🚀 MOVE ON ke Bee, Nikmati Diskon 20% Sekarang!
Logo Bee Web

Cara Menghitung Biaya Penyusutan Aset dan Contohnya

Setiap aset apapun dalam sebuah perusahaan memiliki penyusutan nilai. Lalu bagaimana cara menghitung biaya penyusutan itu sendiri?
Penulis: Rininta Oktaviana
Kategori:
Dipublish Tgl: Wednesday, 24 August 2022

Tempat tinggal Anda dan sebagian besar isinya seperti atap, perabotan, dll dapat kehilangan nilainya seiring waktu karena faktor-faktor seperti usia dan usang. Kehilangan nilai ini biasa disebut dengan depresiasi. Ada beberapa cara menghitung biaya penyusutan tergantung dengan metodenya.

Konsep penyusutan mengakui bahwa aset menurun nilainya dari waktu ke waktu dan mengurai biaya selama masa manfaatnya. Penyusutan adalah cara untuk menghapus biaya aset tetap sedikit demi sedikit, selama masa manfaatnya. Lalu bagaimana cara untuk menghitung biaya penyusutan itu sendiri?

Apa itu Biaya Penyusutan?

Ilustrasi Menghitung Biaya Membangun Rumah

Ilustrasi Cara Menghitung Biaya Penyusutan (Credit: Freepik.com)

Penyusutan adalah proses akuntansi untuk mengalokasikan biaya aset tetap berwujud selama jangka waktu yang diharapkan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dari penggunaannya. Lebih jelasnya, penyusutan atau depresiasi adalah proses akuntansi yang bertujuan untuk mengalokasikan biaya aset tetap berwujud (seperti bangunan, peralatan, dan kendaraan) sepanjang masa manfaat aset tersebut.

Ini berarti bahwa daripada membebankan biaya aset dalam satu periode saat aset dibeli, perusahaan akan menyebarkannya dalam bentuk beban penyusutan selama jangka waktu aset memberikan manfaat ekonomi. Dengan demikian, penyusutan aktiva ini akan mencerminkan penurunan nilai aset secara bertahap seiring penggunaannya atau keausannya.

Ada beberapa metode untuk menghitung penyusutan, masing-masing membutuhkan penggunaan data dan perkiraan yang terinformasi. Perusahaan dapat menggunakan metode yang berbeda untuk menghitung penyusutan untuk laporan laba rugi dan tujuan pajak. Oleh karena itu, penting untuk menghitung penyusutan secara akurat, karena dapat berdampak signifikan terhadap hasil keuangan dan kewajiban pajak perusahaan.

Jenis Aset Apa yang Disusutkan?

Jenis aset yang umumnya mengalami penyusutan adalah aset tetap yang memiliki masa manfaat terbatas dan mengalami penurunan nilai seiring waktu. Secara pengertian, Aset tetap adalah bagian dari aset berwujud yang diharapkan bertahan lebih dari satu tahun dan nilainya menurun seiring waktu. Beberapa jenis aset yang biasa disusutkan adalah sebagai berikut:

  • Bangunan – Aset berupa gedung atau bangunan (selain tanah) biasanya mengalami penyusutan karena seiring waktu, bangunan mengalami keausan dan membutuhkan perawatan.
  • Peralatan dan Mesin – Peralatan produksi, mesin pabrik, komputer, printer, dan alat-alat kerja lainnya biasanya disusutkan karena masa pakainya terbatas dan performanya menurun dengan penggunaan.
  • Kendaraan – Kendaraan seperti mobil, truk, dan alat transportasi bisnis juga disusutkan karena nilai kendaraan menurun seiring waktu dan pemakaian.
  • Furniture dan Perlengkapan Kantor – Furniture seperti meja, kursi, lemari, dan perlengkapan kantor lainnya termasuk aset tetap yang disusutkan karena mengalami keausan dan penurunan nilai.
  • Peralatan Elektronik – Komputer, laptop, dan perangkat elektronik lainnya termasuk aset yang cepat mengalami penurunan nilai karena teknologi yang terus berkembang.
  • Perbaikan Gedung (Leasehold Improvements) – Renovasi atau peningkatan pada gedung sewa yang memiliki masa manfaat terbatas dan akan disusutkan selama masa kontrak sewa atau sesuai umur ekonomisnya.

