Dalam istilah ekonomi, biaya marginal (mariginal cost) berhubungan dengan biaya produksi. Kalau Anda belum tahu biaya produksi itu apa, biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam proses produksi untuk menghasilkan suatu barang atau produk yang siap dipasarkan.
Apa hubungan biaya marginal dengan biaya produksi? Apakah yang dimaksud dengan biaya marginal? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Biaya marginal adalah perkiraan berapa biaya ekonomi akan berubah jika output berubah. Lebih jelasnya, bila misalnya total biaya menghasilkan 9 unit adalah Rp 220.000,- dan untuk menghasilkan 10 unit dibutuhkan biaya Rp 250.000,- maka biaya marginalnya adalah Rp 30.000.-
Lalu apa hubungan biaya marginal dengan biaya produksi? Analisis biaya produksi dibedakan menjadi dua jangka waktu, yaitu biaya jangka pendek dan jangka panjang.
Biaya marginal termasuk biaya jangka pendek yang menunjukkan sebagian faktor produksi tidak dapat ditambah jumlahnya. Salah satu faktor produksi bersifat tetap, yang lain berubah.
Baca Juga: Memahami Pengertian Rasio Keuangan Bisnis
Marginal Revenue adalah kemiringan garis yang menunjukkan jumlah peningkatan
penerimaan apabila output (quantitas) meningkat satu unit.
Sedangkan biaya margina adalah kemiringan garis yang mengukur biaya tambahan dari unit tambahan output (jumlah unit). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai MR (marginal revenue) - MC (marginal cost) =0 atau dengan kata bahwa nilai MR=MC , maka besarnya laba akan maksimal.
Sehingga, rumus biaya marginal adalah:
= | marginal cost | |
= | change in cost | |
= | change in quantity |
Analisis pendekatan marginal adalah sebuah metode untuk mendapatkan kondisi dimana biaya marginal sama dengan penerimaan marginal.
Setiap pihak yang terlibat dalam proses produksi harus tahu cara menghitung biaya marginal sehingga perusahaan dapat mengetahui jumlah produksi yang mereka butuhkan.
Biaya marginal merupakan konsep penting karena membantu pemilik bisnis membuat keputusan yang tepat tentang produk dan layanan mereka. Misalnya, jika biaya marjinal untuk suatu produk tinggi, mungkin tidak menguntungkan untuk memproduksi lebih banyak produk. Atau, jika biaya marjinal rendah, maka mungkin menguntungkan untuk memproduksi lebih banyak produk.
Biaya marginal juga berbanding lurus dengan volume produksi. Semakin besar volume produksi, semakin rendah biaya marjinal per unitnya. Dengan kata lain, perusahaan dapat mengurangi biaya marjinalnya jika meningkatkan volume produksinya.
Ada beberapa faktor berbeda yang dipertimbangkan ketika menghitung biaya marjinal. Yang paling penting adalah perubahan dalam biaya total yang disebabkan oleh produksi satu unit barang atau jasa lagi.
Selain perubahan dalam biaya total, faktor lain yang dapat mempengaruhi biaya marjinal termasuk perubahan dalam biaya variabel dan perubahan dalam biaya tetap. Biaya variabel adalah biaya-biaya yang bervariasi dengan jumlah barang atau jasa yang diproduksi, sementara biaya tetap tetap konstan terlepas dari berapa banyak yang diproduksi.
Ketika semua faktor ini diperhitungkan, menjadi lebih mudah untuk melihat mengapa biaya marjinal merupakan metrik yang penting bagi bisnis untuk dilacak. Dengan memantau biaya marjinal, perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih tepat tentang berapa banyak yang harus diproduksi dan memastikan bahwa mereka beroperasi seefisien mungkin.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi biaya marjinal. Faktor yang paling penting adalah kuantitas barang atau jasa yang diproduksi. Ketika kuantitas yang diproduksi meningkat, begitu pula biaya marjinal.
Faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi biaya marjinal termasuk tingkat teknologi yang digunakan dalam produksi, tingkat otomatisasi, jumlah tenaga kerja yang digunakan, dan ketersediaan bahan baku. Semua faktor ini berperan dalam menentukan berapa biaya yang diperlukan untuk menghasilkan unit tambahan dari suatu barang atau jasa.
Biaya marjinal adalah konsep penting untuk dipahami saat menjalankan bisnis. Sederhananya, ini adalah biaya tambahan untuk memproduksi satu unit barang atau jasa lagi. Dengan kata lain, ini adalah biaya produksi unit terakhir yang ditambahkan ke inventaris.
Ini bisa menjadi angka yang rumit untuk dihitung, tetapi ada beberapa tips yang dapat Anda ikuti untuk mendapatkan angka seakurat mungkin.
Dengan memahami dan meminimalkan biaya marjinal, Anda dapat membantu menjaga bisnis Anda berjalan secara efisien dan menguntungkan.
Baca Juga: Pengertian Break Even Point (BEP) dan Metode Perhitungannya
Penting bagi pemilik bisnis untuk memahami biaya marjinal, karena dapat berdampak pada keuntungan mereka. Biaya marjinal adalah perubahan biaya yang terkait dengan memproduksi satu unit barang atau jasa lagi.
Bisnis harus berusaha untuk memastikan biaya marjinal mereka serendah mungkin, sehingga mereka dapat memaksimalkan keuntungan mereka. Ada sejumlah faktor yang dapat memengaruhi biaya marjinal, termasuk jenis barang atau jasa yang diproduksi dan jumlah kapasitas produksi yang tersedia.
Pemilik bisnis harus mempertimbangkan semua faktor ini ketika membuat keputusan tentang cara mengembangkan bisnis mereka. Biaya marjinal dapat berdampak besar pada profitabilitas, jadi penting untuk memahami dan mengelolanya dengan benar.
Jika Anda belum memiliki laporan neraca, laba-rugi, dan kas, Anda belum bisa membuat rasio keuangan perusahaan.
Mengelola keuangan tidak mudah bagi Anda yang tidak memiliki pengetahuan dasarnya. Namun jangan khawatir, dewasa ini segala kemudahan bisa kita dapatkan, termasuk kemudahan dalam membuat laporan keuangan.
Dengan menggunakan Software Akuntansi Beeaccounting dapat memudahkan dalam mencatat arus kas dan membuat laporan keuangan dengan akurat.