🎉 Akhir Tahun Buanyak Diskon-nyaaa, Disc. upto 25%
Logo Bee Web

Cara Menghitung PPh 21 Karyawan Terbaru 2023

Pelajari cara mudah menghitung PPh 21 atau Pajak Penghasilan Pasal 21 dengan metode nett, gross, dan gross up.
Penulis: Rizal Arisona
Kategori: ,
Terbit: Thursday, 30 March 2023
Diperbarui: Thursday, 30 March 2023
Daftar Isi

Bagi sebagian orang, menghitung besaran PPh 21 bisa menjadi tugas yang menakutkan dan membingungkan. Namun, sebenarnya cara menghitung PPh 21 tidaklah sulit.

Dalam artikel ini, kita akan membahas contoh perhitungan PPh 21 menggunakan 3 metode, yaitu nett, gross, dan gross up. Dengan pemahaman yang benar, menghitung PPh 21 akan menjadi tugas yang mudah dilakukan.

Pengertian Pajak PPh 21

Dikutip dari Kemenkeu, PPh 21 atau Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pajak penghasilan yang dibebankan kepada penerima penghasilan yang bersifat tetap atau tidak tetap. Pajak ini dikenakan atas penghasilan yang diterima oleh seseorang dari berbagai jenis penghasilan, seperti gaji, tunjangan, bonus, honorarium, komisi, dan penghasilan lainnya.

PPh 21 merupakan pajak final bagi penerima penghasilan, yang berarti bahwa setelah dipotong pajak, penerima penghasilan tidak perlu membayar pajak lagi atas penghasilan tersebut.

 

Biaya Jabatan Pph 21

Besaran pajak PPh 21 dibayar oleh penerima penghasilan ditentukan berdasarkan tarif pajak penghasilan

PPh 21 merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang penting, yang digunakan untuk membiayai berbagai program dan kegiatan pemerintah, seperti pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan keamanan nasional.

Oleh karena itu, penting bagi setiap penerima penghasilan untuk memahami kewajiban membayar pajak PPh 21 dan memenuhinya dengan tepat waktu.

Peserta Wajib Pajak Penghasilan Pasal 21

Peserta wajib pajak PPh 21 adalah karyawan atau pegawai dari suatu perusahaan atau organisasi yang menerima penghasilan dari pemberi penghasilan yang bersifat tetap atau tidak tetap. Jadi, jika Anda bekerja di suatu perusahaan dan menerima gaji atau upah, maka Anda termasuk dalam kategori peserta wajib pajak PPh 21.

Sebagai peserta wajib pajak PPh 21, Anda memiliki kewajiban untuk membayar pajak sesuai dengan besarnya penghasilan yang diterima. Pajak ini akan dipotong langsung dari gaji atau upah Anda setiap bulannya dan disetor ke kas negara oleh pemberi penghasilan.

Namun, Anda juga memiliki hak untuk memperoleh keringanan pajak atau pengurangan pajak jika memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah, seperti memiliki tanggungan keluarga atau memenuhi persyaratan sebagai pegawai yang bekerja di daerah tertentu.

Metode Cara Menghitung PPh 21

Untuk menghitung PPh karyawan, terdapat tiga metode yang dapat digunakan, yaitu dengan metode perhitungan pajak penghasilan nett, gross, dan gross up. Sebelum melakukan perhitungan,

Dalam menghitung PPh, terdapat beberapa metode perhitungan yang dapat digunakan.

1. Cara Menghitung PPh 21: Metode Nett

Metode pertama adalah metode perhitungan pajak penghasilan nett. Metode ini didasarkan pada penghasilan bruto karyawan dikurangi dengan potongan-potongan tertentu yang diatur oleh pihak pajak.

Beberapa potongan yang bisa diperhitungkan dalam metode ini adalah iuran pensiun, biaya jabatan, dan tunjangan keluarga.

Setelah potongan-potongan tersebut dihitung, maka penghasilan netto atau penghasilan yang dikenakan pajak dapat dihitung dengan mengurangi penghasilan bruto dengan total potongan yang sudah dihitung sebelumnya. Setelah itu, pajak yang harus dibayarkan dapat dihitung berdasarkan lapisan tarif PPh 21 yang berlaku.

2. Cara Menghitung PPh 21: Metode Gross

Metode kedua adalah metode perhitungan pajak penghasilan gross, di mana pajak dihitung berdasarkan penghasilan bruto tanpa potongan apapun.

Metode ini sering digunakan oleh perusahaan dalam memberikan kompensasi kepada karyawan dengan memberikan insentif atau bonus, sehingga perusahaan tidak perlu menghitung potongan seperti biaya jabatan atau iuran pensiun.

3. Cara Menghitung PPh 21: Metode Gross Up

Metode ketiga adalah metode perhitungan pajak penghasilan gross up, di mana pajak dihitung berdasarkan penghasilan bruto yang sudah dihitung dengan pajaknya, sehingga pemberi penghasilan harus menambahkan jumlah pajak yang harus dibayarkan oleh karyawan.

