Logo Bee Web

Cara Membuat Laporan Posisi Keuangan dan Contohnya!

Seberapa penting laporan posisi keuangan? Di artikel ini akan dibahas lengkap cara menyusun, manfaat dan contoh laporan posisi keuangan.
Penulis: Rizal Arisona
Kategori: ,
Terbit: Friday, 19 August 2022
Diperbarui: Monday, 17 February 2025
Daftar Isi

Saat Anda bersiap untuk memulai bisnis Anda sendiri, salah satu contoh dokumen terpenting yang Anda perlukan adalah laporan posisi keuangan. Dokumen ini menjabarkan status keuangan bisnis Anda pada titik waktu tertentu.

Mungkin menakutkan untuk menyiapkan dokumen ini sendiri, tetapi jangan khawatir - kami di sini untuk membantu Anda. Dalam posting ini, kami akan menunjukkan kepada Anda cara menyusun laporan ini untuk bisnis Anda.

Apa yang Dimaksud dengan Laporan Posisi Keuangan?

Laporan posisi keuangan adalah salah satu informasi yang disajikan dalam laporan neraca, sehingga tak jarang yang menyebutkan jika laporan ini sama dengan laporan neraca. Dimana laporan posisi keuangan biasanya dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas serta kemampuan perusahaan dalam beradaptasi dengan perubahan lingkungan.

Dengan kata lain, laporan posisi keuangan adalah satu laporan keuangan utama yang memberikan gambaran tentang posisi keuangan suatu entitas pada suatu titik waktu tertentu. Laporan ini menunjukkan aset, kewajiban, dan ekuitas pemilik perusahaan pada akhir periode akuntansi.

Dengan adanya laporan posisi keuangan ini, perusahaan bisa melacak kesehatan keuangan perusahaan secara teratur. Selain itu, laporan Ini juga membantu Anda membuat keputusan bisnis yang baik dan mengidentifikasi potensi risiko keuangan.

Fungsi Laporan Posisi Keuangan

Apakah laporan posisi keuangan ini penting untuk dimiliki setiap pengusaha? Jawabannya iya, karena llaporn ini memiliki beberapa fungsi berikut:

  • Laporan ini memberikan gambaran mengenai kesehatan keuangan perusahaan, dengan menunjukkan data kondisi keuangan secara realtime.
  • Menjadi dasar manajemen dalam membuat keputusan bisnis, mulai dari ekspansi bisnis, investasi. pengurangan biaya.
  • Dapat menjadi bahan evaluasi kerja, karena memungkinkan manajemen dalam membandingkan posisi keuangan perusahaan pada periode yang berbeda.
  • Diperlukan untuk memenuhi persyaratan pelaporan keuangan perusahaan kepada pihak-pihak eksternal seperti investor, kreditor, dan pemerintah.
  • Menyediakan informasi yang transparan tentang kondisi keuangan perusahaan kepada publik.

Apa Isi dari Laporan Posisi Keuangan?

Komponen Laporan Neraca (laporan Posisi Keuangan)

3 komponen neraca keuangan, yakni: aset, kewajiban dan modal (Credit: bee.id)

Berdasarkan definisi diatas, laporan posisi keuangan terdiri dari beberapa komponen utama. yakni aset, kewajiban/ liabilitas dn ekuitas. Beberapa komponen laporan ini akan memudahkan proses analisis dan prediksi arus kas dimasa yang akan datang.

1. Aset (Assets)

Komponen utama yaitu aset, aset adalah sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dan diharapkan memberikan manfaat ekonomi di masa depan. Aset dibagi menjadi dua kategori utama, diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Aset Lancar (Current Assets): Aset lancar atau juga disebut dengan aktiva lacar adalah harta yang diharapkan dapat dikonversi menjadi kas atau digunakan dalam operasi bisnis dalam jangka waktu satu tahun, seperti kas, piutang usaha, dan persediaan.
  • Aset Tidak Lancar (Non-Current Assets): Aset yang dipegang untuk jangka waktu lebih dari satu tahun, seperti properti, pabrik, dan peralatan (aset tetap), serta investasi jangka panjang.

