Cara menghitung HPP atau harga pokok penjualan seharusnya menjadi hal wajib yang diketahui oleh para pebisnis untuk mendapatkan bisnis yang stabil dan menguntungkan. Di mana, HPP ini digunakan untuk mengetahui total biaya produksi barang atau jasa yang akan dijual, sehingga dapat menetapkan harga jual yang tepat.
Dengan mengetahui HPP, pebisnis dapat memastikan harga jual cukup untuk menutupi biaya produksi dan menghasilkan keuntungan. HPP juga membantu dalam menganalisis profitabilitas produk, mengelola pengeluaran, serta menentukan strategi penjualan yang lebih efektif untuk meningkatkan daya saing bisnis.
Untuk menghitung harga pokok penjualan ini ada beberapa cara yang bisa dilakukan, namun dengan faktor penentu yang biasanya sama yakni biaya variabel dan biaya tetap . Informasi selengkapnya simak di bawah ini:
Harga pokok penjualan atau HPP adalah jumlah pengeluaran dan beban yang dikeluarkan secara langsung atau tidak langsung untuk menghasilkan produk baik berupa barang atau jasa. HPP ini bisa meliputi biaya bahan baku, tenaga kerja hingga overhead.
Menurut Wikipedia, HPP adalah total biaya yang dikeluarkan oleh suatu usaha dalam proses produksi pada satu periode. Dalam akuntansi keuangan dan pajak, konsep ini sangat penting karena berkaitan langsung dengan perhitungan profitabilitas bisnis. HPP mencakup biaya bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead yang secara keseluruhan akan menentukan harga jual yang optimal untuk setiap produk atau jasa.
Sebuah bisnis harus mampu menentukan harga pokok penjualannya pada semua produk yang ditawarkan, guna mendapatkan keuntungan yang optimal sehingga bisnis yang dijalankan bisa berjalan dengan lancar.
Menghitung harga pokok penjualan tidak bisa dilakukan sembarangan, selain biaya yang dikeluarkan untuk menentukan harga pokok juga perlu memperhatikan siapa target pasar yang akan dituju.
Cara mencari hpp terbilang susah-susah gampang, namun cukup sederhana. Meskipun demikian, dampak yang akan ditimbulkan tidak bisa dibilang biasa-biasa saja. Karena salah perhitungan HPP bisa menyebabkan kerugian bisnis.
Biaya yang bisa dikategorikan masuk ke dalam perhitungan hpp adalah setiap biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi sebuah produk yang mereka tawarkan.
Seperti, biaya produksi, biaya impor, assembly dan beberapa biaya lain yang berkaitan dengan proses produksi. Dengan adanya penentuan harga pokok produksi ini maka perusahaan bisa mencatat secara detail setiap pengeluaran yang dibutuhkan, sehingga bisa meminimalisir kerugian.
Sebelum melakukan harga pokok penjualan perlu menyiapkan beberapa komponen perhitungannya terlebih dahulu, diantaranya:
Komponen pertama yang perlu disiapkan pertama adalah data mengenai persediaan barang dari proses periode pembukuan sebelumnya. Data persediaan awal ini bisa menjadi tolak ukur perhitungan modal yang dibutuhkan dalam proses produksi berikutnya.
Persediaan awal barang ini bisa dikatakan sebagai sisa produk dari barang dari periode sebelumnya yang bisa digunakan kembali untuk periode saat ini.
Contohnya, toko A pada ingin menyetok ulang barang dagangannya, sebut saja minyak sedangkan pada bulan lalu toko A masih memiliki 10 minyak dengan merek dan jenis yang sama. 10 minyak dari bulan lalu inilah yang dimaksud dengan persedian awal barang.
Sebaliknya, sedangkan persediaan akhir barang bisa dikatakan sebagai persediaan yang tersedia di periode akhir perusahaan, untuk memperoleh data ini seorang pengusaha bisa memperoleh data ini ketika mengolah data perusahaan di akhir periode.
