Logo Bee Web

Cara Menghitung Biaya Overhead Pabrik, Contoh dan Penggolongannya

Biaya overhead pabrik adalah salah satu elemen krusial dalam bisnis. Menghitungnya sangat mudah jika mengikuti tahapan dan rumus berikut ini!
Penulis: Achmad Fauzan Syaikhoni
Terbit: Saturday, 14 December 2024
Diperbarui: Thursday, 6 February 2025
Daftar Isi

Bagi industri besar, salah satu hal penting ketika proses produksi adalah menghitung biaya overhead pabrik. Tak bisa dimungkiri, elemen satu ini memang sangat dibutuhkan, terutama untuk mengendalikan dan menentukan harga jual produk. Tanpa mengetahuinya, atau cara menghitungnya asal-asalan, sudah pasti berdampak buruk pada keberlangsungan pabrik.

Jika Anda kebetulan sekarang adalah pemilik atau manager perusahaan, memahami biaya overhead pabrik ini suatu hal wajib. Tak usah khawatir kesusahan, melalui artikel ini, kita akan membahasnya secara komprehensif, mulai dari definisinya, apa saja klasifikasinya, hingga cara hitung beserta contoh konkretnya. Mari simak baik-baik sampai tuntas!

Biaya Overhead Pabrik Adalah…

Biaya Overhead Adalah

Baya overhead pabrik adalah biaya yang bukan termasuk biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung (Credit: Freepik)

Secara umum, biaya overhead pabrik adalah semua biaya yang diperlukan perusahaan untuk mendukung pembuatan produk, namun tidak berkaitan langsung dengan proses produksi. Misalnya pengeluaran untuk pemeliharaan mesin, penyewaan pabrik, dan keperluan tambahan lainnya. 

Tak jauh beda dengan itu, menurut M. Nafarin dalam Nainggolan dan Patimah (2020), biaya overhead pabrik adalah keseluruhan biaya yang bukan termasuk biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung. Meski ini tidak terkait secara langsung, tetap saja berpengaruh pada tingkat pendapatan perusahaan.

Berdasarkan dua penjelasan itu, maka dapat kita pahami bahwa biaya overhead pabrik atau biasa disingkat BOP ini, adalah jenis biaya sekunder yang mendukung keberlangsungan operasional. Mudahnya, biaya tersebut merupakan biaya tambahan yang dihitung di luar biaya produksi dan jasa.

Apa Saja yang Termasuk Biaya Overhead Pabrik?

Dari sini, sebagian dari kita mungkin sudah penasaran; lantas biaya overhead mencakup biaya apa saja? Sebenarnya, tidak ada jawaban yang pasti terkait hal ini. Tergantung dengan produk apa dan apa saja kebutuhan perusahaan. Namun, jika secara umum, Bee merangkumnya ke beberapa poin berikut ini:

1. Sewa Pabrik

Biaya sewa pabrik adalah pengeluaran tetap yang harus dibayar untuk menggunakan ruang produksi. Umumnya, biaya ini tidak tergantung pada volume produksi, tetapi tengat waktu persewaannya. Dan ini, adalah salah satu bagian penting dari anggaran overhead.

2. Utilitas

Utilitas, atau dalam dunia industri dipahami sebagai layanan, mencakup biaya seperti listrik, air, gas, dan lainnya yang diperlukan untuk kelancaran operasional pabrik. Pengeluaran ini dapat bervariasi di setiap pabrik; tergantung pada tingkat penggunaan dan aktivitas produksi.

3. Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Alat Produksi

Alat Produksi Di Pabrik

Ilustrasi Alat Produksi di Dalam pabrik (Credit: Freepik)

Pemeliharaan dan perbaikan alat produksi juga ditanggung oleh biaya overhead. Tujuannya sudah pasti, yaitu untuk menjaga mesin dan peralatan agar selalu dalam kondisi prima. Ini biasanya dilakukan secara rutin untuk mencegah kerusakan yang dapat mengganggu proses produksi.

4. Asuransi

Biaya selanjutnya adalah asuransi. Umumnya, yang disebut asuransi ini meliputi perlindungan aset pabrik dari risiko kerugian atau kerusakan. Meski terkesan tidak penting, namun bagi banyak industri ini bisa dibilang sebagai investasi dalam bentuk fasilitas dan peralatan.

5. Tunjangan/Bonus Karyawan

Gaji tambahan untuk karyawan juga termasuk biaya overhead pabrik. Contohnya tunjangan dan bonus, atau gaji yang diberikan kepada karyawan di luar gaji pokok. Pengeluaran ini biasanya diperlukan perusahaan karena bisa mempengaruhi motivasi dan produktivitas karyawan.

