Beban sewa dalam akuntansi adalah biaya yang timbul dari penggunaan aset yang disewa oleh perusahaan, seperti properti, peralatan, atau kendaraan, selama periode tertentu.
Beban ini dicatat sebagai pengeluaran pada laporan laba rugi dalam periode akuntansi yang bersangkutan. Dimana dalam sebuah bisnis, sewa merupakan bagian yang tidak tidak terlewatkan dalam proses menjalankan sebuah bisnis.
Baik itu sewa gedung, kendaraan, maupun peralatan, dan semua pengeluaran ini dapat menjadi bagian signifikan dari biaya operasional. Simak dan kenali lebih dalam mengenai beban sewa dalam akuntansi pada artikel di bawah ini!
Salah satu contoh dari beban sewa perusahaan adalah sewa bangunan (Credit: Freepik.com)
Beban sewa dalam akuntansi adalah biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan atau individu sebagai imbalan atas penggunaan aset milik orang lain dalam jangka waktu tertentu. Aset yang disewa bisa berupa tanah, bangunan, kendaraan, peralatan, atau bahkan perangkat lunak.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, 2009) istilah sewa menyewa adalah sebuah perjanjian dimana lessor (pihak yang menyewakan) memberi hak kepada lessee (penyewa) untuk menggunakan sebuah aset selama satu periode yang sudah disepakati.
Dalam praktik akuntansi, beban sewa biasanya dicatat setiap bulan, triwulan, atau sesuai dengan ketentuan perjanjian sewa yang berlaku. Pencatatan beban sewa mencerminkan pengurangan aset perusahaan karena penggunaan aset yang bukan miliknya.
Beban ini termasuk dalam kategori biaya operasional dan dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan, tergantung pada besarnya nilai sewa dan periode sewanya.
Beban sewa juga dapat memiliki dampak pada neraca perusahaan jika perusahaan menggunakan model sewa modal (capital lease) atau sewa pembiayaan (finance lease) di mana aset sewa diakui sebagai aset dan liabilitas pada neraca. Sementara untuk sewa operasi (operating lease), beban sewa hanya diakui dalam laporan laba rugi tanpa mempengaruhi neraca.
Jenis-Jenis Sewa
Akuntansi sewa untuk lessee dibedakan kelompokkan menjadi beberapa jenis berdasarkan SAK ETAP, yakni:
1. Sewa Pembiayaan (Finance Lease)
Sewa pembiayaan adalah sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset kepada lessee. Pada dasarnya, sewa pembiayaan dianggap sebagai pembelian aset oleh lessee yang dibiayai melalui hutang.
Jenis sewa pembiayaan ini dibedakan menjadi beberapa karakteristik, yakni:
Pengakuan Aset dan Kewajiban: Pada awal masa sewa, lessee harus mengakui aset sewa dan kewajiban sewa pada neraca sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa, termasuk nilai residu (harga opsi) yang harus dibayar pada akhir masa sewa.
Diskonto Pembayaran Sewa: Nilai tunai dari pembayaran sewa dihitung menggunakan tingkat diskonto, yaitu tingkat bunga yang dibebankan oleh lessor atau tingkat bunga yang berlaku pada awal masa sewa.
Alokasi Pembayaran: Selama masa sewa, pembayaran sewa dialokasikan ke angsuran pokok kewajiban dan beban bunga. Beban bunga dihitung berdasarkan tingkat bunga yang diterapkan terhadap sisa kewajiban sewa.
Penyusutan Aset: Lessee harus menyusutkan atau mengamortisasikan aset sewaan selama masa sewa.
Transaksi Jual dan Sewa Balik (Sales and Leaseback): Jika terjadi, transaksi ini diperlakukan sebagai dua transaksi terpisah, yaitu penjualan dan sewa. Keuntungan atau kerugian dari penjualan diakui sebagai keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan dan diamortisasi selama masa sewa.