Komponen berikutnya adalah pembelian harga bersih, yang merupakan sebuah usaha dan upaya yang dilakukan oleh pebisnis untuk membeli produk dengan cara tunai maupun kredit.
Biaya pembelian bersih ini bisa dihitung dari "Biaya Angkut Pembelian - Biaya Potongan dan Retur Pembelian" Ada beberapa unsur yang termasuk dalam biaya pembelian bersih, diantaranya:
Total nilai dari seluruh biaya yang dikeluarkan untuk pembelian barang dagang yang dilakukan oleh perusahaan sebelum adanya pengurangan apa pun. Pembelian kotor mencakup semua pembelian yang tercatat pada harga awal atau harga pembelian tanpa memperhitungkan potongan atau retur.
Pengurangan harga adalah diskon atau potongan yang diterima perusahaan karena adanya cacat pada barang atau ketidaksesuaian dengan pesanan.
Retur pembelian adalah barang dagang yang dikembalikan kepada pemasok karena berbagai alasan, seperti kualitas yang tidak sesuai atau kesalahan dalam pengiriman.
Potongan pembelian adalah diskon yang diberikan oleh pemasok kepada pembeli jika pembayaran dilakukan dalam waktu tertentu. Hal ini biasanya bertujuan untuk mendorong pembayaran lebih cepat dan juga mengurangi beban pembelian kotor, sehingga mengurangi total pengeluaran perusahaan untuk pembelian.
Secara umum ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk menghitung HPP, cara ini bisa dipilih salah satu sesuai dengan kebutuhan masing-masing, berikut cara menghitung hpp lengkap dengan rumus hpp-nya:
Cara menghitung HPP yang pertama adalah LIFO atau Last In First Out, yang artinya persediaan akhir yang masuk adalah barang yang pertama kali dicatat sebagai barang yang dijual.
Berikutnya yang bisa dilakukan untuk menghitung HPP adalah dengan menggunakan FIFO atau First In First Out, artinya barang yang dibeli di awal maka akan dijual lebih awal juga, sehingga jika ada transaksi penjualan maka harga pokok akan dinilai dari barang yang dibeli lebih awal.
Seperti artinya cara menghitung HPP ini dilakukan dengan mengambil harga pokok rata-rata, dimana harga pokok penjualan barang yang dijual dan produksi akan dibebankan keseluruhan dengan harga pokok rata-rata. Caranya adalah dengan membagi jumlah barang perolehan dengan jumlah jumlah barangnya.
Selain dengan menggunakan ketiga cara diatas, cara menghitung HPP bisa dilakukan dengan melakukan perhitungan laba kotor.
Berdasarkan jurnal karya Arif Bijaksana menjelaskan jika metode laba kotor ini bisa menaksir HPP persediaan barang dagangan pada akhir periode. Dengan beberapa tahapan berikut ini:
Baca Juga: 4 Tahap dan Cara Mudah Menghitung Harga Pokok Produksi
Berikutnya adalah cara menghitung HPP dengan menggunakan metode persediaan eceran yang didasari oleh hubungan harga pokok penjualan barang yang disediakan untuk dijual eceran, yang mengandung dua komponen utama dari nilai penjualan yakni HPP dan laba kotor.
Metode ini sering digunakan untuk toko atau perusahaan ritel untuk menghitung hpp dari persediaan barang dagangannya pada satu periode akuntansi dan jika manajemen membutuhkan data.