2. Kewajiban (Liabilities)

Komponen kedua adalah kewajiban atau liabilitas, yakni kewajiban perusahaan untuk membayar kepada pihak lain di masa depan. Kewajiban juga dibagi menjadi dua kategori, yakni:

  • Kewajiban Lancar (Current Liabilities): Liabilitas jangka pedek atau kewajiban yang diharapkan akan dilunasi dalam satu tahun, seperti utang usaha dan biaya yang masih harus dibayar.
  • Kewajiban Tidak Lancar (Non-Current Liabilities): Kewajiban yang jatuh temponya lebih dari satu tahun, seperti beban utang jangka panjang dan obligasi, istilah ini juga disebit dengan liabilitas jangka panjang.

3. Ekuitas (Equity)

Komponen terakhir pada laporan posisi keuangan adalah ekuitas, yakni komponen yang menunjukkan sisa hak atas aset perusahaan setelah dikurangi dengan kewajiban. Ekuitas mencakup modal saham, laba ditahan, dan komponen ekuitas lainnya.

Setelah Anda memiliki angka-angka ini, Anda dapat mulai menyusun laporan keuangan Anda. Penting untuk diingat bahwa urutan daftar kategorinya penting, jadi pastikan untuk berkonsultasi dengan penasihat keuangan atau akuntan jika Anda tidak yakin bagaimana memformatnya dengan benar.

Jenis-Jenis Laporan Posisi Keuangan

Laporan neraca dapat disajikan dalam dua bentuk utama, yakni bentuk skontro dan bentuk staffel. Secara umum, keduanya menyajikan informasi yang sama mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan, namun memiliki cara penyajian dan pengaturannya berbeda. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Bentuk Skontro

Bentuk skontro adalah bentuk yang menampilkan dua kolom terpisah untuk menyajikan aset (aktiva) di satu sisi dan kewajiban serta ekuitas (pasiva) di sisi lainnya.

Biasanya, aktiva ditempatkan di sisi kiri, sedangkan kewajiban dan ekuitas ditempatkan di sisi kanan. Dengan posisi aktiva dan pasiva berdampingan, akan memudahkan manajemen dalam menaganalisis likuiditas dan solvabilitas.

Selain itu, bentuk ini juga lebih jelas dalam memisahkan antara sumber daya perusahaan dengan sumber pendanaan keuangan perusahaan.

Berikut contoh laporan posisi keuangan bentuk skontro:

Format Laporan Posisi Keuangan (neraca) Usaha Jasa Bentuk T

Format Laporan Posisi Keuangan (neraca) Usaha Jasa Bentuk T (Credit: bee.id)

2. Bentuk Staffel

Bentuk selanjutnya adalah bentuk staffel, yakni laporan yang disusun secaa vertikal atau memamanjang ke bawah. Dalam bentuk ini, komponen-komponen laporan ditempatkan dalam satu kolom yang berjalan dari atas ke bawah.

Dimana, laporan dimulai dengan mencatat aktiva, diikuti oleh kewajiban, dan diakhiri dengan ekuitas. Bentuk laporan ini memudahkan manajemen dalam mengurutkan likuiditas aset dan urutan jatuh tempo kewajiban.

Sehingga, cocok digunakan perusahaan dengan transaksi yang lebih kompleks atau detail yang lebih terstruktur.

Berikut contoh laporan posisi keuangan bentuk staffel:

Format Neraca Akuntansi Bentuk Staffel

Format Neraca Akuntansi Bentuk Staffel (Credit: bee.id)

Cara Membuat Laporan Posisi Keuangan

Berikut langkah-langkah dalam menyusun laporan posisi keuangan:

1. Kumpulkan Data Keuangan

Langkah pertama adalah mengumpulkan data keuangan yang relevan. Anda perlu mengumpulkan informasi mengenai semua aset perusahaan seperti kas, piutang, persediaan, investasi, serta aset tetap.

