Jika Anda membuka artikel ini, itu berarti Anda sedang butuh penjelasan tentang apa itu biaya variabel. Biaya variabel adalah salah satu dari dua jenis biaya yang wajib diketahui oleh semua bisnis. Bagaimana jenis dan contoh biaya variabel?
Di artikel ini akan dibahas lebih lanjut tentang pengertian biaya variabel, bagaimana cara menghitungnya, dan bagaimana biaya variabel dapat mempengaruhi keuntungan suatu bisnis.
Mengutip dari Corporate Finance Institute, biaya variabel adalah biaya yang berubah sesuai dengan perubahan dalam volume produksi barang atau jasa oleh sebuah bisnis.
Sedangkan menurut Investopedia, biaya variabel adalah biaya yang berubah sesuai dengan tingkat produksi atau penjualan produk oleh perusahaan.
Jadi apa itu biaya variable?
Biaya variabel, juga dikenal sebagai variable cost, adalah biaya yang dipengaruhi oleh tingkat produksi suatu perusahaan. Ini berbeda dari biaya tetap karena besarnya dapat berubah sesuai dengan jumlah produksi yang dihasilkan.
Oleh karena itu, besarnya biaya variabel bergantung pada aktivitas produksi atau tingkat penjualan perusahaan. Saat produksi bertambah, perusahaan harus mengeluarkan biaya variabel yang lebih tinggi.
Baca Juga: Cara Input Transaksi Biaya produksi dan Operasional
Seperti yang dijelaskan di atas, biaya variabel adalah jenis biaya yang berubah sesuai dengan tingkat produksi dan tidak tetap. Lalu apa saja yang termasuk biaya variable? Berikut contoh dari biaya variabel sebagai berikut :
Contoh biaya variabel adalah biaya pembelian bahan baku untuk produksi. Misalnya, jika perusahaan memproduksi roti, bahan baku utamanya seperti tepung, telur, gula, mentega, dan lainnya akan menjadi biaya variabel.
Biaya bahan baku tidak hanya terbatas pada bahan baku utama produk, tetapi juga meliputi biaya untuk membeli kemasan produk. Oleh karena itu, biaya bahan baku meliputi semua biaya yang dibutuhkan untuk membuat produk yang dijual.
Perusahaan akan mengeluarkan biaya bahan baku sesuai dengan jumlah produksi yang diinginkan dalam jangka waktu tertentu.
Dengan software akuntansi Beeaccounting, Anda dapat memantau biaya bahan baku yang dibutuhkan untuk setiap produk. Catatan biaya bahan baku dapat dilakukan secara otomatis dan terintegrasi dengan laporan keuangan lainnya.
Hal ini memastikan bahwa catatan biaya bahan baku akurat dan terupdate sesuai dengan perubahan harga bahan baku. Anda juga dapat menggunakan software akuntansi untuk memantau jumlah bahan baku yang tersedia.
Selain itu Anda dapat membuat estimasi biaya bahan baku untuk produksi Anda. Sehingga orang gudang bisa menyiapkan kebutuhan stok bahan baku Anda.
Yang termasuk biaya variabel adalah biaya upah tenaga kerja, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk karyawan yang bekerja langsung dalam proses produksi. Upah tenaga kerja termasuk dalam biaya variabel karena besarnya volume produksi juga tergantung pada jumlah tenaga kerja yang ada.
Jam lembur yang ditempuh oleh karyawan akan diperhitungkan sebagai biaya variabel.
Biaya komisi diperhitungkan berdasarkan keberhasilan penjualan produk, dan besarannya bervariasi sesuai dengan jumlah produksi dan penjualan.
Biaya variabel juga termasuk biaya untuk membeli perlengkapan produksi, seperti bahan bakar untuk mesin produksi. Termasuk pembelian bahan-bahan pendukung seperti oli dan perlengkapan lainnya.
Besar kecilnya biaya yang dikeluarkan tergantung pada jumlah produksi yang dilakukan.
Berbeda dengan gaji yang dibayarkan secara bulanan, biaya tenaga kerja borongan adalah biaya yang berubah-ubah sesuai dengan jumlah produksi dan dapat termasuk ke dalam biaya variabel.
Sejalan dengan itu, menurut Accounting Tools, biaya tenaga kerja borongan termasuk ke dalam biaya variabel karena dibayarkan setelah selesainya produksi dalam jumlah tertentu,
Biaya pengantaran produk ke distributor atau end-user, seperti bensin, driver, dan lain-lain, dapat dikategorikan sebagai biaya variabel. Hal ini karena jumlah biaya akan berubah berdasarkan jumlah produk yang dikirimkan.
