Dalam dunia bisnis, menjaga kesehatan keuangan adalah kunci untuk memastikan operasional berjalan lancar dan bisnis tetap bertahan dalam jangka panjang. Salah satu cara untuk mengukur kestabilan keuangan perusahaan adalah dengan melihat cash ratio atau rasio kas.
Cash ratio adalah indikator keuangan yang digunakan untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek hanya dengan menggunakan aset yang paling likuid, yaitu kas dan setara kas.
Rasio ini memberikan gambaran seberapa siap perusahaan Anda dalam menghadapi kewajiban mendadak tanpa harus menjual aset atau mencari pinjaman. Bagaimana cara menghitungnya? berapa nilai cash ratio yang baik untuk usaha? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan cash ratio? Menurut Brigham dalam Rinawati & Santoso (2016), cash ratio adalah salah satu bagian dari ukuran likuiditas yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, melalui sejumlah kas dan setara kas.
Cash ratio dihitung dengan membagi total kas dan setara kas perusahaan dengan kewajiban lancarnya. Rasio ini menjadi salah satu indikator penting untuk menilai apakah perusahaan memiliki likuiditas yang cukup tanpa perlu menjual aset atau menunggu piutang jatuh tempo.
Artinya, semakin tinggi nilai rasio kas, maka semakin baik kemampuan kas perusahaan tersebut dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Sebaliknya, jika rasio kas perusahaan semakin kecil maka semakin rendah pula kemampuan perusahaan dalam membayar dividen kasnya.
Pernyataan ini dikurung oleh sebuah penelitian yang dilakukan Darvil (2012) dalam artikel jurnalnya yang berjudul “Pengaruh Arus Kas Operasional, Laba Bersih dan Cash Ratio Terhadap Dividen Kas Perusahaan-Perusahaan Industri Manufaktur yang Terdaftar di BEI 2008-2010”, yang menyatakan hal yang sama.
Lalu berapa standar rasio kas yang baik sebenarnya? Temukan jawabannya pada pembahasan di bawah ini!
Mengutip dari investopedia, ada tiga standar penilaian yang biasanya digunakan untuk mengukur baik dan buruknya cash ratio sebuah usaha, Apa saja? Diantaranya adalah sebagai berikut:
Jika cash ratio usaha Anda kurang dari 1, artinya usaha Anda memiliki lebih banyak kewajiban jangka pendek dibandingkan kas dan setara kas yang tersedia. Hal ini dapat menandakan risiko likuiditas yang tinggi. Simplenya, rasio kurang dari 1 menunjukan perusahaan tidak memiliki cukup kas untuk melunasi utang jangka pendeknya.
Namun, ini tidak selalu berarti buruk, khususnya jika usaha Anda dalam situasi, seperti:
Kemudian, jika cash ratio sama dengan 1, maka usaha ANda sedang memiliki jumlah kas dan setara kas yang cukup untuk menutupi seluruh kewajiban jangka pendeknya. Ini mencerminkan keseimbangan keuangan yang stabil.
Terakhir, jika cash ratio usaha Anda lebih dari 1, maka usaha Anda bisa dikatakan memiliki kas lebih banyak daripada yang dibutuhkan untuk melunasi utang jangka pendeknya. Kebalikan dari ratio kurang dari 1. Jika lebih dari 1 artinya, perusahaan memiliki kas cukup/ lebih banyak untuk melunasi utang jangka pendeknya.
Selain itu, juga situasi ratio lebih dari 1 ini dapat berkemungkinan negatif, seperti:
Dari penilaian di atas, kita bisa simpulkan jika cash ratio yang baik adalah ratio yang tidak terlalu rendah juga tidak terlalu tinggi, berada di kisaran angka 0,5 hingga 1, karena menunjukkan perusahaan memiliki cukup kas untuk melunasi kewajiban jangka pendek tanpa menyimpan dana berlebih yang tidak produktif.
Cash ratio dihitung salah satunya adalah untuk menganalisis dan mempelajari beberapa kondisi keuangan dan kemampuan perusahaan, diantaranya adalah sebagai berikut:
Cash ratio adalah salah satu indikator utama yang digunakan untuk menilai likuiditas perusahaan, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (current liabilities) hanya dengan menggunakan kas dan setara kas. Angka ini menunjukkan seberapa cepat perusahaan dapat melunasi hutang tanpa harus menjual aset atau menunggu pendapatan lainnya.
Baca Juga: Cara Menghitung Rasio Likuiditas Perusahaan dan Contohnya
Selain itu, juga berguna sebagai pengukur kesiapan perusahaan menghadapi skenario terburuk, seperti jika perusahaan mendadak berhenti beroperasi. Dalam situasi ini, rasio ini menunjukkan berapa persen dari utang jangka pendek yang dapat langsung dibayar dengan kas yang tersedia tanpa melibatkan aset lain.