Kemudian kumpulkan data kewajiban perusahaan, termasuk utang jangka pendek dan jangka panjang. Terakhir adalah ekuitas, mencakup modal pemilik, laba ditahan, dan komponen ekuitas lainnya. Data yang akurat dan lengkap adalah dasar untuk laporan yang valid dan berguna.

2. Klasifikasikan Aset dan Kewajiban

Setelah data terkumpul, langkah berikutnya adalah mengklasifikasikan aset dan kewajiban. Aset ini bisa berupa kas, piutang, investasi, properti dan lainnya. Sedangkan kewajiban mencakup .

Aset lancar mencakup kas, piutang, persediaan, dan aset lain yang dapat dikonversi menjadi kas dalam waktu satu tahun. Sementara itu, aset tidak lancar meliputi investasi jangka panjang, properti, pabrik, peralatan, dan aset tidak berwujud yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun.

Kewajiban juga dibagi menjadi kewajiban lancar, yaitu utang yang harus dibayar dalam waktu satu tahun, dan kewajiban tidak lancar, yaitu utang yang jatuh tempo setelah lebih dari satu tahun.

3. Hitung Total Aset dan Total Kewajiban serta Ekuitas

Setelah laporan disusun, langkah penting berikutnya adalah menghitung total aset serta total kewajiban dan ekuitas. Jumlahkan semua akun aset untuk mendapatkan total aset, dan jumlahkan semua kewajiban serta ekuitas untuk mendapatkan total kewajiban dan ekuitas.

4. Sajikan Laporan

Langkah terakhir adalah menyajikan laporan keuangan dalam format yang sesuai dengan kebutuhan internal atau eksternal perusahaan. Sajikan laporan dengan cara yang jelas dan terstruktur, dan lampirkan catatan kaki atau penjelasan tambahan jika diperlukan untuk memberikan klarifikasi lebih lanjut.

Penyajian yang baik memastikan bahwa laporan dapat dipahami dengan mudah oleh semua pemangku kepentingan dan digunakan untuk analisis atau keputusan yang relevan.

Contoh Penyusunan Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

Lebih jelas tentang cara membuat laporan posisi keuangan, Anda bisa memperhatikan contoh penyusunanya berikut ini, dimulai dari jurnal umum:

1. Rekap Transaksi dan Pembuatan Jurnal Umum

Langkah pertama dalam membuat laporan posisi keuangan atau neraca adalah dengan merekap tranaksi seperti yang sudah dijelaskan pada penjelasan sebelumnya. Langsung saja, sebagai contoh sebuah perusahaan bernama PT Guna Jasa, pada bulan Februari 20xx memiliki jurnal umum seperti berikut ini:

Tahapan Awal Membuat Laporan Posisi Keuangan Jurnal Umum

Tahapan Awal Membuat Laporan Posisi Keuangan Adalah Membuat Jurnal Umum (Credit: bee.id)

Dengan rincian transaksi sebagai berikut:

  • 1 Februari: Pemilik usaha PT Guna Jasa menyetorkan modal sebesar Rp10.000.000 ke rekening perusahaan.
  • 3 Februari: PT Guna Jasa menerima pembayaran tunai sebesar Rp5.000.000 dari klien atas jasa konsultasi yang telah diberikan.
  • 5 Februari: Perusahaan membayar sewa kantor bulan Februari sebesar Rp2.000.000.
  • 7 Februari: Dibeli perlengkapan kantor berupa alat tulis dan kertas seharga Rp500.000 secara tunai.
  • 10 Februari: PT Guna Jasa menerima uang muka sebesar Rp3.000.000 dari klien untuk proyek jasa yang akan dikerjakan.
  • 15 Februari: Perusahaan membayar gaji karyawan sebesar Rp4.000.000.
  • 18 Februari: Dibayar tagihan listrik dan air untuk kantor sebesar Rp750.000.
  • 20 Februari: PT Guna Jasa memberikan layanan konsultasi kepada klien dengan nilai jasa Rp6.000.000, namun pembayaran dilakukan secara kredit.
  • 25 Februari: Klien yang sebelumnya berutang Rp6.000.000 melakukan pelunasan pembayaran.
  • 28 Februari: Dibayar biaya internet dan telepon kantor sebesar Rp600.000.

