Bargaining adalah suatu proses tawar menawar yang dilakukan oleh dua belah pihak untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan. Proses bargaining dapat ditemukan di berbagai bidang kehidupan, seperti bisnis, politik, atau bahkan dalam hubungan pribadi.
Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang pengertian dan jenis-jenis bargaining, teori-teori yang terkait dengan bargaining, serta dampak dari perbedaan budaya dalam proses bargaining.
Semua hal ini akan membantu Anda untuk memahami konsep bargaining secara lebih lengkap dan bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Bargaining adalah proses tawar menawar untuk mencapai kesepakatan dalam sebuah transaksi. Dalam proses ini, pihak yang terlibat mencoba untuk mencapai sebuah kesepakatan dengan memberikan tawaran dan kemudian mengevaluasi tawaran yang diberikan oleh pihak lain.
Dikutip dari Wikipedia, bargaining adalah proses tawar menawar untuk mencapai kesepakatan dalam sebuah transaksi. Bentuk kerja sama ini merupakan perjanjian pertukaran barang atau jasa antara dua organisasi atau lebih.
Proses ini bisa terjadi dalam berbagai situasi, seperti dalam bisnis, negosiasi harga, atau bahkan dalam hubungan interpersonal.
Dalam proses bargaining, sangat penting untuk mempertimbangkan kepentingan dan kebutuhan dari kedua belah pihak, serta kemampuan untuk memberikan tawaran yang realistis dan terukur. Dengan demikian, proses tawar-menawar bisa berakhir dengan adanya kesepakatan yang menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Dalam dunia bisnis, bargaining menjadi salah satu teknik penting dalam mencapai kesepakatan. Ada beberapa teori bargaining atau tawar menawar yang dapat digunakan untuk membantu proses tawar-menawar ini, di antaranya:
Pertama ada teori perilaku berfokus pada aspek psikologis dan emosional yang mempengaruhi perilaku manusia dalam proses bargaining. Teori ini berpendapat bahwa keputusan yang diambil oleh pihak yang terlibat dalam bargaining dapat dipengaruhi oleh faktor seperti emosi, persepsi, dan pengalaman masa lalu.
Baca Juga: Begini Teori Perilaku Konsumen, Pebisnis Wajib Tahu!
Berikutnya adalah teori permainan melibatkan analisis situasi bargaining sebagai sebuah "permainan" dengan pemain-pemain yang memiliki kepentingan yang saling bertentangan. Teori ini memperhitungkan kemungkinan strategi yang dapat digunakan oleh masing-masing pihak untuk mencapai kemenangan atau keuntungan dalam bargaining.
Selanjutnya, teori prosesual berfokus pada proses yang terjadi selama bargaining, dan menekankan pentingnya pengelolaan proses ini untuk mencapai hasil yang memuaskan. Teori ini memperhatikan faktor-faktor seperti komunikasi, negosiasi, dan kepercayaan antara pihak yang terlibat dalam bargaining.
Kemudian ada teori integratif menekankan pada mencari solusi yang menguntungkan kedua belah pihak dalam bargaining. Teori ini memperhitungkan kepentingan dan kebutuhan dari kedua belah pihak, serta kemungkinan adanya solusi yang kreatif dan inovatif dalam mencapai kesepakatan.
Selanjutnya, teori narasi melibatkan pembuatan cerita atau narasi untuk membantu memahami situasi bargaining dan mencapai kesepakatan. Teori ini menekankan pentingnya aspek cerita atau narasi dalam proses bargaining untuk memperkuat pengertian dan kepercayaan antara kedua belah pihak.
Perundingan otomatis atau automatic bargaining melibatkan penggunaan teknologi untuk mengelola proses bargaining dan mencapai kesepakatan tanpa adanya interaksi manusia. Metode ini sering digunakan dalam transaksi online yang dilakukan secara otomatis, seperti pada marketplace.
Metode ini merupakan teknik bargaining yang paling umum digunakan, dimana kedua belah pihak saling menawar dan memasang harga untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan.
