Dalam laporan laba rugi, ada 2 jenis laba yang umum dicatat, yakni laba kotor dan laba bersih. Untuk menghitungnya, Anda perlu tahu rumus laba rugi dan laba kotornya terlebih dahulu.
Dimana laporan ini digunakan untuk melihat seberapa baik perusahaan kita dalam menghasilkan laba. Dengan rumus ini nantinya yang akan mencerminkan hasil hasil akhir dari operasional sebuah bisnis setelah dikurangi semua beban dan pajak.
Bagaimana cara menghitungnya? Simak penjelasan lengkapnya pada artikel berikut ini!
Sebelum kita bahas rumus laba bersih, kita bahas terlebih dahulu apa sebenarnya laba bersih ini? Menurut Hery (2017) dalam Kusumawardani (2020), laba bersih adalah laba operasi seperti biaya bunga dan dikurangi pajak penghasilan.
Laba inilah yang benar-benar mencerminkan hasil akhir dari kegiatan usaha dalam satu periode akuntansi. Artinya, setelah seluruh pendapatan dikumpulkan dan seluruh beban dikurangkan, maka sisa yang tersisa itulah yang disebut laba bersih.
Angka ini menjadi cerminan sejati dari kinerja finansial perusahaan, karena mencakup semua aspek operasional dan non-operasional.
Laba bersih dilihat dimana ? Laporan laba bersih dapat dilihat pada laporan laba rugi, yakni laporan yang digunakan untuk menunjukkan seberapa besar pendapatan, beban, dan laba (atau rugi) yang dihasilkan perusahaan dalam satu periode tertentu.
BACA JUGA: Jenis-Jenis Laba Penjualan, Rumus dan Contohnya
Menghitung laba bersih bukan sekadar formalitas dalam penyusunan laporan keuangan, tetapi menjadi langkah penting untuk memahami kondisi sebenarnya dari keuangan perusahaan. Berikut beberapa keuntungan jika sebuah usaha tahu jumlah laba bersihnya:
Laba ini bisa menjadi indikator utama untuk melihat apakah bisnis berada dalam kondisi untung atau rugi. Dari sini, pemilik usaha bisa mengetahui apakah strategi yang dijalankan sudah efektif atau perlu evaluasi. Semakin tinggi angka laba yang dihasilkan, maka semakin baik perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
Data laba bersih sering digunakan sebagai acuan untuk mengambil keputusan penting, seperti ekspansi usaha, pengurangan biaya, hingga penentuan harga jual produk atau jasa.
Sementara itu, dari sisi eksternal angka dari laba bersih perusahaan dapat memikat Investor dan lembaga keuangan umumnya akan melihat laba bersih sebelum menanamkan modal atau memberikan pinjaman. Semakin besar dan stabil labanya, maka semakin tinggi pula tingkat kepercayaan yang diberikan.
Selain itu, menghitung laba dengan rumus laba bersih juga menjadi dasar perhitungan pajak penghasilan yang wajib dibayarkan perusahaan. Oleh karena itu, perhitungan yang tepat akan membantu dalam memenuhi kewajiban pajak secara akurat.
Besarnya laba yang dihasilkan dapat mencerminkan kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya, mengontrol biaya, dan meningkatkan pendapatan. Ini bisa menjadi alat evaluasi untuk memperbaiki kinerja di masa mendatang.
Untuk menghitung pendapatan usaha, atau laba bersih perusahaan, ada beberapa tahapan yang perlu Anda lakukan, diantaranya adalah sebagai berikut:
Langkah pertama adalah menjumlahkan seluruh pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam satu periode, baik dari penjualan produk maupun jasa. Total pendapatan ini menjadi dasar untuk menghitung laba kotor dan selanjutnya laba bersih.