2. Posting Buku Besar

Setelah transaksi dicatat dalam jurnal umum, langkah berikutnya adalah memindahkan (posting) setiap transaksi ke dalam buku besar sesuai dengan jenis akun yang bersangkutan.

Buku besar akan mengelompokkan akun-akun seperti aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan, dan beban, sehingga memudahkan dalam melacak perubahan saldo setiap akun. Berikut contohnya:

Posting Ke Buku Besar

Dilanjutkan dengan posting ke buku besar (Credit: bee.id)

3. Membuat Neraca Saldo

Setelah semua transaksi diposting ke dalam buku besar, tahapan selanjutnya adalah membuat neraca saldo. Neraca saldo berfungsi untuk merangkum saldo akhir dari setiap akun dalam buku besar dan memastikan bahwa total debit dan kreditnya seimbang.

Jika neraca saldo tidak seimbang, ini menandakan adanya kesalahan dalam pencatatan transaksi yang perlu diperbaiki sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya. Sebagai contoh:

Membuat Laporan Neraca Saldo

Contoh neraca saldo (credit: bee.id)

4. Penyesuaian dan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian (Jika Ada)

Pada tahap ini, beberapa akun mungkin memerlukan penyesuaian, seperti pengakuan pendapatan yang belum tercatat, pengakuan beban yang belum dibayar, atau penyusutan aset tetap.

Penyesuaian ini penting agar laporan keuangan mencerminkan kondisi yang sebenarnya. Setelah penyesuaian dilakukan, neraca saldo setelah penyesuaian disusun untuk memastikan bahwa keseimbangan debit dan kredit tetap terjaga.

5. Laporan Laba Rugi

Selanjutnya adalah membuat laporan laba rugi, kenapa harus membuat laporan laba rugi terlebih dahulu? Laporan laba rugi harus dibuat terlebih dahulu sebelum laporan neraca karena laporan laba rugi menghitung laba atau rugi bersih yang akan berpengaruh langsung terhadap ekuitas dalam neraca.

Laporan laba rugi juga dibuat untuk menunjukkan kinerja keuangan perusahaan selama periode tertentu, dengan mengidentifikasi total pendapatan yang diperoleh dan total beban yang dikeluarkan. Sebagai contoh:

Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi dibuat lebih dulu karena laba atau rugi bersihnya berpengaruh langsung pada ekuitas di neraca (Credit: bee.id)

6. Laporan Posisi Keuangan

Neraca adalah laporan yang menggambarkan keadaan finansial perusahaan pada suatu titik waktu tertentu. Laporan ini terdiri dari tiga komponen utama: aset, liabilitas, dan ekuitas.

Aset mencakup sumber daya yang dimiliki perusahaan, liabilitas menunjukkan kewajiban yang harus dibayar, sementara ekuitas mencerminkan nilai bersih yang dimiliki pemilik perusahaan.

Hasil dari perhitungan di atas, Anda bisa melihat contoh laporan neracanya di bawah ini:

Contoh Laporan Posisi Keuangan

Berikut beberapa contoh laporan posisi keuangan dari berbagai bidang usaha dan bentuknya:

1. Contoh Laporan Posisi Keuangan Sederhana Bentuk Staffel

Contoh Laporan Posisi Keuangan (neraca) Bentuk Skonto

Contoh Laporan Posisi Keuangan (neraca) Bentuk Skonto (Credit: bee.id)

2. Contoh Laporan Posisi Keuangan Sederhana Bentuk Skontro

Contoh Laporan Posisi Keuangan (neraca) Bentuk Staffle

Contoh Laporan Posisi Keuangan (neraca) Bentuk Staffle (Credit: bee.id)

