Berbisnis adalah salah satu cara untuk menghasilkan uang atau pendapatan. Dalam menjual produk tentunya Anda harus mengetahui bagaimana cara menghitung harga jual agar produk tidak terlalu mahal atau malah merugi karena dijual terlalu murah.
Sebab, harga jual produk tidak hanya mempengaruhi daya tarik konsumen, tetapi juga berpengaruh pada profitabilitas dan keberlangsungan usaha. Dalam dunia bisnis yang kompetitif, salah perhitungan dalam penetapan harga dapat berakibat fatal, baik itu merugikan dari sisi keuangan atau mengurangi daya saing di pasar.
Oleh karena itu, sebagai seorang pengusaha dan pebisnis harus memiliki kemampuan analisis yang baik dalam mengetahui potensi pasar, marketing, dan juga menghitung nilai jual barang dan jasa. Dalam menghitung nilai ini sebetulnya ada beberapa metode yang dapat digunakan, diantaranya adalah sebagai berikut:
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya jika menghitung nilai jual sebuah produk bisa dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya:
Cara pertama adalah dengan menggunakan metode markup pricing, cara ini bisa dibilang cara paling mudah untuk mengetahui nilai jual sebuah produk. Anda hanya perlu menambahkan margin keuntungan yang diinginkan pada harga modal produk, atau dengan rumus:
Harga Jual Mark Up Pricing = Modal + Keuntungan (Mark Up)
Sebagai contoh: Jika modal produksi suatu produk adalah Rp100.000 dan Anda ingin menetapkan mark up sebesar 20%, maka:
Maka, produk tersebut bisa dijual dengan harga Rp120.000
Metode atau cara menghitung harga jual selanjutnya adalah dengan metode cost plus pricing. Metode ini lebih kompleks dibandingkan dengan metode sebelumnya, karena mempertimbangkan semua biaya yang dikeluarkan untuk proses terkait, termasuk biaya operasional, biaya tenaga kerja, biaya bahan baku, pajak, hingga tagihan yang harus dibayar.
Untuk menghitung nilai jual produk dengan metode ini, Anda bisa menggunakan rumus sebagai berikut:
Cost Plus Pricing = (Modal + Biaya Operasional + Tagihan + Pajak) + % Laba dari Modal
Contohnya, ika modal adalah Rp100.000, biaya operasional Rp30.000, tagihan Rp5.000, pajak Rp5.000, dan Anda ingin mendapatkan keuntungan senilai 20% dari modal, maka berapa harga jual produknya:
Pertama, tentukan dulu total biaya dengan menjumlahkan seluruh biaya yang dikeluarkan selama produksi, kemudian nilai persentase laba, baru kemudian harga jualnya.
Maka, harga yang ditetapkan adalah:
Cost Plus Pricing = = Rp140.000 + Rp20.000 = Rp160.000
Ilustrasi Harga Eceran Tertinggi Disepakati Manufaktur
Metode ini mengacu pada harga eceran tertinggi (HET) yang disarankan oleh produsen. Hal ini berguna agar konsumen tahu harga dasar produk dan untuk menghindari fluktuasi harga yang tidak wajar di pasar.
Sebagai contoh, Jika produsen menetapkan MSRP untuk produk adalah Rp150.000, maka harga jual di toko sebaiknya tidak melebihi angka ini, kecuali ada alasan yang jelas.
Dengan adanya MSRP sebenarnya sangat membantu konsumen untuk mengetahui harga dasar yang ditetapkan perusahaan. Apabila terjadi mark up maka orang sudah mengetahuinya dan bisa menghubungi penjual lainnya.
Selanjutnya ada metode value based pricing, metode ini ditetapkan berdasarkan nilai dari barang tersebut. Misalnya memiliki perjalanan historis yang cukup panjang, memorable, sangat langka, dan juga berbagai kriteria lainnya sehingga barang tersebut bernilai lebih.
Sebagai contoh misalnya ada barang action figure yang seringkali dikeluarkan dalam edisi terbatas. Sehingga untuk mendapatkannya juga harus mematok harga yang lebih mahal daripada biasanya. Terkadang hanya untuk sebuah barang sejenis tokoh karakter bisa dijual dengan sistem lelang.
Metode berikutnya adalah menetapkan harga berdasarkan fluktuasi pasar. Artinya, harga yang ditetapkan berdasarkan harga yang berlaku di pasar. Metode ini biasanya digunakan oleh penjual dalam skala menengah dan kecil.
Penjual juga dapat menentukan harganya sendiri misalnya dengan cara menaikkan harga jual dari yang ada di pasaran. Dari percobaan ini juga dapat menjadi salah satu metode mengetahui cara menghitung harga jual produk selanjutnya.
Selanjutnya untuk mendapatkan pembeli, seorang penjual tersebut harus memiliki ciri khas sehingga orang tertarik untuk membeli bukan beralih kepada barang yang sama dengan harga jual lebih rendah.