Teknik ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti menetapkan harga awal yang tinggi dan memberikan diskon, atau memberikan tawaran harga yang lebih rendah dan berusaha untuk mendapatkan diskon yang lebih besar.
Dalam dunia bisnis, tawar-menawar atau bargaining dan negotiation merupakan dua proses yang sering dilakukan untuk mencapai kesepakatan. Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu mencapai kesepakatan yang menguntungkan bagi kedua belah pihak, namun terdapat perbedaan antara keduanya.
Bargaining adalah proses tawar-menawar yang fokus pada mencapai kesepakatan dalam sebuah transaksi. Dalam bargaining, pihak yang terlibat akan berfokus pada penawaran harga atau nilai tukar yang dianggap menguntungkan bagi dirinya sendiri.
Proses bargaining seringkali berlangsung dengan cara yang lebih kasar dan cenderung bersifat kompetitif, dengan tujuan untuk memaksimalkan keuntungan dari transaksi tersebut.
Sementara itu, negotiation adalah proses yang lebih terstruktur dan strategis. Dalam negotiation, pihak-pihak yang terlibat akan berdiskusi dan berkomunikasi secara terbuka, serta mencari solusi yang dapat memenuhi kepentingan dan kebutuhan dari kedua belah pihak.
Proses negotiation cenderung lebih kooperatif dan fleksibel, dengan tujuan untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.
Selain itu, bargaining adalah hal yang dilakukan dalam transaksi yang lebih singkat dan terfokus pada harga atau nilai jual suatu produk atau jasa. Sedangkan negotiation lebih sering dilakukan dalam kesepakatan jangka panjang seperti perjanjian kemitraan, kontrak kerja, atau akuisisi bisnis.
Proses bargaining dan negotiation memiliki perbedaan dalam cara mereka dilakukan dan hasil yang diharapkan, namun keduanya memiliki peran penting dalam mencapai kesepakatan bisnis yang menguntungkan.
Perbedaan budaya dalam bargaining dapat mempengaruhi cara negosiasi dilakukan dan mempengaruhi pemahaman tentang harga atau nilai tukar yang dianggap wajar.
Misalnya, dalam budaya yang cenderung lebih individualis, seperti di Amerika Serikat, tawar-menawar biasanya dilakukan secara langsung dan terbuka, dengan tujuan untuk memaksimalkan keuntungan dari transaksi tersebut.
Sementara dalam budaya yang cenderung lebih kolektivis, seperti di Asia Timur, tawar-menawar dilakukan dengan lebih santun dan lebih menghargai hubungan personal antara kedua belah pihak.
Perbedaan budaya juga dapat mempengaruhi interpretasi dari bahasa tubuh, bahasa verbal, dan ungkapan-ungkapan dalam proses bargaining. Sebagai contoh, ekspresi wajah dan bahasa tubuh yang sering digunakan dalam tawar-menawar seperti melototkan mata atau menunjukkan ketidakpuasan, dapat dipahami secara berbeda dalam budaya yang berbeda.
Dampak dari perbedaan budaya dalam bargaining dapat berdampak pada kesepakatan yang dicapai. Misalnya, jika salah satu pihak tidak memahami cara tawar-menawar yang dilakukan oleh pihak lain, maka kesepakatan yang dicapai mungkin tidak saling menguntungkan atau terlalu merugikan salah satu pihak.
Baca Juga: Fungsi dan Pengertian Manajemen
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya bargaining:
Interaksi sosial dalam berbagai konteks, baik formal maupun informal, juga menjadi faktor pendorong terjadinya bargaining. Dalam kehidupan sehari-hari, bargaining bisa terjadi dalam berbagai situasi yang dilakukan kedua pihak yang membutuhkan.
Seperti diskusi proyek atau negosiasi harga sewa. Contoh bargaining dalam bisnis dapat terlihat dalam proses pengadaan barang dan jasa untuk mendapatkan harga yang lebih rendah dan lain sebagainya. Dalam kasus ini, keterlibatan dalam dinamika sosial berusaha untuk mendorong individu untuk melakukan tawar-menawar guna mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.