3. Contoh Laporan Posisi Keuangan Perusahaan Dagang

Contoh Laporan posisi perusahaan dagang

Contoh Laporan posisi perusahaan dagang (Credit: bee.id)

4. Contoh Laporan Posisi Keuangan Perusahaan Jasa

Neraca Saldo Beecloud

Contoh Laporan Posisi Keuangan Perusahaan Jasa (Credit: bee.id)

Ini hanyalah gambaran dasar tentang apa yang termasuk dalam laporan posisi keuangan. Jika Anda ingin lebih detail, Anda selalu dapat merujuk ke laporan keuangan perusahaan Anda.

Baca Juga: Contoh Laporan Keuangan Usaha Jasa Lengkap

Kapan Saya Butuh Laporan Posisi Keuangan?

Anda butuh laporan ini untuk menilai kesehatan keuangan dan kinerja perusahaan selama periode waktu tertentu. Laporan ini dapat membantu Anda melihat berapa banyak utang yang dimiliki perusahaan, berapa banyak uang yang telah diinvestasikan dalam aset, dan berapa banyak uang tunai yang tersedia untuk membayar kewajibannya.

Laporan ini juga berguna untuk membandingkan keuangan perusahaan saat ini dengan kinerja masa lalu. Anda dapat menggunakannya untuk melihat tren dan melacak perubahan dalam posisi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Selain itu, laporan ini juga memiliki beberapa manfaat lainnya, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Membantu Membuat Keputusan Strategis

Laporan ini memberikan gambaran yang jelas tentang aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan pada waktu tertentu.

Informasi laporan keuangan ini memungkinkan manajemen untuk membuat keputusan strategis yang lebih baik terkait dengan pengalokasian sumber daya, pengembangan produk, dan ekspansi pasar.

Dengan mengetahui posisi keuangan saat ini, perusahaan dapat merencanakan masa depan dengan lebih efektif.

2. Meningkatkan Kinerja Keuangan

Dengan menganalisis posisi keuangan, perusahaan dapat mengidentifikasi area di mana kinerja keuangan perlu ditingkatkan.

Misalnya, jika rasio likuiditas rendah, manajemen mungkin memutuskan untuk mengurangi utang jangka pendek atau meningkatkan aset likuid. Ini membantu dalam menjaga kesehatan finansial perusahaan dan memastikan kelangsungan operasional.

3. Membantu dalam Pengambilan Keputusan Investasi dan Pembiayaan

Selanjutnya, memungkinkan manajemen untuk membuat keputusan yang lebih baik terkait investasi dan pembiayaan. Dengan memahami kondisi keuangan saat ini, perusahaan dapat menentukan apakah mereka memiliki kapasitas untuk mengambil investasi baru atau apakah mereka perlu mencari pendanaan tambahan.

4. Deteksi Permasalahan Keuangan

Kemudian, membantu mendeteksi permasalahan keuangan yang ada atau yang mungkin muncul di masa depan. Misalnya, jika perusahaan memiliki tingkat utang yang tinggi dibandingkan dengan asetnya.

Kinerja perusahaan seperti ini bisa menjadi tanda bahwa perusahaan mungkin menghadapi kesulitan dalam memenuhi kewajibannya.

5. Menunjukkan Kondisi Keuangan Secara Realtime dan Terukur

Laporan ini memberikan informasi real-time tentang kondisi keuangan perusahaan. Ini memungkinkan pemangku kepentingan untuk melihat secara langsung seberapa baik perusahaan mengelola aset dan kewajibannya.

6. Mengelola Risiko Bisnis

Dengan informasi yang disediakan oleh laporan ini, manajemen dapat lebih baik dalam mengelola risiko bisnis. Misalnya, dengan mengetahui bagaimana kemampuan dan kinerja keuangan perusahaan, mengetahui jumlah dan jenis kewajiban yang dimiliki.

Sehingga, perusahaan dapat mengembangkan strategi untuk meminimalkan risiko keuangan, seperti risiko likuiditas dan risiko kebangkrutan.

7. Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Kerja

Terakhir, memungkinkan perusahaan untuk memantau efisiensi penggunaan sumber daya. Dengan mengevaluasi aktiva lancar dan tidak lancar serta kewajiban jangka pendek dan jangka panjang.

Manajemen juga dapat mengidentifikasi area di mana efisiensi dapat ditingkatkan, misalnya melalui pengelolaan persediaan yang lebih baik atau pengurangan biaya operasional.

Baca Juga: Cara Buat Laporan Neraca 5 Menit & Tanpa Jago Akuntansi

Alternatif, Cara Membuat Laporannya Sekali Klik!

Laporan posisi keuangan (sering disebut neraca) adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu. Laporan ini memberikan gambaran aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan.

Ada banyak cara berbeda untuk menyiapkan laporan keuangan ini. Pendekatan yang paling umum adalah dengan menggunakan basis akrual akuntansi.

Akuntan Anda dapat membantu Anda menyiapkan laporan keuangan yang paling relevan dengan bisnis Anda.

Beecloud Terintegrasi Laporan Akuntansi Langsung Jadi

Atau solusi lain yang sedang tren adalah Anda bisa menggunakan aplikasi pembukuan keuangan online Beecloud untuk membuatnya. Dengan Beecloud, Anda tidak perlu pusing lagi membuat atau menyusun laporan neraca ini. Karena setiap kali ada transaksi yang Anda input, software akan otomatis membuatkan laporannya. Lebih ringkas, efisien dan hemat waktu. Jika ada koreksi maupun audit, Anda juga tidak perlu repot membuat dari 0. Anda hanya tinggal mencetak saja.

Artikel Populer

Ekuitas: Pengertian, Unsur, Jenis dan Contonya, Lengkap!
Ekuitas adalah istilah populer dan tentunya sudah sangat populer dalam dunia bisnis khususnya untuk masalah pengelolaan keuangan atau akuntansi. Secara
Baca Juga
Jenis dan Contoh Pelayanan Prima di Berbagai Bidang Usaha
Pelayanan prima atau service excellent merupakan rangkaian tindakan yang diberikan untuk memberikan layanan kepada pelanggan secara maksimal agar mereka mendapat
Baca Juga
[DOWNLOAD] Contoh Cash Flow Excel dan Template Membuatnya Gratis
Contoh cash flow excel berfungsi untuk mengonversi data-data akuntansi pada laporan laba rugi dan neraca menjadi suatu informasi mengenai pergerakan
Baca Juga
Cara Menghitung PPh 21 Karyawan Terbaru 2023
Bagi sebagian orang, menghitung besaran PPh 21 bisa menjadi tugas yang menakutkan dan membingungkan. Namun, sebenarnya cara menghitung PPh 21
Baca Juga
Contoh Matriks SWOT, Pengertian dan Strategi Penerapannya
Matriks SWOT berfungsi sebagai alat atau metode analisa peluang atau ancaman dalam bisnis, dengan analisis ini pebisnis lebih waspada dan
Baca Juga
12 Contoh Wirausaha Berbagai Bidang & Contoh Usahanya
Jika Anda seorang pebisnis yang tengah mencari inspirasi dan pandangan segar dalam dunia kewirausahaan, tak ada yang lebih bermanfaat daripada
Baca Juga
Customer Service Bee

148rb+ Pengusaha Sudah Pakai Bee

"Operasional makin lancar, bisnis terkontrol dan mudah discale-up"
Hubungi Tim Bee sekarang untuk konsultasi GRATIS
Logo Bee Web
Software Akuntansi & Kasir No. 2 di Indonesia. Memudahkan Pemilik Bisnis dan Akuntan untuk mengerjakan dan menganalisa keuangan lebih cepat, mudah, dan akurat. Gratis Trial atau Demo Gratis dengan Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Aer Space - Jl. Karang Tinggal No.41B, Cipedes, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2025 Bee.id
magnifiercrossmenu