Sewa operasi adalah jenis sewa di mana risiko dan manfaat kepemilikan aset tetap berada pada lessor. Lessee hanya mengakui beban sewa tanpa mengakui aset atau kewajiban pada neraca.
Karakteristik sewa operasi adalah sebagai berikut:
Pengakuan Beban: Pembayaran sewa diakui sebagai beban sewa secara merata selama masa sewa, menggunakan metode garis lurus. Hal ini dilakukan meskipun pembayaran sewa dilakukan dalam jumlah yang berbeda setiap periode.
Tidak Ada Pengakuan Aset atau Kewajiban: Lessee tidak mengakui aset atau kewajiban terkait sewa pada neraca.
Transaksi Jual dan Sewa Balik: Jika terjadi, selisih antara harga jual dan nilai tercatat aset yang dijual diakui sebagai keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan, dan diamortisasi secara proporsional selama masa sewa.
Cara Mencatat Beban Sewa dalam Laporan Akuntansi
Beban sewa merupakan biaya yang timbul karena penggunaan aset milik orang lain dalam suatu periode tertentu. Pencatatan beban sewa ini sangat penting dalam penyusunan laporan keuangan, karena akan berdampak pada laba rugi perusahaan.
Berikut langkah-langkah dalam proses pencatatan beban sewa:
1. Identifikasi Transaksi Sewa
Tentukan jangka waktu sewa, jumlah pembayaran sewa, dan tanggal jatuh tempo pembayaran.
Bedakan antara sewa operasi dan sewa keuangan, karena perlakuan akuntansinya berbeda.
2. Pencatatan Awal
Sewa dibayar dimuka: Jika pembayaran sewa dilakukan di muka, maka akan didebit akun "Sewa Dibayar dimuka" (aset lancar) dan dikredit akun "Kas".
3. Penyesuaian Akhir Periode
Hitung bagian dari sewa dibayar di muka yang telah menjadi beban pada periode berjalan.
Buat jurnal penyesuaian dengan mendebit akun "Beban Sewa" dan mengkredit akun "Sewa Dibayar di Muka".
4. Pencatatan dalam Laporan Keuangan
Laporan Laba Rugi: Beban sewa yang telah disesuaikan akan dicatat sebagai pengurang pendapatan, sehingga mengurangi laba bersih perusahaan.
Neraca: Saldo akhir akun "Sewa Dibayar di Muka" akan dilaporkan sebagai aset lancar.
5. Contoh Tabel Jurnal Penyesuaian Beban Sewa
Bagaimana Beban Sewa Mempengaruhi Laporan Laba Rugi dan Neraca
Beban sewa memiliki dampak yang berbeda pada laporan laba rugi dan neraca, tergantung pada jenis sewanya, yakni sewa pembiayaan dan sewa operasi. Berikut penjelasan lengkapnya:
#Pengaruh Beban Sewa Terhadap Laporan Laba Rugi
Berikut rincian pengaruh beban sewa terhadap laporan laba rugi:
1. Sewa Pembiayaan (Finance Lease)
Beban Bunga: Beban bunga yang timbul dari kewajiban sewa diakui sebagai biaya dalam laporan laba rugi setiap periode. Ini mengurangi laba operasi dan laba bersih perusahaan.
Beban Penyusutan: Aset yang diperoleh melalui sewa pembiayaan disusutkan setiap periode, dan beban penyusutan ini juga dicatat sebagai biaya dalam laporan laba rugi. Penyusutan mengurangi laba bersih.
Pengaruh Total: Beban sewa pembiayaan meningkatkan total biaya dalam laporan laba rugi melalui bunga dan penyusutan, sehingga mengurangi laba bersih.
2. Sewa Operasi (Operating Lease)
Beban Sewa: Pembayaran sewa diakui secara merata sebagai beban dalam laporan laba rugi setiap periode selama masa sewa. Ini langsung mengurangi laba operasi dan laba bersih.
