat. Memang biasanya dengan mudah kita akan menyalahkan pandemi jika omset turun. Namun, apakah Anda pernah merasakan omset turun bahkan sebelum terjadinya pandemi?
Hampir sebagian Pebisnis pasti pernah mengalaminya. Apakah Anda mengetahui penyebabnya? Sering kali Pebisnis tidak sadar saat omset turun dan mebiarkannya berlarut-larut berharap esok akan lebih baik tanpa melakukan apapun. Jangan sampai Anda sebagai pebisnis tidak peka terhadap penyebab adanya penurunan omset penjualan.
Padahal tampak di depan mata tanda-tandanya yang bisa segera diidentifikasi seperti pelanggan yang jarang datang ke toko, iklan yang tidak menghasilkan leads, tidak ada lagi uang kas sehingga Anda tidak bisa membayar gaji karyawan. Hanya tinggal menunggu bendera kuning untuk usaha Anda.
Inilah pentingnya mengidentifikasi apa sebenarnya penyebab omset turun. Mengapa kompetitor bahkan lebih sukses? Apa yang membedakan usaha Anda dengan usaha kompetitor?
Berikut 5 penyebab omset penjualan turun:
Saat terjadi kenaikan harga pada bahan baku pembuatan produk, mau tidak mau membuat Pebisnis memilih untuk mengubah kualitas produk. Namun strategi seperti ini cukup berbahaya sebab masyarakat saat ini sudah pandai dalam memilih produk.
Selain itu, semakin pesatnya penggunaan teknologi memudahkan pelanggan menyebarkan ulasan untuk produk Anda.
Harga merupakan salah satu faktor penentu apakah calon pembeli jadi membeli produk kita atau tidak. Maka dari itu, harga yang ditetapkan dalam sebuah produk menjadi hal yang sangat sensitif.
Ada saja pebisnis yang mematok harga terlalu tinggi tanpa melihat harga pasaran suatu produk. Hal tersebut tentu membuat calon pembeli kabur dan pindah ke tempat lain yang menawarkan harga lebih sesuai dengan pasaran.
Ketika stok habis dan Anda baru mulai ingin menambah stok itu berarti Anda belum bisa melakukan manajemen stok. Stok perlu diperbarui sebelum produk benar-benar habis. Calon pembeli tidak suka menunggu. Apabila terjadi keterlambatan dalam pengirimannya maka banyak pelanggan yang kecewa dan akhirnya berpindah ke toko lain.
Pelayanan yang kurang memuaskan juga menjadi salah satu penyebab turunnya omset. Walau terlihat sepele, namun pelayanan menjadi kunci utama yang perlu dilakukan penjual terhadap pembeli. Ketika pelayanan yang diberikan buruk seperti tidak sopan, menyinggung hati dan sebagainya, maka pelanggan tidak akan kembali belanja lagi.
Di zaman yang serba digital, media sosial menjadi alat yang paling ampuh untuk melakukan promosi, mengenalkan produk, dan memberikan harga promo. Banyak pebisnis terutama yang bisnis online mengaktifkan hampir seluruh media sosial. Mulai dari Instagram hingga Youtube. Pasar digital akan selalu menarik. Jangkauan yang didapatkan pun lebih luas. kamu bahkan bisa menggaet pelanggan baru. Bahkan, pelanggan pun tak perlu ke toko kamu bila mana kamu menyediakan katalog online pada media sosial.
Baca Juga: Kenali Perbedaan Omzet dan Profit serta Strateginya untuk Bisnis
Omset dapat dihitung dengan cara mengalikan harga jual dan jumlah produk yang dijual.
Omzet = Harga × Jumlah Produk
Sebagai contoh: Toko Mitra Keluarga adalah sebuah toko buku retail. Dalam 1 bulan mereka menjual sebanyak 10.000 buku dengan harga satuannya Rp 25.000. Maka total omset yang didapatkan Toko Mitra Keluarga dalam satu bulan sebanyak: Rp 25.000 x 10.000pcs = Rp 250.000.000
Bagaimana jika usaha kita menjual beragam jenis barang dengan harga yang berbeda?
Sebagai contoh: Toko Fallin Flower adalah toko yang menjual seprei dengan 100 merek berbeda. Dalam 1 bulan mereka menjual: Seprei X dengan harga Rp 200.000 terjual sebanyak 30 buah Seprei Y dengan harga Rp 100.000 terjual sebanyak 100 buah Seprei Z dengan harga Rp 300.000 terjual sebanyak 50 buah Maka total omset Toko Fallin Flower adalah sebagai berikut: (Rp 200.000 x 30) + (Rp 100.000 x 100) + (Rp 300.000 x 30) = Rp 25.000.000
Berdasarkan dari rumus di atas maka dapat disimpulkan bahwa cara untuk meningkatkan omset penjualan cuma ada 2 cara, yaitu menaikkan harga produk dan meningkatkan volume produk jual.
Namun tentu Anda tetap akan bertanya, bagaimana caranya?
Bagaimana caranya menambah customer baru?
Bagaimana customer gak pindah toko sebelah?
Bagaimana menaikkan rata-rata belanja?