Ada beberapa tahapan yang bisa dilakukan dalam menghitung HPP persediaan eceran, diantaranya:
Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai rumus dan cara menghitung HPP serta contoh penerapannya:
Pada perusahaan dagang, HPP dihitung berdasarkan persediaan barang dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang dagang. Berikut rumus dasar HPP:
HPP = Persediaan Awal + Pembelian Bersih - Persediaan Akhir
Keterangan:
Agar bisa mengisi rumus hpp di atas, Anda perlu mengetahui terlebih dahulu berapa nilai pembelian bersihnya. Untuk menghitungnya, Anda bisa menggunakan rumus sebagai berikut:
Pembelian Bersih = Pembelian Kotor - Pengurangan Harga - Retur Penjualan
Jika, sudah, Anda bisa memasukkan nilai-nilainya sesuai dengan rumus hpp di atas. Untuk lebih memudahkan, Anda bisa mengikuti contoh perhitungan hpp di bawah ini
Sebagai contoh perusahaan dagang memiliki data berikut untuk periode Januari 2024:
Maka penyelesaiannya adalah
Pembelian Bersih = Pembelian Kotor−Pengurangan Harga−Retur Pembelian − Potongan Pembelian = Rp15.000.000−Rp1.000.000−Rp500.000−Rp300.000 = Rp13.200.000
Langkah 2: Hitung HPP
HPP = Persediaan Awal + Pembelian Bersih − Persediaan Akhir =Rp10.000.000+Rp13.200.000−Rp8.000.000 = Rp15.200.000
Dengan demikian, maka HPP perusahaan dagang untuk Januari 2024 adalah Rp15.200.000. Dengan begitu, perusahaan/pelaku usaha dapat menetapkan harga jual produk yang sesuai dengan target profitabilitas yang diinginkan.
Melalui perhitungan HPP yang tepat dan sesuai dengan yang telah ditentukan, maka perusahaan dapat memastikan bahwa setiap penjualan akan memberikan keuntungan yang memadai dan membantu dalam pengambilan keputusan strategis. Dengan begitu, perhitungan HPP yang akurat menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam menjalankan bisnis dagang.
Perhitungan hpp perusahaan jasa dan perusahaan dagang sedikit berbeda. Oleh karena itu, rumus gpp yang ditetapkan juga berbeda. hal ini terjadi karena perusahaan jasa pada umumnya tidak memiliki barang fisik yang muncul dan dihitung laba ruginya.
Berikut gamparan sederhana perhitungan HPP perusahaan jasa yang digambarkan dalam sebuah perusahaan jasa ukir kayu.
Sehingga:
Untuk menghitung harga pokok produksi (HPP) ada beberapa rumus yang dibutuhkan, dalam hal ini adalah perusahaan manufaktur. Berikut rumus perhitungan HPP pada perusahaan manufaktur:
Baca Juga: 3 Rumus Mencari HPP di Perusahaan Manufaktur
Rumus HPP Biaya Bahan Baku = (Persediaan Awal Bahan Baku + Persediaan Awal Bahan Baku) – Persediaan Akhir Bahan Baku
Rumus HPP Total Biaya Produksi = Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Produksi
Rumus Harga Pokok Produksi = Total Biaya Produksi + Persediaan Awal Barang - Persediaan akhir Barang
Rumus Perhitungan bahan Baku = Persediaan Awal Bahan Baku + Pembelian Bahan Baku - Persediaan Akhir Barang Baku
Rumus Perhitungan Biaya Produksi = Bahan Baku yang Digunakan + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Produksi
Rumus Harga Pokok Produksi = Total Biaya Produksi + Persediaan Awal Barang - Persediaan Akhir Barang
Rumus HPP = Harga Pokok Produksi + Persediaan Awal Barang Jadi - Persediaan Akhir Barang Jadi
Untuk memperoleh HPP yang akurat, anda bisa menggunakan software akuntansi Beeaccounting. Anda tidak perlu lagi menghitung hpp manual lagi dan bisa menghindari kesalahan manusia.
Sistem perhitungan HPP pada Beeaccounting menggunakan metode average. Cara pakainya sederhana, Anda hanya perlu masukkan data lalu HPP akan otomatis muncul dengan mudah.
Tidak perlu khawatir takut bingung, karena tim support akan siap siaga membantu permasalahan Anda dalam jam kerja. Informasi selengkapnya bisa klik pada banner di bawah ini.