Proses bargaining sangat bergantung pada interaksi dan kerja sama antara kedua belah pihak. Ketergantungan ini memungkinkan kedua pihak untuk saling bernegosiasi guna mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan. Dalam konteks bisnis, ketergantungan antara penjual dan pembeli menjadi kunci dalam menentukan harga dan syarat transaksi.
Keterbatasan sumber daya, contoh sumber daya yang terbatas ini seperti waktu, uang, atau barang, mendorong individu atau organisasi untuk melakukan bargaining. Dengan memanfaatkan sumber daya yang terbatas secara efisien mereka berusaha mendapatkan hasil terbaik. Contohnya, seseorang dengan anggaran terbatas akan menawar harga untuk mendapatkan barang dengan harga yang lebih rendah dari pihak lain.
Faktor budaya dan latar belakang mempengaruhi cara dan strategi tawar-menawar yang memuaskan kedua belah pihak. Dalam beberapa budaya, bargaining dianggap umum dan diterima, sementara di budaya/ pihak lain mungkin dianggap kurang sopan. Perbedaan ini dapat mempengaruhi kepercayaan diri dan pendekatan seseorang dalam proses bargaining.
Terakhir, faktor yang mempengaruhi bargaining adalah adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan kedua belah pihak. Keduanya memiliki kebutuhan dan tujuan untuk mencapai hasil yang saling menguntungkan, baik dalam hal harga maupun kondisi barang. Ini menciptakan dorongan bagi kedua belah pihak untuk bernegosiasi secara adil.
Dalam hal ini faktor-faktor tersebut menunjukkan kompleksitas dan berbagai aspek yang mempengaruhi proses bargaining ini, dalam berbagai konteks untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.
Proses bargaining dapat ditemukan di berbagai aspek kehidupan, seperti hubungan kerja, bisnis, politik, dan kehidupan sehari-hari.
Contoh bargaining pertama ada dalam hubungan kerja, bargaining dapat terjadi dalam negosiasi gaji, kenaikan pangkat, atau hak-hak karyawan lainnya. Karyawan dan pengusaha dapat melakukan tawar-menawar untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan dan memenuhi kebutuhan kedua belah pihak.
Dalam bisnis, contoh bargaining sering terjadi dalam negosiasi harga atau kesepakatan kontrak. Pengusaha dan konsumen dapat melakukan tawar-menawar untuk mencapai harga yang dianggap wajar dan menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Berikutnya adalah contoh bargaining dalam dunia politik, hal terjadi dalam pembuatan keputusan dan perjanjian politik. Partai politik dan negara-negara dapat melakukan tawar-menawar untuk mencapai kesepakatan yang memenuhi kepentingan masing-masing pihak.
Dalam kehidupan sehari-hari, bargaining dapat terjadi dalam berbagai situasi, seperti dalam pembelian barang atau jasa. Misalnya, ketika membeli barang di pasar atau toko, pembeli dapat melakukan tawar-menawar untuk mencapai harga yang dianggap wajar dan sesuai dengan anggaran.
Didunia bisnis penjualan tidak menjadi satu-satunya faktor yang menjadikan usaha menjadi sukses, ada beberapa hal lain yang mendukung kesuksesan sebuah usaha mulai dari pemasaran, pelayanan, bargaining sampai laporan keuangannya.
Untuk bisa membuat laporan akuntansi pebisnis setidaknya faham bagaimana dasar dari akuntansi. Namun, tenang kini Anda bisa menggunakan software akuntansi online Beecloud. Laporan keuangan langsung jadi dan akurat mudahkan Anda melakukan scale up dan urusan bisnis lainnya.
Ada beragam manfaat yang bisa Anda dapatkan, mulai dari pengelolaan stok, laporan laba rugi sampai akuntansi, manajemen aset perusahaan dan lain sebagainya. Yuk berlangganan sekarang juga dan untuk Anda pengguna pertama akan mendapatkan gratis trial dan penduam demo langsung dari tim profesional Bee.