6. Biaya Tenaga Kerja Outsourcing

Bagi pabrik atau perusahaan tertentu, biasanya ada yang memakai tenaga outsourcing. Biaya tenaga kerja outsourcing adalah pengeluaran untuk menyewa pekerja dari pihak ketiga untuk melakukan tugas tertentu. Tujuan industri memakai tenaga ini biasanya untuk mengurangi biaya tetap dan meningkatkan fleksibilitas operasional.

Baca Juga: Pengertian Outsourcing, Sistem Kerja dan Jenisnya, Lengkap!

7. Bahan Perlengkapan Pabrik

Berikutnya bahan perlengkapan pabrik. Ini mencakup berbagai bahan pendukung yang diperlukan untuk operasional. Misalnya seperti alat tulis, pelumas, atau perlengkapan kebersihan. Meski ini tidak langsung terkait dengan produksi, bahan ini penting untuk kelancaran kegiatan sehari-hari.

8. Pajak untuk Fasilitas Produksi

Yang terakhir, sudah tidak perlu ditanya lagi, tentu saja adalah pajak untuk fasilitas produksi. Setiap bisnis, apalagi pabrik besar, pasti punya kewajiban untuk membayar pajak properti. Pajak ini dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan nilai aset yang dimiliki oleh pabrik.

Penggolongan Biaya Overhead Pabrik

Pengelolaan Biaya Overhead Pabrik

Ilustrasi Pebisnis Mengelola Biaya Overhead Pabrik (Credit: Freepik)

Untuk lebih jelasnya lagi, mari kita ulas ini dalam beberapa golongan. Dalam akuntansi biaya, penggolongan ini berdasarkan fungsi, sifat, dan perilaku biaya. Merangkum repository Universitas Widyatama dan tulisan Dalimunthe, Barus, dan Karo-Karo (2018), berikut adalah penjelasan lengkapnya: 

1. Penggolongan Biaya Overhead Pabrik Berdasarkan Sifatnya

Penggolongan biaya overhead pabrik ini didasarkan pada sifat atau karakteristik biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Cakupannya meliputi berbagai komponen yang tidak langsung terkait dengan pembuatan produk, tetapi tetap penting dalam operasional pabrik.

  • Biaya Bahan Penolong: Meliputi bahan yang tidak menjadi bagian utama produk jadi atau yang nilainya kecil dibandingkan total biaya produksi, seperti lem atau pelumas mesin.
  • Biaya Reparasi dan Pemeliharaan: Termasuk biaya perbaikan, penggantian suku cadang, dan jasa perawatan dari pihak luar untuk memastikan mesin dan fasilitas pabrik berfungsi optimal.
  • Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung: Biaya ini mencakup upah tenaga kerja yang tidak terhubung langsung dengan produk tertentu, seperti petugas kebersihan atau teknisi.
  • Biaya Penyusutan Aktiva Tetap: Berasal dari penurunan nilai aset pabrik seperti bangunan, mesin, dan peralatan yang digunakan dalam produksi.
  • Biaya Akibat Berlalunya Waktu: Merujuk pada pengeluaran untuk premi asuransi gedung, mesin, atau kendaraan yang tetap berlaku meskipun aktivitas produksi berhenti.
  • Biaya Lain yang Memerlukan Pengeluaran Tunai: Biaya ini mencakup pengeluaran langsung seperti listrik dan jasa perbaikan yang diserahkan kepada pihak luar.

2. Penggolongan Biaya Overhead Pabrik Menurut Perilakunya

Penggolongan ini didasarkan pada bagaimana BOP berubah seiring dengan volume produksi. Adapun tujuanya  untuk mengelola efisiensi produksi dan anggaran.

  • Biaya Tetap: Biaya overhead yang jumlahnya tidak berubah meskipun volume produksi berubah dalam kisaran tertentu, seperti gaji manajer pabrik.
  • Biaya Variabel: Berubah secara proporsional dengan perubahan volume produksi, misalnya biaya bahan bakar mesin produksi.
  • Biaya Semivariabel: Kombinasi antara biaya tetap dan variabel, contohnya tagihan telepon yang terdiri atas tarif tetap ditambah biaya berdasarkan pemakaian.

3. Penggolongan Biaya Overhead pabrik Sesuai Hubungannya dengan Departemen

Penggolongan yang ketiga memperhatikan hubungan biaya dengan departemen tertentu di dalam pabrik. Dengan kata lain, biaya overhead dapat dialokasikan kepada departemen yang secara langsung atau tidak langsung mendapat manfaatnya.