Bagaimana suapaya customer repeat order?
Tidak mungkin kita dapat meningkatkan jumlah produk terjual tanpa ada strategi khusus. Begitu juga dengan harga, jika kita menaikkan harga tanpa persiapan, maka justru bisa menurunkan omset.
Cara termudah untuk meningkatkan omset adalah dengan menaikkan harga jual. Menaikkan harga ada 2 cara:
Memahami margin Anda dengan baik akan membantu Anda mengatur strategi untuk meningkatkan profit dan bisnis Anda. Ketahui gross profit margin yang Anda hasilkan dari setiap klien, produk, iklan, dan layanan Anda.
Kombinasi berbagai jenis produk yang dijual kepada konsumen oleh sebuah perusahaan atau suatu unit usaha.
Contoh Kasus: Omset Awal Harga: Rp 10.000 Jumlah Terjual: 1.000pcs Omset = Rp 10.000 x 1.000pcs = Rp 10.000.000 Omset Setelah Menaikkan Harga Harga: Rp 12.000 Jumlah Terjual: 1.000pcs Omset = Rp 12.000 x 1.000pcs = Rp 12.000.000 Omset Naik 20%
Tapi hati-hati, cara ini memiliki risiko besar. Menaikkan harga jual tanpa validasi market, strategi dan timing yang tepat malah akan membuat customer lari.
Alih-alih omset naik malah bikin volume jual anjlok!
Cara ini lebih scalable dibandingkan dengan menaikkan harga. Meningkatkan volume jual produk bisa dengan melakukan promosi yang efektif. Ada 2 cara meningkatkan volume jual yaitu dengan:
Customer adalah hal yang sangat penting bagi keberlangsungan usaha yang sedang dijalankan. Sebab, dengan adanya pelanggan, bisnis dapat lebih berkembang dan bertahan menghadapi persaingan dunia usaha. Oleh karena itu, memiliki pelanggan yang lebih banyak dari sebelumnya adalah salah satu impian dari para pemilik usaha.
Contoh kasus, bulan ini omset Rp. 100 juta yang beli 100 customer. Jika anda ingin naik jadi Rp. 110 juta, maka anda bisa menambah jumlah customer. Yang dulunya 100 customer, anda harus tambah 10 orang lagi sehingga jadi => 110 customer Masing-masing belanja @ Rp. 1 juta => omset otomatis jadi Rp. 110 juta.
Bagaimana caranya menaikkan jumlah customer?
Buat promosi yang efektif dengan memanfaat-kan sosial media. Perluas jaringan bisnis yang Anda miliki melalui berbagai media sosial yang ada untuk memancing datangnya pelanggan baru ke dalam bisnis. Semakin luas dan kuat jaringan yang Anda miliki, akan semakin besar juga kesempatan untuk mendapatkan pelanggan yang baru.
Menurut hasil riset Frederick Reichheld of Bain & Company, meningkatkan customer rentention rate 5% sudah bisa menaikkan profit sebanyak 25%-95%.
Berdasarkan persentase hasil riset tersebut, dapat disimpulkan bahwa perusahaan lebih perlu fokus terhadap upaya dan biaya untuk melayani customer lama yang sudah berlangganan. Sebab, mereka loyal dalam mengeluarkan uang untuk berbelanja produk barang dan layanan Anda dari waktu ke waktu.
Semakin tinggi jumlah transaksi/konsumsi per bulan dari pelanggan Anda, maka teorinya akan semakin tinggi juga omset bisnis Anda. Bagaimana caranya meningkatkan konsumsi per customer?
Strategi penjualan yang dilakukan dengan fokus pada peningkatan jumlah pembelian yang dilakukan oleh satu orang pelanggan untuk mendapatkan nilai lebih.
Misal omset bulan lalu Rp. 100 juta yang didapat dari 100 customer, maka AOV anda bulan lalu => Rp. 1 juta. Nah kalau anda ingin naik omset 10% bulan ini, salah satu yang bisa anda lakukan adalah gimana naikin AOV yang Rp. 1 juta tadi, 10% lebih tinggi jadi => Rp. 1,1 juta. Apabila yang beli tetap 100 customer maka omset anda sekarang jadi => Rp. 110 juta. Naik 10% kan.
Strategi penjualan yang dilakukan untuk menambah frekuensi belanja customer. Misalnya, yang semula customer hanya belanja satu bulan sekali, berubah menjadi seminggu sekali atau bahkan seminggu tiga kali.
Baca Juga: Strategi Promosi Kreatif dan Kekinian Untuk Meningkatkan Omset
Banyak orang yang mengatakan jika memulai bisnis itu sulit, tapi tantangan terberat justru saat berusaha mengembangkannya. Apakah bisnis Anda saat sedang mengalami stuck, diam di tempat dan omsetnya segitu-gitu saja, mengalami kerugian atau bahkan hampir terancam gulung tikar?
Jika Anda mengalami salah satu dari masalah tersebut, Anda bisa Download Flowchart Cara Meningkatkan Omset Penjualan Pakai Matematika SD di sini atau klik gambar di bawah ini.
Flowchart tersebut bisa ditempel di dinding atau dibagikan ke tim Anda.