Dalam dunia keuangan dan investasi, istilah Asset Under Management (AUM) sering kali muncul sebagai indikator penting dalam menilai keberhasilan dan skala suatu perusahaan investasi atau manajer aset.
Istilah AUM mengacu pada total nilai aset yang dikelola oleh perusahaan investasi, manajer portofolio, atau lembaga keuangan lainnya atas nama klien mereka. Besarnya nilai aset memberikan gambaran tentang kapasitas manajer dalam mengelola portofolio investasi dan dapat mempengaruhi berbagai aspek operasional serta strategi investasi.
Lalu apa fungsinya? Bagaimana cara menghitungnya? Simak penjelasan lengkapnya pada artikel di bawah ini!
AUM singkatan dari Asset Under Management, jika diartikan dalam bahasa Indonesia berarti aset dalam pengelolaan. Secara pengertian umum, AUM adalah total nilai pasar dari investasi yang dikelola seorang/ perusahaan atau organisasi yang mengatas namakan cliennya.
Mengutip dari investopedia.com, nilai aset ini digunakan untuk menilai kinerja dan pengalaman manajer investasi serta perusahaan pengelola aset. Nilai aset dalam pengelolaan dapat berfluktuasi mengikuti arus masuk dan keluar dana dari sebuah dana serta kinerja harga dari aset yang dikelola.
pada artikel Analisis Pengaruh Expense Ratio, Asset Under Management, Dan Past Performance Terhadap Return Reksadana Saham Tahun 2017-2021 dalam jurnal Management Studies and Entrepreneurship, juga dijelaskan, jika:
Di Indonesia, AUM menjadi indikator penting dari nilai investasi dan kualitas pengelolaan dana. Rasio arus masuk dana dan besarnya aset dalam pengelolaan dapat menunjukkan seberapa baik kualitas dan keahlian manajer investasi dalam menarik dan mengelola dana.
Aset dalam pengelolaan yang tinggi sering kali dikaitkan dengan manajer investasi yang memiliki rekam jejak yang baik dan keahlian yang teruji dalam mengelola investasi.
Baca Juga: Mengenal Investasi Jangka Panjang Kunci Bisnis Berkelanjutan
Mengutip dari laman mncsekuritas.id, ada 4 fungsi AUM secara umum, yakni:
Fungsi yang pertama adalah digunakan sebagai alat untuk memberikan gambaran tentang kinerja manajer investasi dari waktu ke waktu secara lebih transparan.
Dengan mengetahui besarnya aset dalam pengelolaan, investor dapat menilai sejauh mana manajer investasi berhasil dalam mengelola dana dan mencapai hasil yang diinginkan. Ini membantu investor untuk melihat rekam jejak kinerja manajer investasi secara lebih jelas.
Berikutnya, berfungsi sebagai indikator untuk memantau hasil pengelolaan dana investasi. Dengan memeriksa perkembangan AUM, investor dapat mengevaluasi apakah produk investasi yang dipilih memberikan hasil yang memadai atau tidak.
Asset under management ini juga dapat memberikan informasi penting mengenai seberapa baik manajer investasi mengelola dana dan sejauh mana produk investasi tersebut menguntungkan.
Kemudia juga berfungsi sebagai inokator likuiditas penilaian pasar, sebab nilai AUM berkaitan langsung dengan likuiditas sebuah investasi.
Aset dalam pengelolaan yang lebih besar menunjukkan bahwa perusahaan atau produk investasi memiliki kapasitas yang lebih besar untuk melakukan pencairan dana dalam jumlah besar jika diperlukan.
Oleh karena itu, jika Anda memerlukan akses cepat ke dana Anda, memilih produk investasi dengan AUM yang besar bisa menjadi pilihan yang lebih baik.
Terakhir, AUM juga dapat membantu dalam memilih instrumen investasi yang menjanjikan. Produk investasi dengan AUM yang tinggi biasanya menunjukkan bahwa produk tersebut populer dan dipercaya oleh banyak investor.
Hal ini bisa menjadi indikator positif bahwa produk tersebut memiliki prospek yang baik dan layak dipertimbangkan sebagai bagian dari portofolio investasi Anda.