  • Biaya Langsung Departemen: Biaya yang hanya terkait dengan satu departemen tertentu, seperti biaya penyusutan mesin pada departemen produksi.
  • Biaya Tidak Langsung Departemen: Biaya yang manfaatnya dirasakan oleh lebih dari satu departemen, seperti biaya pemeliharaan gedung pabrik yang digunakan bersama.

Cara Menghitung Biaya Overhead Pabrik dan Contohnya

Rumus Cara Hitung Rencana Anggaran Biaya

Ilustrasi Rumus Perhitungan BOP (Credit: Freepik)

Cara menghitung biaya overhead pabrik memerlukan beberapa tahapan. Tujuannya supaya bisa memastikan biaya tersebut teralokasikan secara tepat ke setiap produk yang dihasilkan. Termasuk juga untuk membantu perusahaan dalam menentukan harga jualnya. Berikut beberapa tahapannya dikutip Bee dari Team Teaching Universitas Islam Malang:

1. Menentukan Anggaran Biaya Overhead Pabrik

Langkah pertama, perusahaan terlebih dahulu menyusun anggaran biaya overhead berdasarkan tingkat kapasitas yang dipilih. Misalnya, kapasitas normal mencerminkan jumlah produksi rata-rata dalam kondisi stabil, sedangkan kapasitas aktual mencerminkan estimasi produksi yang akan dicapai dalam periode mendatang. 

Adapun cakupan anggaran ini bisa mencakup tiga hal, yakni: biaya tetap, variabel, dan semi variabel seperti biaya listrik, pemeliharaan, serta gaji karyawan tidak langsung.

2. Memilih Dasar Pembebanan Biaya Overhead

Setelah itu, pilihlah dasar pembebanan yang sesuai dengan jenis BOP. Jika misalnya biaya overhead banyak dipengaruhi oleh tenaga kerja, maka dasar pembebanan berupa jam tenaga kerja langsung. Namun, jika biaya overhead lebih dipengaruhi oleh penggunaan mesin, maka dasar pembebanan berupa jam mesin lebih relevan.

Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah lima metode yang umum digunakan untuk menentukan dasar pembebanan biaya overhead:

a. Satuan Produk

Dasar ini digunakan jika setiap unit produk memiliki biaya overhead yang seragam. Tarifnya dihitung berdasarkan jumlah satuan yang dihasilkan. Rumusnya sebagai berikut:

Tarif BOP per unit = Total Biaya Overhead Pabrik​ : Total Jumlah Produk

Misalnya, sebuah perusahaan bernama PT. Indie Sentosa memproduksi 4.000 unit produk dalam setahun dengan total biaya overhead Rp7.000.000. Maka, perhitungannya adalah:

7.000.000 : 4.000 = Rp1.750 per unit

Nah, jika sebuah pesanan membutuhkan 200 unit, maka biaya overheadnya:

200 X 1.750 = Rp350.000

b. Biaya Bahan Baku

Dasar ini cocok jika biaya overhead perusahaan berhubungan erat dengan jumlah bahan baku yang digunakan. Rumusnya begini: 

Persentase BOP = Total Biaya Overhead : Total Biaya Bahan Baku × 100%

Sebagai contoh, jika total biaya overhead PT. Indie Sentosa dalam setahun adalah Rp3.000.000, dan biaya bahan baku yang dipakai adalah Rp6.000.000, maka persentase biaya overhead terhadap bahan baku adalah:

3.000.000 : 6.000.000 x 100% = 50%

Kemudian jika pesanan tertentu membutuhkan bahan baku senilai Rp40.000, maka biaya overhead untuk pesanan itu adalah:

40.000 × 50% = Rp20.000

c. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Jika sebelumnya biaya overhead berkaitan dengan biaya bahan baku, dasar ini berhubungan dekat dengan tenaga kerja langsung. Adapun rumusnya sebagai berikut:

Persentase BOP = Total Biaya Overhead​ : Total Biaya Tenaga Kerja Langsung × 100%

Misalnya, jika total biaya overhead setahun adalah Rp3.000.000 dan total biaya tenaga kerja langsung adalah Rp5.000.000, maka perhitungan persentase biaya overhead-nya begini:

3.000.000 : 5.000.000 ​× 100% = 60%

Lantas kalau biaya tenaga kerja langsung untuk pesanan adalah Rp40.000, maka biaya overhead-nya:

40.000 × 60% = Rp24.000

d. Jam Tenaga Kerja Langsung

Dasar yang keempat ini bisa digunakan apabila biaya overhead erat kaitannya dengan waktu kerja tenaga langsung. Rumusnya antara lain:

Tarif BOP per Jam = Total Biaya Overhead​ : Total Jam Tenaga Kerja Langsung

Misalnya saja, total biaya overhead adalah Rp6.000.000, lalu total jam kerja langsung adalah 2.500 jam. Maka, setiap jam kerja dikenakan biaya overhead sebagai berikut:

6.000.00 : 2.500 ​= Rp2.400 per jam

Kemudian kalau pesanan memerlukan 200 jam kerja, biaya overhead untuk pesanan itu adalah:

300 × 2.400 = Rp720.000

e. Jam Mesin

Dasar ini digunakan jika biaya overhead tergantung pada waktu penggunaan mesin. Adapun rumus perhitungannya adalah: 

Tarif BOP Total = Total Biaya Overhead​ : Total Jam Mesin

Misalnya saja, total biaya overhead-nya adalah Rp3.000.000, dan total jam mesin adalah 15.000 jam. Maka, setiap jam mesin dikenakan biaya overhead:

3.000.000 : 15.000 ​= Rp200 per jam mesin

Dan jika pesanan membutuhkan 300 jam mesin, biaya overhead-nya:

300 × 200 = Rp60.000

3. Menghitung Tarif Biaya Overhead Pabrik

Setelah anggaran dan dasar pembebanan ditentukan, hitunglah tarif dengan cara membagi total anggaran biaya overhead dengan total dasar pembebanan.

Setelah anggaran dan dasar pembebanan ditentukan, hitunglah tarif dengan cara membagi total anggaran biaya overhead dengan total dasar pembebanan. Berikut rumus perhitungannya:

Tarif BOP = BOP yang Dianggarkan : Taksiran Dasar Pembebasan

Sebagai contoh PT. Indie Sentosa menghasilkan produk berdasarkan pesanan. Lalu BOP-nya dibebankan pada produk berdasarkan jam mesin. Dan anggaran BOP-nya disusun dengan kapasitas normal sebanyak 80.000. 

Agar hitungannya bisa lebih jelas lagi, berikut Bee kasih contoh tabel susunan anggaran BOP di bawah, lengkap dengan hitungannya:

Tabel Anggaran Bop

Contoh Tabel Anggaran Biaya Overhead Pabrik (Credit: Bee.id)

di bawah, lengkap dengan hitungannya:

Dengan berdasarkan susunan anggaran BOP di atas, maka perhitungan tarif BOP PT. Indie Sentosa secara keseluruhan sebagai berikut: 

Tarif BOP Variabel: Rp2.250.000 : 80.000 jam kerja =  Rp28,125 per jam mesin

Tarif BOP Tetap: 5.650.000 : 80.000 jam kerja = Rp70,625 per jam mesin

Tarif BOP Total = Rp98,75 per jam mesin

Kenapa Biaya Overhead Pabrik Perlu Dihitung?

Setelah mengetahui cara dan contoh perhitungannya, Anda juga perlu memahami terkait manfaat atau alasan di balik perhitungan BOP. Sebab ia bukan hanya soal angka-angka, tapi juga strategi untuk menjalankan bisnis yang lebih efisien. Berikut beberapa alasannya:

1. Menentukan Harga Pokok Produk Secara Akurat

Harga pokok produk adalah dasar dari semua perhitungan laba perusahaan. Kalau biaya overhead tidak dihitung dengan benar, harga pokoknya bisa meleset, dan itu bisa bikin perusahaan rugi. Dengan menghitung overhead, perusahaan tahu pasti berapa biaya yang “nempel” di tiap produk yang mereka buat.

2. Membantu Pengambilan Keputusan Strategis

Keputusan seperti meningkatkan kapasitas produksi atau mengganti mesin butuh data biaya overhead yang akurat. Kalau biaya ini salah hitung, perusahaan bisa salah ambil keputusan, misalnya malah investasi di area yang nggak efektif. Jadi, perhitungan ini penting banget buat mencegah keputusan yang merugikan.

3. Mengontrol Pengeluaran Perusahaan

Dengan menghitung biaya overhead, perusahaan jadi tahu pengeluaran mana yang sebenarnya bisa ditekan. Misalnya, biaya utilitas yang ternyata lebih boros dari seharusnya. Dengan begitu, perusahaan bisa cari cara untuk lebih efisien dan mengurangi pemborosan.