Terakhir, keystone pricing yakni metode ini umum digunakan di sektor ritel di mana harga produk ditetapkan dua kali lipat dari harga modal. Ini adalah strategi yang cukup sederhana untuk memastikan profitabilitas.
Contohnya, jika modal produk adalah Rp50.000, maka harga jual dengan metode keystone pricing akan menjadi:
Harga Jual Produk = 2 x Rp50.000 = Rp100.000
Setelah mengetahui cara menghitung harga dan nilai jual barang, maka selanjutnya harus diketahui juga beberapa faktor yang dapat mempengaruhi harga jual. Untuk itu harus diperhatikan berbagai faktor tersebut sehingga bisa selalu menstabilkan harga.
Faktor pertama yang dapat mempengaruhi nilai jual sebuah produk adalah modal atau biaya produksi. Biaya produksi ini mencakup seluruh biaya yang dikeluarkan untuk membuat produk, seperti biaya bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead.
Semakin tinggi modal yang dikeluarkan, semakin besar kemungkinan harga sebuah produk juga akan naik untuk menutup biaya tersebut dan memperoleh keuntungan.
Istilah ini memang seringkali ditemukan dalam bidang perekonomian. Bahkan, tidak semua orang dapat memahami apa yang dimaksud dengan inflasi. Secara mudahnya, harga produk akan terus naik seiring dengan bertambahnya waktu.
Hal ini juga menyebabkan nilai uang menjadi terus menurun. Inflasi bisa disebabkan oleh keadaan ekonomi masing-masing negara, kelangkaan barang, peperangan, bencana alam, dan banyak faktor lainnya.
Produk yang terkenal sudah memiliki kualitas baik tentu juga memiliki citra atau penafsiran positif di masyarakat. Hal ini dapat mempengaruhi harga barang karena nilai tersebut. Pembeli juga tetap ingin menggunakan barang yang sama meski harganya naik karena citra produk yang sudah baik.
Sedangkan pada produk UMKM atau yang baru merintis usaha, pencitraan tidak terlalu mempengaruhi bagaimana cara menghitung nilai harga jual.
Baca Juga: Pengertian Break Even Point (BEP) dan Metode Perhitungannya
Agar harga yang Anda tetapkan semakin tepat di mata konsumen dan di pasaran, Anda bisa mengikuti beberapa tips berikut ini:
Sebelum menetapkan harga jual sebuah produk, pastikan terlebih dahulu jika Anda sudah menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan. Baik itu biaya produksi, biaya persediaan, tagihan listrik dan lain sebagainya,
Dengan mengetahui biaya ini, Anda dapat menetapkan harga dasar dan menambahkan margin keuntungan yang sesuai. Ini akan membantu memastikan bahwa Anda tidak menjual dengan harga yang merugikan.
Hal selanjutnya yang tak kalah penting untuk diperhatikan dalam menetapkan harga adalah melihat bagaimana pasar dan kompetitor menghargai produk yang sejenis dengan produk Anda.
Dengan demikian, Anda dapat menentukan rentang harga yang sesuai untuk produk Anda. Jika produk Anda memiliki nilai tambah, Anda bisa menetapkan harga yang sedikit lebih tinggi.
Namun, jika banyak pesaing dengan harga yang lebih rendah, Anda mungkin perlu menyesuaikan strategi harga atau menawarkan keunikan yang menarik konsumen.
Margin keuntungan yang realistis membantu menjaga kelangsungan bisnis tanpa terlalu membebani konsumen. Tentukan persentase keuntungan yang diinginkan dengan mempertimbangkan biaya produksi dan daya beli konsumen.
Hindari menetapkan harga terlalu tinggi hanya untuk mengejar keuntungan yang besar, karena ini dapat menurunkan daya saing produk Anda di pasar.
Terakhir, lakukan analisa tren pasar dan kondisi ekonomi terbaru. Sebab, dua hal tersebut dapat mempengaruhi daya beli konsumen.
Contohnya, dapat mempengaruhi harga bahan baku, hingga perubahan preferensi konsumen. Dalam situasi ekonomi yang menantang, Anda mungkin perlu mempertimbangkan harga yang lebih fleksibel atau penawaran khusus untuk menarik minat konsumen.
Cara menghitung harga jual sangat kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Sebagai seorang pengusaha harus mengetahui cara menghitungnya agar nanti tidak kesulitan saat memasarkan produk.
Sebelum menghitung harga jual, kita harus menghitung terlebih dahulu harga pokok penjualan. Harga pokok penjualan membantu dalam menentukan harga jual dan laba yang diinginkan.
Jika Anda masih belum bisa menentukan harga pokok penjualan, Anda tidak perlu khawatir karena sekarang sudah ada aplikasi pembukuan Beecloud yang membantu menghitung HPP secara otomatis. Jadi Anda akan terhindar dari kesalahan hitung dan menentukan harga jual lebih akurat.