Metode ini sering digunakan oleh perusahaan yang memberikan kompensasi dengan jumlah bruto yang telah disesuaikan dengan jumlah pajak yang harus dibayarkan oleh karyawan.

cara menghitung pph 21

Ilustrasi penghitungan PPH 21

Penting untuk memilih metode perhitungan yang tepat dan akurat dalam menghitung PPh  karyawan agar karyawan tidak terkena sanksi atau denda dari pihak pajak.

Tarif Pajak PPh 21

Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 atau PPh 21 adalah persentase tarif pajak yang harus dibayar oleh Wajib Pajak atas penghasilan yang diterima dari pemberi penghasilan. Berikut adalah tarif pajak PPh 21 terbaru setelah revisi pada Januari 2022 berdasarkan UU HPP:

  • Penghasilan tahunan hingga Rp. 60.000.000 dikenakan tarif pajak sebesar 5 persen.
  • Penghasilan tahunan di atas Rp. 60.000.000 sampai dengan Rp. 250.000.000 dikenakan tarif pajak sebesar 15 persen.
  • Penghasilan tahunan di atas Rp. 250.000.000 sampai dengan Rp. 500.000.000 dikenakan tarif pajak sebesar 25 persen.
  • Penghasilan tahunan di atas Rp. 500.000.000 sampai dengan Rp. 5.000.000.000 dikenakan tarif pajak sebesar 30 persen.
  • Penghasilan tahunan di atas Rp. 5.000.000.000 dikenakan tarif pajak sebesar 35 persen.

Perlu dicatat bahwa tarif pajak dihitung berdasarkan penghasilan tahunan, sehingga Wajib Pajak harus menghitung penghasilan bruto selama satu tahun untuk menentukan tarif pajak yang harus dibayar.

Selain itu, Wajib Pajak juga dapat memperoleh potongan-potongan tertentu, seperti iuran pensiun, biaya jabatan, dan tunjangan keluarga, yang dapat mempengaruhi besarnya tarif pajak yang harus dibayar.

Contoh Perhitungan PPh 21

Di paragraf ini, akan dijelaskan contoh perhitungan menggunakan ketiga metode yang telah disebut di atas untuk memperjelas perbedaan antara metode nett, gross, dan gross up.

1. Contoh Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Metode Nett

Seorang karyawan menerima gaji nett sebesar Rp. 12.000.000 per bulan dan memiliki status tidak kawin (TK/0) serta tanpa tanggungan.

Hitung Penghasilan Nett:

Gaji Nett: Rp. 7.000.000

Biaya Jabatan 5% x Gaji: Rp. 350.000

Penghasilan Neto Sebulan: Rp. 6.650.000

x 12 bulan, maka

Penghasilan Neto Setahun: Rp. 79.800.000

Hitung Penghasilan Kena Pajak (PKP):

Penghasilan Neto Setahun – Pendapatan Tidak Kena Pajak (PTKP) TK/0

Rp. 79.800.000 – Rp. 60.000.000 = Rp. 19.800.000

Hitung PPh 21 Terutang Setahun Pajak:

5% x Rp. 19.800.000 = Rp. 990.000

Hitung PPh 21 Terutang Sebulan:

Rp. 990.000 : 12 = Rp. 82.500

Sehingga, pajak yang harus ditanggung setiap bulannya sebesar Rp. 82.500.

2. Contoh Perhitungan PPh 21 Metode Gross

Misalkan gaji bulanan yang ditawarkan oleh perusahaan adalah Rp. 8.500.000 untuk seorang karyawan yang berstatus tidak kawin dan tanpa tanggungan (PTKP TK/0).

Hitung Penghasilan Neto:

Pendapatan Bruto – Biaya Jabatan =

Gaji: Rp. 8.500.000

Biaya Jabatan 5% x Gaji: Rp. 425.000

Penghasilan Neto Sebulan: Rp. 8.075.000

x 12 bulan, maka

Penghasilan Neto Setahun: Rp. 97.500.000

Hitung Penghasilan Kena Pajak (PKP):

Penghasilan Neto Setahun – Pendapatan Tidak Kena Pajak (PTKP) TK/0

Rp. 97.500.000 – Rp. 60.000.000 = Rp. 37.500.000

Hitung PPh 21 Terutang Setahun Pajak:

5% x Rp. 37.500.000 = Rp. 1.875.000

Hitung PPh 21 Terutang Sebulan:

Rp. 1.875.000 : 12 = Rp. 156.250.

Sehingga, pajak yang harus ditanggung setiap bulannya sebesar Rp. 156.250.

