Food cost adalah aspek kritis dalam manajemen restoran, dengan menghitungnya Anda bisa mengetahui gambaran secara jelas mengenai efisiensi dan profitabilitas bisnis kuliner. Cara menghitung biaya ini juga membutuhkan ketelitian dan ketelatenan.
Dengan melibatkan produksi makanan, termasuk bahan baku, tenaga kerja, dan biaya operasional lainnya. Melalui hasil perhitungan biaya ini pemilik usaha dapat menentukan harga setiap menu, strategi pemasaran, dan sejenisnya.
Apa itu food cost? Food cost adalah biaya total yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku yang digunakan dalam pembuatan hidangan makanan atau minuman yang disajikan di sebuah bisnis kuliner, seperti restoran, cafe, warung makan dan sejenisnya.
Hal-hal yang termasuk dalam biaya ini adalah biaya bahan baku, bahan tambahan, dan beberapa bahan lain yang dibutuhkan untuk menyediakan hidangan kepada konsumen.
Perhitungan biaya ini biasanya dilakukan dengan menjumlahkan harga yang dibayarkan untuk semua bahan baku yang digunakan dalam menu tertentu, dan hasilnya diukur sebagai persentase dari harga makanan yang disajikan.
Selain itu, perhitungan biaya ini juga bisa membantu memastikan bahwa harga menu masih sesuai dengan target margin keuntungan yang ditetapkan, sehingga menciptakan dasar yang kuat untuk pengelolaan keuangan dan keberlanjutan bisnis kuliner.
Baca Juga: 10 Jenis Usaha Kuliner yang Paling Laku dan Untung Besar
Mengapa menghitung food cost untuk bisnis kuliner itu penting? Berikut alasannya:
Berikut langkah-langkah dalam menghitung biaya produksi bisnis kuliner:
Ada dua metode umum yang dapat digunakan dalam menghitung food cost, yaitu metode ideal dan metode aktual. Keduanya memberikan perspektif yang berbeda terhadap pengelolaan biaya dalam operasional restoran atau bisnis kuliner.
Metode ideal mengacu pada perhitungan biaya ini dengan mengasumsikan semua bahan digunakan sesuai standar resep, Sedangkan metode aktual mengambil kenyataan bahwa ada variasi dalam penggunaan bahan dan waste yang mungkin terjadi.
Berikutnya adalah melakukan identifikasi terkait semua biaya yang terlibat dalam produksi makanan, termasuk biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead seperti listrik, gas, atau biaya penyimpanan.
Baca Juga: Biaya Bahan Baku: Pengertian dan Cara Menghitungnya
Selanjutnya adalah menetapkan nilai standar untuk setiap bahan baku berdasarkan resep standar. Ini melibatkan menetapkan berapa banyak dari setiap bahan yang seharusnya digunakan dalam setiap hidangan.
Hitung nilai alat bantu pengelolaan seperti peralatan dan infrastruktur yang digunakan dalam proses produksi. Termasuk dalam ini adalah biaya penyewaan atau perawatan peralatan.
Langkah selanjutnya adalah gunakan rumus food cost percentage untuk menghitung persentase biaya produksi makanan. Persentase inilah yang mengukur sejauh mana biaya bahan makanan dalam produksi makanan dan minuman mempengaruhi harga jualnya.
Berikut contoh perhitungan biaya produksi makanan berdasarkan metodenya:
Misalnya dalam sebuah cafe bernama Teria, salah satu menu yang ditawarkan adalah avocado toast. Biaya produksi yang dibutuhkan dalam membuat menu tersebut sebesar Rp1.200.000 untuk 30 porsi, dengan harga jual per-produknya sebesar Rp25.000.
Untuk menghitungnya Anda bisa menggunakan rumus berikut ini:
Rumus Food Cost Ideal = (Total Biaya Bahan Makanan / Total Pendapatan) x 100%
Dengan perhitungan sebagai berikut:
= (Rp1.200.000 / 30 x Rp25.000) x 100%
= (Rp1.200.000 / Rp750.000) x 100%
= 16%
Artinya, food cost ideal untuk menu avocado toast adalah 16%. Berarti setiap satu porsi toast avocado yang terjual memberikan keuntungan 16% dari harga jual per-porsi. .
Kemudian jika dihitung dengan cara aktual, bisa dilihat dalam perhitungan berikut:
Diketahui, jika harga avocado toast sebesar Rp25.000, dimana dalam satu bulan terjual 150 porsi. Dengan total HPP sebesar Rp2.000.000, maka:
Rumus Food Cost Aktual = (HPP / Total Nilai Penjualan) x 100%
Dengan perhitungan:
= (Rp1.200.000 / Rp3.750.000) x 100%
= 32%
Disimpulkan jika menu avocado toast adalah 32%, menunjukkan bahwa biaya produksi makanan relatif rendah dibandingkan dengan total pendapatan dari penjualan menu tersebut di cafe. Evaluasi berkala diperlukan untuk memastikan bahwa food cost tetap sesuai dengan target dan untuk mengidentifikasi potensi peningkatan efisiensi.
Food cost menjadi kunci utama dalam menjaga keberlanjutan dan profitabilitas bisnis kuliner. Food cost, yang mencakup biaya bahan makanan, tenaga kerja, dan overhead, memainkan peran kritis dalam menentukan harga jual yang sesuai dengan margin keuntungan yang diinginkan.
Untuk memastikan kontrol yang efektif atas biaya produksi makanan, penggunaan aplikasi kasir cafe Beepos yang mengintegrasikan transaksi penjualan secara otomatis dengan pembukuan akunting menjadi solusi yang tak terelakkan. Klik banner di bawah ini untuk informasi selengkapnya!
Melalui Beepos, pemilik kafe dapat dengan mudah memantau stok, menghitung biaya produksi makanan secara akurat, dan mengidentifikasi pola penjualan yang mempengaruhi profitabilitas.
Dengan transaksi penjualan yang tersinkron otomatis, Beepos tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional tetapi juga memberikan kejelasan keuangan yang diperlukan untuk pengambilan keputusan strategis.