Bagi pengusaha manufaktur, menghitung biaya yang dikeluarkan perusahaan pasti sudah menjadi prioritas. Tentu saja sebisa mungkin biaya yang dikeluarkan harus lah tidak besar dari pendapatan yang diperoleh. Namun ada pula tantangan yang harus dihadapi ketika menjalankan usaha manufaktur, terkait dengan biaya produksi.
Beberapa pengusaha ada yang mengeluh karena biaya yang kian melambung tinggi. Biasanya hal ini karena ada manajemen yang kurang tepat. Sehingga bisa jadi usaha yang dijalankan tidak mendapatkan profit alias rugi.
Baca Juga: Contoh Laporan Akuntansi Sederhana Menggunakan Excel
Membahas mengenai usaha manufaktur, tidak jauh dengan yang namanya produksi. Produksi yang dilakukan perusahaan pasti memerlukan biaya. Adapun yang dimaksud dengan production cost adalah biaya-biaya yang digunakan untuk proses produksi yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang jumlahnya bisa lebih besar dibandingkan dengan jenis biaya lain.
Biaya tersebut meliputi harga pokok produksi yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk pada akhir periode akuntansi.
Idealnya, sebuah perusahaan harus mengetahui berapa production cost yang dikeluarkan untuk bisa menghasilkan suatu produk atau jasa. Jika perusahaan mengetahui biaya yang dikeluarkan dengan jelas dan benar, maka margin atau keuntungan juga bisa terukur dengan pasti.
Salah satu cara mengelola usaha manufaktur yang benar adalah menghemat biaya yang digunakan untuk produksi. Tujuannya untuk mendapatkan profit yang maksimal. Selain itu, production cost memiliki tujuan seperti berikut ini.
Selain mengetahui arti dan juga tujuan Production Cost, penting juga mengetahui jenis-jenisnya. Berikut ini adalah jenis jenis biaya untuk produksi yang perlu Anda ketahui:
Biaya Tetap merupakan biaya yang terdapat pada periode tertentu dengan jumlah tetap dan tidak tergantung pada proses produksi yang dilakukan. Misalnya seperti sewa gedung, pajak perusahaan, biaya administrasi, dan lain-lain.
Biaya variabel Merupakan biaya yang besarannya bisa berubah-ubah sesuai dengan hasil produksi yang dilakukan. Misalnya, semakin besar hasil produksi maka semakin besar biaya variabel yang dikeluarkan. Misalnya seperti biaya upaya pekerja atau biaya bahan baku yang dikeluarkan berdasarkan jumlah produksi.
Biaya rata-rata adalah biaya yang besarnya rata-rata dari per unit yang dihasilkan. Besar biaya rata-rata ini dihitung dengan membagikan total biaya dengan jumlah produk yang dihasilkan.
Biaya total adalah biaya hasil total seluruh biaya tetap dan biaya variabel yang digunakan terhadap perusahaan untuk menghasilkan barang jadi dalam satu periode tertentu.
biaya overhead merupakan biaya tambahan atau biaya lain-lain, yang tidak terhubung langsung dengan proses bisnis dan produksi yang dilakukan. Bisa dibilang biaya overhead ini mungkin tidak begitu besar jumlahnya, atau bisa tidak dikeluarkan secara rutin karena berasal dari pengeluaran tak terduga. Kendati demikian, biaya overhead tetap saja harus dimasukkan ke dalam anggaran seperti biaya lainnya agar bisnis dapat terus berjalan dengan semestinya.
Setelah mengetahui apa itu biaya untuk produksi dan juga jenis-jenisnya, Anda juga perlu mengetahui cara menghitung production cost. Terdapat tiga elemen penting yang tidak boleh Anda lupakan ketika menghitung biaya ini, elemen tersebut adalah Biaya bahan baku, Biaya tenaga kerja, dan juga Biaya Overhead Pabrik
Berikut ini adalah rumus untuk menghitung production cost:
Biaya material langsung + biaya tenaga kerja langsung + biaya tenaga kerja tidak langsung + biaya overhead pabrik
Untuk lebih jelasnya, maka kita akan membahas contoh menghitung production cost yang benar dari sebuah perusahaan. Katakanlah perusahaan PT. Cantika yang bergerak dibidang makeup. Dalam waktu satu bulan, mereka memproduksi 5 ribu produk makeup yang dipasarkan melalui online dan juga offline.
untuk memproduksi 5 ribu makeup, mereka mengeluarkan biaya sebagai berikut:
Jika dihitung maka total production cost-nya adalah Rp 157.000.000. Apabila dibagi menjadi 5.000 unit, maka biaya produksi untuk satu buah produk adalah Rp 31.400. Jika mengetahui biaya setiap unit yang diproduksi, maka ini akan menjadi dasar menghitung harga pokok penjualan.
Perkembangan teknologi sudah tidak bisa diragukan untuk saat ini. Berbagai kebutuhan bisa teratasi dengan mudah dengan menggunakan teknologi yang ada. Jika sebelumnya kita hanya bisa menghitung production cost secara manual, maka untuk saat ini kita bisa saja menggunakan software yang lebih mudah.
Keuntungan jika kita menggunakan software maka kita tidak perlu bingung dan pusing menghitung production cost secara manual. Belum lagi jika biaya yang dihitung sangat banyak, dan juga belum lagi kalau hitungan Anda tidak sengaja hilang.
Maka untuk menjawab persoalan di atas adalah menggunakan software bisnis manufaktur.
Pakai Beeaccounting, bisa hitung otomatis biaya produksi dan HPP Produk, 1x klik
Kesimpulan: Dengan Anda menggunakan Software Beeaccounting, menghitung Production Cost bukanlah hal yang sulit. Anda hanya tinggal input segala kebutuhan produksi maka Beeaccounting akan memberikan dengan cepat laporan biaya yang Anda keluarkan untuk melakukan produksi.
Selain itu Anda juga bisa menggunakan fitur lain untuk operasional yang lain seperti pencatatan keluar masuk stok, pencatatan pembelian barang, penjualan, bahkan sampai laporan akuntansi.
Info lengkap silahkan kunjungi: Software Beeaccounting