3. Contoh Perhitungan PPh 21 Metode Gross Up

Berikut adalah contoh penghitungan PPh 21 dengan metode Gross Up untuk seorang karyawan dengan gaji bulanan sebesar Rp. 8.000.000, berstatus tidak kawin dan tanpa tanggungan (PTKP TK/0):

Hitung Gaji Pokok Setahun:

12 x Rp. 8.000.000 = Rp. 96.000.000

Hitung Penghasilan Bersih Setahun:

Gaji Pokok Setahun – Biaya Jabatan Setahun =

Rp. 96.000.000 x 5% = Rp. 4.800.000

Penghasilan bersih setahun: Rp. 96.000.000 – Rp. 4.800.000 = Rp. 91.200.000

Hitung Penghasilan Kena Pajak:

Penghasilan Bersih Setahun – PTKP =

Rp. 91.200.000 – Rp. 60.000.000 = Rp. 31.200.000

Perhitungan PPh 21 terutang dalam setahun adalah Rp. 31.200.000 x 5%= Rp. 1.560.000.

Pajak terutang dalam sebulan yang harus dibayarkan adalah sebesar Rp. 1.560.000 / 12 = Rp. 130.000.

Kesimpulan

Dalam mengelola bisnis, pengelolaan keuangan sangatlah penting untuk dijaga agar terhindar dari risiko-risiko yang merugikan bisnis. Salah satu bagian dari pengelolaan keuangan adalah menghitung PPh 21 karyawan.

Pentingnya menghitung PPh 21 karyawan telah dibahas di artikel ini, yang menekankan bahwa pengusaha harus memahami aturan dan prosedur yang berlaku agar terhindar dari sanksi.

Untuk mengelola keuangan, sebaiknya Anda menggunakan software akuntansi agar proses pencatatan dan pelaporan keuangan lebih mudah dan teratur. Salah satu software akuntansi online yang bisa Anda pilih adalah Beecloud.

Beecloud memberikan kemudahan dalam pengelolaan keuangan bisnis Anda, terutama untuk memudahkan kewajiban Anda dalam pelaporan pajak. Dengan Beecloud, Anda bisa mencatat semua transaksi bisnis secara terperinci dan otomatis terhubung dengan laporan keuangan.

Hal ini memudahkan Anda untuk membuat laporan pajak yang akurat dan tepat waktu tanpa perlu khawatir ketinggalan deadline.

Selain itu, Beecloud juga dilengkapi dengan fitur-fitur lainnya seperti pencatatan inventory, pembuatan faktur, dan pengaturan anggaran. Semua fitur ini dirancang untuk membantu Anda mengelola keuangan bisnis dengan lebih efisien dan efektif.

Coba gratis Beecloud, Klik gambar di bawah

Hitung Laporan Pajak Pakai Beecloud

Artikel Populer

Contoh Pasar Oligopoli Potret Pasar Persaingan Tidak Sempurna
Ragam contoh pasar oligopoli yang Anda ketahui bisa menambah wawasan dalam memahami jenis market ini. pasar jenis ini merupakan salah
Baca Juga
[DOWNLOAD] Contoh Cash Flow Excel dan Template Membuatnya Gratis
Contoh cash flow excel berfungsi untuk mengonversi data-data akuntansi pada laporan laba rugi dan neraca menjadi suatu informasi mengenai pergerakan
Baca Juga
Model AIDA: Pengertian, Kelebihan dan Contohnya
Apakah Anda pernah mendengar tentang konsep Marketing AIDA dalam pemasaran? Dengan menggunakan model ini, Anda dapat meningkatkan perhatian, minat, keinginan,
Baca Juga
Contoh Matriks SWOT, Pengertian dan Strategi Penerapannya
Matriks SWOT berfungsi sebagai alat atau metode analisa peluang atau ancaman dalam bisnis, dengan analisis ini pebisnis lebih waspada dan
Baca Juga
Berbagai Contoh Proposal Bisnis Lengkap dengan Rinciannya
Proposal bisnis merupakan suatu rencana bisnis yang ditulis dalam bentuk dokumen. Pelaku bisnis perlu membuat proposal bisnis sebelum memulai suatu
Baca Juga
Jenis dan Contoh Pelayanan Prima di Berbagai Bidang Usaha
Pelayanan prima atau service excellent merupakan rangkaian tindakan yang diberikan untuk memberikan layanan kepada pelanggan secara maksimal agar mereka mendapat
Baca Juga
Customer Service Bee

148rb+ Pengusaha Sudah Pakai Bee

"Operasional makin lancar, bisnis terkontrol dan mudah discale-up"
Hubungi Tim Bee sekarang untuk konsultasi GRATIS
Logo Bee Web
Software Akuntansi & Kasir No. 2 di Indonesia. Memudahkan Pemilik Bisnis dan Akuntan untuk mengerjakan dan menganalisa keuangan lebih cepat, mudah, dan akurat. Gratis Trial atau Demo Gratis dengan Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Aer Space - Jl. Karang Tinggal No.41B, Cipedes, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2024 Bee.id
magnifiercrossmenu