4. Membantu Menentukan Harga Jual Produk

Harga jual produk nggak bisa asal-asalan, apalagi kalau ada persaingan ketat di pasar. Biaya overhead yang dihitung dengan tepat akan memastikan harga jual tetap kompetitif, tapi tetap memberi margin keuntungan yang layak. 

Baca Juga: 8 Cara Menentukan Harga Jual Produk Anda

5. Mendukung Evaluasi Kinerja Produksi

Biaya overhead bisa jadi indikator apakah proses produksi berjalan dengan efisien atau tidak. Kalau biaya overhead terlalu tinggi, itu bisa jadi tanda ada yang perlu diperbaiki di pabrik, entah itu efisiensi tenaga kerja atau perawatan mesin. 

6. Menghindari Kesalahan Alokasi Biaya

Tanpa perhitungan yang jelas, ada risiko salah alokasi biaya, misalnya biaya overhead yang "nyasar" ke produk tertentu. Akibatnya, produk itu terlihat terlalu mahal dibanding yang lain. Nah, perhitungan overhead yang baik, akan memastikan alokasi biaya lebih adil dan sesuai dengan penggunaan sebenarnya.

7. Menunjukkan Gambaran Keuangan yang Lebih Realistis

Biaya overhead adalah bagian besar dari total biaya perusahaan. Jadi, kalau tidak dihitung, gambaran keuangannya sudah pasti tidak akan akurat. Sehingga kemungkinan perusahaan tidak siap menghadapi tantangan keuangan, seperti kenaikan harga bahan baku atau energi, jelas semakin besar.

Namun, menghitung biaya overhead secara manual sering kali memakan waktu dan rentan terhadap kesalahan. Untuk mengatasi masalah ini, Anda bisa mempertimbangkan aplikasi pembukuan keuangan seperti Beecloud. Beecloud punya fitur pencatatan otomatis, yang bisa memantau biaya overhead pabrik sekaligus mengelola laporan keuangan bisnis Anda secara lebih efisien.

Termasuk dalam menghitung biaya overhead, Beecloud juga bisa membantu. Bersamanya, Anda bisa dengan mudah mencatat dan mengelola biaya overhead seperti biaya listrik, air, sewa, dan biaya administrasi lainnya. Penasaran gimana cara kerjanya? Silakan klik link banner di bawah untuk informasi selengkapnya!

Beecloud Untuk Mencatat Biaya Operasional, Gaji Dan Beban

Artikel Populer

Ekuitas: Pengertian, Unsur, Jenis dan Contonya, Lengkap!
Ekuitas adalah istilah populer dan tentunya sudah sangat populer dalam dunia bisnis khususnya untuk masalah pengelolaan keuangan atau akuntansi. Secara
Baca Juga
Jenis dan Contoh Pelayanan Prima di Berbagai Bidang Usaha
Pelayanan prima atau service excellent merupakan rangkaian tindakan yang diberikan untuk memberikan layanan kepada pelanggan secara maksimal agar mereka mendapat
Baca Juga
[DOWNLOAD] Contoh Cash Flow Excel dan Template Membuatnya Gratis
Contoh cash flow excel berfungsi untuk mengonversi data-data akuntansi pada laporan laba rugi dan neraca menjadi suatu informasi mengenai pergerakan
Baca Juga
Cara Menghitung PPh 21 Karyawan Terbaru 2023
Bagi sebagian orang, menghitung besaran PPh 21 bisa menjadi tugas yang menakutkan dan membingungkan. Namun, sebenarnya cara menghitung PPh 21
Baca Juga
Contoh Matriks SWOT, Pengertian dan Strategi Penerapannya
Matriks SWOT berfungsi sebagai alat atau metode analisa peluang atau ancaman dalam bisnis, dengan analisis ini pebisnis lebih waspada dan
Baca Juga
12 Contoh Wirausaha Berbagai Bidang & Contoh Usahanya
Jika Anda seorang pebisnis yang tengah mencari inspirasi dan pandangan segar dalam dunia kewirausahaan, tak ada yang lebih bermanfaat daripada
Baca Juga
Customer Service Bee

148rb+ Pengusaha Sudah Pakai Bee

"Operasional makin lancar, bisnis terkontrol dan mudah discale-up"
Hubungi Tim Bee sekarang untuk konsultasi GRATIS
Logo Bee Web
Software Akuntansi & Kasir No. 2 di Indonesia. Memudahkan Pemilik Bisnis dan Akuntan untuk mengerjakan dan menganalisa keuangan lebih cepat, mudah, dan akurat. Gratis Trial atau Demo Gratis dengan Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Aer Space - Jl. Karang Tinggal No.41B, Cipedes, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2025 Bee.id
magnifiercrossmenu