Pengaruh Total: Beban sewa operasi hanya mengurangi laba bersih melalui satu jenis biaya, yaitu beban sewa.
#Pengaruh Beban Sewa Terhadap Neraca
Berikut rincian pengaruh beban sewa terhadap laporan neraca:
1. Sewa Pembiayaan (Finance Lease)
Aset Tetap: Aset yang diperoleh melalui sewa pembiayaan dicatat sebagai aset tetap di neraca sebesar nilai tunai dari pembayaran sewa. Ini meningkatkan total aset perusahaan.
Kewajiban Sewa: Kewajiban sewa diakui sebagai kewajiban jangka panjang di neraca sebesar nilai tunai dari pembayaran sewa yang masih harus dibayar. Ini meningkatkan total kewajiban perusahaan.
Pengurangan Kewajiban: Setiap kali pembayaran sewa dilakukan, kewajiban sewa berkurang, dan komponen bunga dicatat sebagai pengurangan kas.
Pengaruh Total: Sewa pembiayaan menambah aset dan kewajiban pada neraca, mencerminkan kepemilikan aset oleh perusahaan dan kewajiban yang masih harus dibayar.
Tidak Ada Pencatatan Aset atau Kewajiban: Dalam sewa operasi, tidak ada aset atau kewajiban yang diakui di neraca. Semua pembayaran sewa hanya diakui dalam laporan laba rugi sebagai beban.
Pengaruh Total: Sewa operasi tidak mempengaruhi neraca secara langsung karena tidak ada pencatatan aset atau kewajiban terkait sewa. Satu-satunya pengaruh adalah pengurangan kas akibat pembayaran sewa, tetapi tidak ada perubahan signifikan pada total aset atau kewajiban.
Kesimpulan
Beban sewa dalam akuntansi memiliki dampak signifikan pada laporan keuangan perusahaan, baik melalui sewa pembiayaan maupun sewa operasi.
Dalam sewa pembiayaan, beban sewa mempengaruhi laporan laba rugi melalui bunga dan penyusutan, serta menambah aset dan kewajiban pada neraca, mencerminkan pengakuan atas kepemilikan aset dan kewajiban terkait.
Sementara itu, dalam sewa operasi, beban sewa diakui langsung sebagai biaya di laporan laba rugi tanpa mempengaruhi neraca. Pemahaman yang tepat terhadap pencatatan beban sewa penting untuk memastikan laporan keuangan yang akurat dan mencerminkan kondisi keuangan perusahaan dengan benar.
Pada umumnya kwitansi pembayaran digunakan sebagai bukti transaksi untuk menyusun laporan keuangan. Kwitansi yang berupa lembar kertas biasanya diperoleh saat
Analisis laporan keuangan bisnis merupakan hal penting yang wajib dilakukan oleh setiap pengusaha di Indonesia. Alasannya adalah karena analisis keuangan
Analisis kinerja keuangan menjadi kegiatan penting untuk memantau kondisi finansial sebuah usaha. Seperti menggali informasi dari laporan laba rugi, neraca,
Dalam dunia bisnis, perpetual adalah salah satu istilah sering kali menjadi perhatian karena mengacu pada konsep yang berkelanjutan dan berkesinambungan.
Apakah Anda pernah mendengar tentang konsep Marketing AIDA dalam pemasaran? Dengan menggunakan model ini, Anda dapat meningkatkan perhatian, minat, keinginan,
Pelayanan prima atau service excellent merupakan rangkaian tindakan yang diberikan untuk memberikan layanan kepada pelanggan secara maksimal agar mereka mendapat
Software Akuntansi & Kasir No. 2 di Indonesia. Memudahkan Pemilik Bisnis dan Akuntan untuk mengerjakan dan menganalisa keuangan lebih cepat, mudah, dan akurat. Gratis Trial atau Demo Gratis dengan Tim Bee.