Sebagai salah satu indikator yang diperhatikan kreditur atau pemberi pinjaman untuk mengevaluasi kesehatan keuangan perusahaan. Perusahaan dengan rasio kasnya sehat lebih berpeluang mendapatkan kepercayaan dan akses ke pinjaman dengan syarat yang lebih baik.
Terakhir, adalah memberikan gambaran penting tentang kesehatan likuiditas perusahaan, namun harus diinterpretasikan secara menyeluruh bersama dengan konteks operasional dan rasio keuangan lainnya.
Rasio yang terlalu rendah menandakan risiko likuiditas, sedangkan rasio yang terlalu tinggi bisa berarti kurangnya optimalisasi aset. Perusahaan perlu menemukan keseimbangan antara menjaga likuiditas dan memaksimalkan potensi pertumbuhan.
Berdasarkan dari beberapa sumber, ada 4 faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya cash ratio, yakni karakteristik industri, kondisi perekonomian negara, pertumbuhan bisnis, hingga profil risiko bisnis. Berikut penjelasan lengkapnya:
Faktor pertama yang mempengaruhi cash ratio adalah karakteristik dari industri atau jenis industri yang sedang Anda geluti. Ada industri yang tidak sering menyimpan kas, ada juga yang lebih sering menyimpan kas.
Contoh untuk industri yang biasanya tidak sering menyimpan kas/ menggunakan kas adalah industri konstruksi, dimana mereka biasanya menggunakan sebagian besar uangnya sebagai modal pembangunan yang dibayarkan sebagian. Model transaksi dari industri inilah yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya rasio kas.
Faktor kedua adalah kondisi perekonomian negara, dimana bisnis itu berada. Jika kondisi perekonomiannya sedang buruk atau krisis, sebagian perusahaan perlu menggunakan kas yang lebih besar untuk membiayai produksi dan operasionalnya. Sedangkan pada saat itu, penjualan sedang turun, sehingga mempengaruhi kas likuid yang dimiliki perusahaan.
Selanjutnya, pertumbuhan bisnis. Hal ini dapat mempengaruhi rasio kas karena perusahaan yang sedang berkembang cenderung menggunakan lebih banyak kas untuk investasi dalam aset tetap, pengembangan produk, atau ekspansi pasar. Akibatnya, kas yang tersedia untuk memenuhi kewajiban jangka pendek bisa berkurang, sehingga rasio kas menurun, dan sebaliknya.
Yang dimaksud dengan profil risiko bisnis di sini adalah tingkat ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan operasional dan menghasilkan pendapatan. Jika perusahaan memiliki risiko bisnis yang cukup tinggi.
Dimana, mereka cenderung menyimpan kas dalam jumlah banyak sebagai antisipasi terhadap ketidakpastian seperti fluktuasi pasar, perubahan regulasi, atau penurunan permintaan. Dan sebaliknya. Faktor ini dapat mempengaruhi rasio kas karena jumlah kas yang disimpan perusahaan berbanding lurus dengan tingkat risiko bisnis yang diantisipasi.
Menurut Ananditha (2012) dalam Rinawati & Santoso (2016), rumus cash ratio adalah sebagai berikut:
Cash Ratio = (Kas + Setara Kas) / Kewajiban Lancar
Keterangan:
Baca Juga: Apa yang Dimaksud dengan Setara Kas? Berikut Penjelasannya
Untuk mengetahui bagaimana cara menghitung cash ratio, Anda bisa memperhatikan contoh perhitungan cash ratio berikut ini:
Pada laporan neraca perusahaan PT BEE, diketahui jika:
Berapa cash rationya?
Cash Ratio = (Kas + Setara Kas) / Kewajiban Lancar
Cash Ratio = (100.000.000 + 60.000.000) / (60.000.000 + 50.000.000)
= 160.000.000 / 110.00.000
= 1,45
Maka, dapat disimpulkan jika rasio kas perusahaan PT Bee adalah 1,45 yang artinya rasionya lebih dari 1. Bisa disimpulkan jika PT Bee memiliki likuiditas cukup tinggi karena memiliki dana tunai cukup untuk membayar kewajiban jangka pendeknya.
Jika melihat langsung dari laporan neraca, maka bentuknya seperti di bawah ini:
Mengelola bisnis nggak harus bikin pusing, lho! Dengan Beecloud, Anda bisa bikin laporan keuangan, analisa penjualan, hingga cek stok barang secara otomatis dan real-time. Semua data langsung tersaji dalam satu dashboard yang mudah dipahami, tanpa ribet pindah-pindah aplikasi.
Mau cek cash ratio juga jadi lebih gampang, tidak perlu lali susun laporan dari awal. Cocok banget buat Anda yang ingin fokus mengembangkan bisnis tanpa buang waktu di urusan administrasi.
Yuk, upgrade cara kelola bisnis Anda sekarang dengan Beecloud praktis, cepat, dan anti ribet! Klik banner di atas ya, dan dapatkan gratis uji coba sekarang juga!