Baca Juga: Biaya Penyusutan dan Metode Perhitungannya

Faktor yang Mempengaruhi Penyusutan Aset

Mengutip dari jurnal artikel berjudul Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap pada Dinas Pertanian Kabupaten Garut (2023), karya Hamidah dan Pratama, ada 4 faktor yang dapat mempengaruhi penyusutan aktiva tetap, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Biaya Perolehan

Faktor peryama adalah biaya perolehan, yakni total biaya untuk memperoleh aset merupakan dasar utama dalam perhitungan penyusutan. Biaya ini mencakup semua pengeluaran hingga aset siap digunakan, seperti harga pembelian, biaya transportasi, biaya pemasangan, dan pajak masuk. Semakin tinggi biaya perolehan, semakin besar pula nilai penyusutan aset tersebut.

2. Taksiran Umur Kegunaan

Umur kegunaan aset diperkirakan berdasarkan perawatan dan kebijakan reparasi. Dalam menentukan umur aset, perlu mempertimbangkan keausan fisik (akibat pemakaian) dan keausan fungsional (karena teknologi baru atau kebutuhan pasar yang berubah).

3. Nilai Residu

Nilai sisa atau nilai residu adalah perkiraan nilai yang bisa diperoleh dari penjualan atau nilai manfaat aset pada akhir masa kegunaannya. Jika aset digunakan hingga tidak memberikan manfaat lagi, nilai residu bisa nol. Sebaliknya, jika aset tersebut diganti lebih awal, nilai residu akan lebih tinggi.

4. Pola Pemakaian

Pola pemakaian mencerminkan penggunaan aset selama periode tertentu, yang dapat mempengaruhi besarnya penyusutan yang dialokasikan per periode. Aset yang digunakan secara intensif di awal mungkin memiliki beban penyusutan yang lebih tinggi pada awal periode, sementara aset yang digunakan secara merata mungkin memiliki penyusutan yang konsisten sepanjang masa kegunaannya.

Metode Biaya Penyusutan dan Contohnya

Metode Penyusutan Aset Tetap

penyusutan nilai aset disebut juga dengan depresiasi (Credit: Freepik.com)

Ilustrasi Seseorang Menghitung Uang Metode penyusutan yang paling umum digunakan terbagi dalam tiga kategori, meskipun ada metode khusus lainnya yang dapat diterapkan untuk situasi tertentu.

1. Metode Garis Lurus (Straight-Line Method)

Metode garis lurus mengasumsikan bahwa kegunaan ekonomis suatu aset adalah sama setiap tahun selama masa manfaatnya. Memperkirakan secara akurat masa manfaat suatu aset sangat penting ketika menerapkan metode berbasis waktu.

Penyusutan garis lurus adalah metode berbasis waktu yang paling sederhana dan paling umum digunakan. Rumus metode garis lurus adalah sebagai berikut:

Penyusutan Tahunan Metode Garis Lurus = (Biaya Perolehan – Nilai Sisa) / Umur Manfaat

Metode garis lurus terbilang sederhana, oleh karena itu lebih sering digunakan untuk aset yang memiliki kegunaan ekonomis yang relatif stabil sepanjang masa manfaatnya. Contoh aset yang cocok menggunakan metode ini antara lain peralatan kantor, gedung, dan kendaraan yang tidak mengalami penurunan nilai yang tajam dalam beberapa tahun pertama penggunaannya.

2. Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)

Selanjutnya ada metode saldo menurun adalah salah satu metode penyusutan yang populer digunakan dalam akuntansi. Metode saldo menurun ini mempercepat pengakuan depresiasi pada tahun-tahun awal masa manfaat aset. Artinya, beban penyusutan yang diakui akan lebih besar di awal dan semakin menurun seiring berjalannya waktu.

Penyusutan Tahunan = Nilai Buku Awal Tahun x Tarif Depresiasi

Penggunaan metode ini, biasanya digunakan untuk usaha yang memiliki aset dengan produktivitas tinggi di awal masa manfaat, seperti peralatan manufaktur, kendaraan, atau sebuah mesin yang cenderung mengalami penurunan efisiensi atau manfaat lebih cepat.

3. Metode Unit Produksi (Units of Production Method)

Metode unit produksi menghitung penyusutan berdasarkan tingkat penggunaan atau output aset. Penyusutan lebih tinggi ketika aset digunakan lebih intensif dan lebih rendah ketika penggunaan berkurang.

Depresiasi Metode per Unit = (Harga Perolehan – Nilai Residu) / Total Estimasi Produksi Depresiasi Tahunan = Depresiasi per Unit × Jumlah Produksi Tahunan

Penggunaan metode ini biasanya sering digunakan untuk aset yang kegunaannya sangat bergantung pada tingkat produksi atau intensitas penggunaan, seperti mesin produksi, kendaraan pengangkut, atau alat berat. Metode ini ideal untuk perusahaan yang memiliki aset dengan penggunaan yang sangat bervariasi setiap tahun atau sesuai dengan volume produksi.

4. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of the Years’ Digits)

Dalam metode ini, nilai penyusutan yang dihasilkan lebih tinggi pada tahun-tahun awal, mirip dengan saldo menurun tetapi dengan pendekatan yang berbeda. Dimana, jumlah Angka Tahun adalah jumlah angka dari umur manfaat aset tahun ke tahun (misalnya, untuk umur 5 tahun, jumlah angka tahun adalah 5 + 4 + 3 + 2 + 1 = 15).

Penyusutan Tahun Metode Unit Produksi = (Sisa Masa Manfaat / Jumlah Angka Tahun) × (Harga Perolehan – Nilai Residu)

Penggunaan metode jumlah angka tahun (sum-of-the-years'-digits) lebih sering digunakan untuk perusahaan yang memiliki aset dengan nilai manfaat yang cenderung lebih tinggi di awal masa penggunaannya.

Baca Juga: Cara Menghitung Depresiasi dan Penjelasannya Dalam Akuntansi

Contoh Perhitungan Biaya Penyusutan

Biaya penyusutan Aset

Ilustrasi penggunaan mesin pada sebuah perusahaan manakanan (Credit: Freepik.com)

Berikut contoh perhitungan biaya penyusutan dari metode di atas:

#Contoh Kasus

Sebuah perusahaan membeli mesin dengan harga perolehan sebesar Rp 50.000.000. Mesin tersebut diperkirakan memiliki umur manfaat selama 5 tahun dan nilai sisa (residu) sebesar Rp 5.000.000.

#Penyelesaian

Maka nilai biaya penyusutannya adalah sebagai berikut:

a. Metode Garis Lurus (Straight-Line Method)

Pada metode ini, penyusutan dihitung dengan cara yang sederhana, dengan membagi selisih antara harga perolehan dan nilai sisa dengan umur manfaat aset.

Rumus: Penyusutan Tahunan = (Harga Perolehan – Nilai Sisa) / Umur Manfaat

Perhitungan:

  • Harga Perolehan = Rp 50.000.000
  • Nilai Sisa = Rp 5.000.000
  • Umur Manfaat = 5 tahun
Penyusutan Tahunan = (Rp 50.000.000 - Rp 5.000.000) / 5
                   = Rp 45.000.000 / 5
                   = Rp 9.000.000

Jadi, biaya penyusutan tahunan adalah Rp 9.000.000 per tahun selama 5 tahun.

b. Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)

Pada metode saldo menurun, beban penyusutan lebih besar pada tahun pertama dan menurun seiring berjalannya waktu. Misalkan tarif depresiasi yang digunakan adalah 40%.