Biaya variabel terbagi menjadi dua jenis berdasarkan tujuannya dan perencanaannya, yaitu:
Engineered variable cost adalah jenis biaya yang sangat berhubungan dengan proses produksi, baik masuk maupun keluar. Biaya ini akan menyesuaikan antara jumlah masukan dengan pengeluaran. Dalam hal ini, masukan berupa modal.
Oleh karena itu, jika ada perubahan dalam jumlah masukan, maka jumlah pengeluaran pun akan mengikuti perubahan tersebut.
Mengutip Akuntansi Manajemen, Engineered variable cost adalah biaya yang memiliki kaitan langsung dan jelas dengan ukuran suatu kegiatan atau produksi. Contohnya, biaya bahan baku, yang jumlahnya akan bergantung pada volume produksi.
Discretionary Variable Cost adalah biaya yang dapat diatur oleh kebijakan manajemen sehubungan dengan perubahan volume produksi. Ini dipengaruhi oleh keputusan manajemen dan dapat berubah sesuai dengan kondisi perusahaan.
Menurut Akuntansi Manajemen, discretionary variable cost adalah jenis biaya variabel yang bergantung pada kebijakan manajemen dan bukan merupakan hasil dari peningkatan aktivitas produksi.
Peningkatan biaya ini mungkin lebih berkaitan dengan otoritas manajemen dalam pengeluaran dan tidak selalu berhubungan erat dengan aktivitas produksi.
Biaya variabel memiliki ciri-ciri sebagai berikut, menurut buku Akuntansi Biaya karya Jenni Veronika Br Ginting, S.E., M.Si, dkk:
Setelah membahas pengertian variabel, apakah Anda juga sering mendengar istilah biaya tetap? Kali ini, kita akan membahas perbedaan antara biaya tetap dan biaya variabel. Kedua jenis biaya ini memiliki beberapa perbedaan dari berbagai segi, sebagai berikut :
Poin pertama perbedaan biaya tetap dan biaya variabel adalah dari segi waktu terjadinya. Biaya tetap merupakan pengeluaran yang terjadi tidak setiap hari, melainkan sebulan, setahun, atau beberapa tahun sekali.
Sementara itu, biaya variabel adalah pengeluaran yang berlangsung dalam rentang waktu yang lebih pendek, bisa seminggu sekali bahkan tiap hari.
Biaya tetap memiliki nominal pembayaran yang jauh lebih besar daripada biaya variabel. Biaya tetap akan tetap bertahan walaupun suatu perusahaan dalam kondisi profitabilitas 0, sedangkan biaya variabel dapat diatur sesuai dengan keadaan keuangan perusahaan.
Biaya tetap jarang digunakan sebagai dasar untuk menentukan harga produk, sementara biaya variabel menjadi salah satu dasar untuk menentukan harga suatu barang.
Jumlah total biaya tetap merupakan benchmark dasar dari biaya suatu perusahaan ketika aktivitasnya dalam keadaan nol, sedangkan biaya variabel berubah sesuai dengan jumlah produksi.
Biaya variabel adalah biaya yang langsung berhubungan dengan produksi barang. Apabila produksi berkurang, nominal biaya variabel juga akan berkurang.
Sebaliknya, biaya tetap adalah biaya yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi barang dan nominalnya tetap sama meskipun produksi berkurang.
Beberapa perusahaan manufaktur, terutama, mencatat biaya variabelnya sendiri dalam laporan keuangan mereka. Laporan ini menyajikan informasi tentang biaya yang berkaitan dengan produksi, seperti bahan baku, tenaga kerja, dan biaya transportasi. Ini membantu perusahaan mengidentifikasi dan mengukur biaya mereka secara lebih akurat.
Menghitung total biaya variabel adalah hal yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan. Rumus dasar untuk menghitung Biaya Variabel adalah sebagai berikut :
Biaya Variabel = (biaya total – biaya tetap) / kuantitas
atau
Variable Cost (VC) = (Total Cost (TC) - Fixed Cost (FC)) / Quantity
Pada bulan April 2021, Indi memproduksi 2.500 unit barang dengan biaya produksi total sebesar Rp. 50 juta, di mana Rp. 5 juta diantaranya merupakan biaya fixed cost. Maka biaya variabelnya adalah sebesar Rp. 45,000,000 / 2.500 unit atau Rp. 18 ribu per unit produk.
Baca Juga: Ingin Tahu Cara Menghitung Variabel Cost?
Dari pemaparan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa biaya variabel merupakan biaya yang berubah sesuai dengan jumlah produksi yang dihasilkan. Terlepas dari hal tersebut, penting untuk diingat bahwa biaya variabel harus selalu diperhatikan untuk memastikan kesuksesan bisnis.
Semoga artikel ini bermanfaat untuk menambah wawasan Anda.