Untuk menghitung pendapatan usaha, Anda bisa menggunakan rumus berikut ini:
Total Pendapatan = Harga Jual × Jumlah Unit Terjual
Setelah mendapatkan total pendapatan, kurangi angka tersebut dengan HPP. Hasil pengurangannya disebut sebagai laba kotor. Untuk menghitung harga pokok penjualan, Anda bisa menggunakan rumus berikut:
HPP = Persediaan Awal + Pembelian Bersih – Persediaan Akhir
Keterangan:
Sehingga, laba kotornya bisa dihitung dengan rumus:
Laba Kotor = Total Pendapatan – HPP
BACA JUGA: Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan / COGS
Setelah itu, laba kotor akan dikurangi dengan berbagai beban operasional, seperti gaji karyawan, biaya listrik, sewa, dan biaya pemasaran.
Setelah dikurangi, hasilnya disebut laba operasional. Selanjutnya, laba operasional dikurangi lagi dengan beban non-operasional. Beban non-operasional ini bisa mencakup biaya bunga pinjaman, kerugian selisih kurs, atau beban lain yang tidak berkaitan langsung dengan aktivitas utama perusahaan.
Setelah laba operasional dihitung dan dikurangi dengan beban non operasional, selanjutnya adalah menghitung laba bersih. Dengan cara menguranginya dengan pajak penghasilan.
Laba bersih inilah yang menjadi hasil akhir dari seluruh proses perhitungan dalam laporan laba rugi. Angka ini mencerminkan keuntungan riil yang diperoleh perusahaan setelah semua beban, baik operasional maupun non-operasional, serta kewajiban pajak diselesaikan.
Untuk menghitung laba bersih, Anda bisa menggunakan rumus berikut:
Laba Bersih = Laba Operasional – Beban Non-Operasional – Pajak
Laba ini sering kali menjadi fokus utama dalam menilai performa finansial perusahaan, karena menunjukkan seberapa efisien dan efektif operasional bisnis yang dijalankan selama satu periode akuntansi.
Hitung laba rugi kini bisa sat-set tanpa ribet, cukup pakai Beecloud! Aplikasi pembukuan keuangan ini memudahkan Anda mencatat setiap transaksi secara real-time, menyusun laporan otomatis, dan langsung tahu berapa untung bersih usaha Anda.
Dengan fitur laporan laba rugi yang akurat dan cepat, Anda tak perlu lagi pusing hitung manual, semua langsung tersaji rapi hanya dalam beberapa klik. Mau coba-coba dulu? Klik banner di atas sekarang juga!
Berikut adalah contoh perhitungan laba sebuah usaha, agar Anda bisa lebih mudah memahami bagaimana praktek rumus laba bersihnya.
Diketahui, sebuah toko pada periode Januari 2025, memiliki data keuangan sebagai berikut:
Maka, untuk menghitung laba bersihnya.
HPP = Persediaan Awal + Pembelian Bersih – Persediaan Akhir = Rp20.000.000 + Rp40.000.000 – Rp15.000.000 = Rp45.000.000
Laba Kotor = Total Penjualan – HPP = Rp100.000.000 – Rp45.000.000 = Rp55.000.000
Laba Operasional = Laba Kotor - Beban Operasional = Rp55.000.000 - (Rp10.000.000 + Rp1.000.000 + Rp5.000.000) = Rp55.000.000 – Rp16.000.000 Laba Operasional = Rp39.000.000
Laba Bersih = Laba Operasional – Beban Non-Operasional – Pajak = Rp39.000.000 – Rp1.500.000 – Rp3.000.000 = Rp34.500.000
Dalam prakteknya, laba atau rugi bersih sebuah perusahaan dihitung langsung dalam laporan keuangan. Berikut contoh laporan laba rugi dan tahapan perhitunganya:
Kesimpulannya, dengan menghitung laba atau rugi bersih, Anda bisa mengetahui seberapa sehat kondisi keuangan bisnis secara menyeluruh. Angka ini menjadi tolok ukur penting dalam menilai performa usaha, merencanakan strategi ke depan, serta memastikan bahwa setiap pengeluaran dan pendapatan tercatat dengan baik.
Tak hanya untuk kebutuhan internal, laba bersih juga berperan penting saat Anda ingin menarik investor, mengajukan pinjaman, atau sekadar mengevaluasi keberhasilan dari kegiatan operasional bisnis yang sudah dijalankan.