Rumus: Penyusutan Tahunan = Nilai Buku Awal Tahun × Tarif Depresiasi

Perhitungan:

  • Harga Perolehan = Rp 50.000.000 
  • Nilai Sisa = Rp 5.000.000 
  • Tarif Depresiasi = 40% 

Tahun 1: 

  • Penyusutan Tahun 1 = Rp 50.000.000 × 40% = Rp 20.000.000 
  • Nilai Buku Akhir Tahun 1 = Rp 50.000.000 - Rp 20.000.000 = Rp 30.000.000

Tahun 2: 

  • Penyusutan Tahun 2 = Rp 30.000.000 × 40% = Rp 12.000.000 
  • Nilai Buku Akhir Tahun 2 = Rp 30.000.000 - Rp 12.000.000 = Rp 18.000.000

Tahun 3: 

  • Penyusutan Tahun 3 = Rp 18.000.000 × 40% = Rp 7.200.000 
  • Nilai Buku Akhir Tahun 3 = Rp 18.000.000 - Rp 7.200.000 = Rp 10.800.000

Dan seterusnya. Metode ini menghasilkan beban penyusutan yang lebih besar di awal.

c. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of the Years’ Digits)

Pada metode jumlah angka tahun, penyusutan dihitung berdasarkan total angka tahun, dan lebih banyak beban penyusutan dibebankan pada tahun pertama.

Rumus: Penyusutan Tahunan = (Sisa Masa Manfaat / Jumlah Angka Tahun) × (Harga Perolehan – Nilai Residu)

Perhitungan:

  • Harga Perolehan = Rp 50.000.000 
  • Nilai Sisa = Rp 5.000.000 
  • Umur Manfaat = 5 tahun 
  • Jumlah Angka Tahun = 5 + 4 + 3 + 2 + 1 = 15 

Beban Penyusutan: 

  • Penyusutan Tahun 1 = (5 / 15) × (Rp 50.000.000 - Rp 5.000.000) = (5 / 15) × Rp 45.000.000 Penyusutan Tahun 1 = Rp 15.000.000
  • Beban Penyusutan Tahun 2: Penyusutan Tahun 2 = (4 / 15) × Rp 45.000.000 = Rp 12.000.000
  • Beban Penyusutan Tahun 3: Penyusutan Tahun 3 = (3 / 15) × Rp 45.000.000 = Rp 9.000.000
  • Beban Penyusutan Tahun 4: Penyusutan Tahun 4 = (2 / 15) × Rp 45.000.000 = Rp 6.000.000

Maka dari itu, Beban penyusutan lebih tinggi di awal dan menurun secara bertahap (tahun pertama Rp 15.000.000).

Kesimpulan

Cara menghitung biaya penyusutan nilai barang pada dasarnya disesuaikan dengan metode yang digunakan. Adapun masing-masing perusahaan memiliki metodenya sendiri dalam menghitung depresiasi aset yang dimiliki. 

Secara sederhana, depresiasi adalah penyusutan nilai mata uang. Adapun contoh beberapa aset yang mengalami penyusutan yaitu bangunan, kendaraan operasional perusahaan, alat kerja.

Akibatnya aset yang sudah menurun nilainya, akan mempengaruhi laba bersih. Sebab, depresiasi sebuah aset tersebut, akan dihitung sebagai beban biaya alias pengeluaran di sebuah laporan keuangan. Perlu diketahui penghitungan depresiasi hanya bisa dihitung kepada aktiva yang berwujud saja.

Menghitung nilai depresiasi suatu aset merupakan hal yang sangat membingungkan jika Anda orang yang awam dalam akuntansi. Sangat direkomendasikan untuk menggunakan alat bantu atau software akuntansi agar Anda lebih mudah dalam menghitung nilai depresiasi. Coba gratis klik di sini atau klik gambar di bawah ini.

Bikin Laporan Akuntansi 1x Klik Pakai Beeaccounting

Artikel Terkait

Tahapan Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain), Komponen dan Prinsipnya
Rantai pasok adalah jaringan kompleks yang terdiri dari berbagai tahap, entitas, dan proses yang saling terkait dalam mengantarkan produk atau
Baca Juga
Bisnis Travel Agent: Cara Ampuh Survive dari Gempuran Startup
Kali ini saya akan membahas artikel mengenai Cara Ampuh Survive Travel Agent dari Gempuran Startup. Baca artikel ini sampai selesai
Baca Juga
7 Karakteristik Perusahaan Dagang dan Perbedaannya
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang fokus dalam melakukan transaksi jual beli barang. Karakteristik perusahaan dagang juga berbeda dengan perusahaan jasa
Baca Juga
5 Kriteria Konsep Diferensiasi Produk dan Contohnya
Konsep diferensiasi produk merupakan sebuah strategi yang digunakan perusahaan atau bisnis dalam bertahan dan bersaing dengan berinovasi dalam produknya. Sedangkan
Baca Juga
Mengapa Competitive Advantage adalah Kunci Kesuksesan Bisnis
Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, memiliki keunggulan kompetitif atau competitive advantage adalah kunci utama dalam meraih kesuksesan. Competitive advantage
Baca Juga
Guerilla Marketing: Pengertian, Jenis, Contoh dan Caranya
Guerilla marketing atau pemasaran gerilya adalah strategi pemasaran yang tak konvensional dan kreatif, telah menjadi seni tersendiri dalam menghadapi persaingan
Baca Juga

Artikel Populer

Pengertian Perpetual Adalah, Jenis, Keuntungan, dan Kelemahan
Dalam dunia bisnis, perpetual adalah salah satu istilah sering kali menjadi perhatian karena mengacu pada konsep yang berkelanjutan dan berkesinambungan.
Baca Juga
Fakta Michelin Star dan Resto Indonesia yang Pernah Meraihnya
Michelin Star, atau Bintang Michelin, adalah salah satu penghargaan kuliner paling bergengsi di dunia, yang diberikan oleh Michelin Guide kepada
Baca Juga
Model AIDA: Pengertian, Kelebihan dan Contohnya
Apakah Anda pernah mendengar tentang konsep Marketing AIDA dalam pemasaran? Dengan menggunakan model ini, Anda dapat meningkatkan perhatian, minat, keinginan,
Baca Juga
Berbagai Contoh Proposal Bisnis Lengkap dengan Rinciannya
Proposal bisnis merupakan suatu rencana bisnis yang ditulis dalam bentuk dokumen. Pelaku bisnis perlu membuat proposal bisnis sebelum memulai suatu
Baca Juga
Contoh Matriks SWOT, Pengertian dan Strategi Penerapannya
Matriks SWOT berfungsi sebagai alat atau metode analisa peluang atau ancaman dalam bisnis, dengan analisis ini pebisnis lebih waspada dan
Baca Juga
Mengenal Siklus Hidup Produk, Tahapan, Contoh dan Strateginya
Menurut Levitt melalui artikel berjudul "Exploit the Product Life Cycle" pada tahun 1965 menjelaskan jika  konsep Siklus Hidup Produk  atau
Baca Juga
Customer Service Bee

148rb+ Pengusaha Sudah Pakai Bee

"Operasional makin lancar, bisnis terkontrol dan mudah discale-up"
Hubungi Tim Bee sekarang untuk konsultasi GRATIS
Logo Bee Web
Software Akuntansi & Kasir No. 2 di Indonesia. Memudahkan Pemilik Bisnis dan Akuntan untuk mengerjakan dan menganalisa keuangan lebih cepat, mudah, dan akurat. Gratis Trial atau Demo Gratis dengan Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Aer Space - Jl. Karang Tinggal No.41B, Cipedes, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2024 Bee.id
magnifiercrossmenu