Menilai baik atau buruknya nilai Asset Under Management (AUM) dapat dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa indikator. Total AUM yang bagus bervariasi tergantung pada konteks dan jenis investasi, begitu pula sebaliknya.
Biasanya, Total AUM yang bagus ditandani dengan dengan pertumbuhan konsisten dari waktu ke waktu, memungkinkan diversifikasi yang efektif dan likuiditas yang baik. Selain itu, UM yang besar, dibandingkan dengan pesaing, menunjukkan daya tarik dan reputasi yang kuat serta kapasitas untuk menangani transaksi besar tanpa mempengaruhi harga pasar secara signifikan.
Sedangkan AUM yang yang dianggap kurang bagus biasanya ditandai oleh tren penurunan atau stagnasi, yang bisa mengindikasikan kurangnya daya tarik atau masalah dalam pengelolaan dana.
Selain itu, AUM yang kecil juga mungkin membatasi kemampuan untuk melakukan diversifikasi secara efektif, mengurangi likuiditas, dan menyulitkan transaksi dalam jumlah besar tanpa mempengaruhi harga pasar.
Baca Juga: Diversifikasi: Pengertian, fungsi, Jenis dan Strateginya
Berikut adalah faktor-faktor utama yang mempengaruhi AUM:
Faktor pertama yang mempengaruhi nilai AUM adalah arus keluar dan masuknya dana. Ketika investor baru memasukkan dana ke dalam portofolio, nilai AUM akan meningkat, karena adanya peningkatan jumlah klien dan investasi baru dapat memperbesar total AUM.
Jika, dilakukan penarikan dana oleh investor atau penurunan jumlah klien dapat mengurangi nilai AUM. Arus keluar yang signifikan dapat berdampak besar pada total AUM.
Kemudian ada kinerja aset, kinerja aset yang positif, seperti apresiasi harga saham atau obligasi, akan meningkatkan nilai pasar aset yang dikelola, sehingga menaikkan aset dalam pengelolaan. Namun, kerugian atau penurunan kinerja investasi dapat menyebabkan penurunan nilai pasar dari aset, yang pada akhirnya mengurangi total aset dalam pengelolaan.
Faktor berikutnya adalah dividen dan pendapatan yang diinvestasikan kembali. Karena, dividen yang diinvestasikan kembali ke dalam portofolio akan menambah aset yang dikelola dan meningkatkan aset dalam pengelolaan.
Selain itu, perubahan nilai aset, baik melalui pembaruan nilai wajar atau harga pasar, juga akan mempengaruhi total aset dalam pengelolaan. Jika aset mengalami kenaikan atau penurunan nilai, aset dalam pengelolaan akan disesuaikan.
Penggabungan portofolio atau dana dapat menjadi faktor berubahnya nilai aset dalam pengelolaan, karena kombinasi keduanya dapat menyebabkan peningkatan aset dalam pengelolaan sesuai dengan ukuran gabungan dana. Sebaliknya, penutupan suatu dana akan menurunkan aset dalam pengelolaan karena jumlah aset yang dikelola oleh dana tersebut akan hilang.
Faktor kelima yang dapat mempengaruhi nilai aset adalah strategi yang digunakan dalam investasi, karena dapat memengaruhi kinerja portofolio dan pada akhirnya nilai aset dalam pengelolaan. Selain itu, kinerja manajemen investasi, termasuk pengambilan keputusan dan manajemen risiko. Semua hal tersebut juga memiliki dampak besar pada hasil investasi dan total aset dalam pengelolaan.
Untuk aset yang dikelola dalam mata uang asing, perubahan nilai tukar dapat memengaruhi nilaiaset dalam pengelolaan. Jika nilai tukar berubah, konversi mata uang akan mempengaruhi nilai keseluruhan aset, yang kemudian tercermin dalam total aset dalam pengelolaan.
Perhitungan melibatkan agregasi total nilai pasar dari semua aset yang dikelola oleh manajer investasi atas nama klien menurut investopedia.com. Proses ini mencakup beberapa langkah, diantaranya adalah sebagai berikut:
Langkah pertama adalah mengidentifikasi semua aset yang termasuk dalam portofolio klien, seperti saham, obligasi, reksa dana, ETF, setara kas, dan sekuritas lainnya. Nilai setiap aset berdasarkan harga pasar saat ini atau nilai wajar yang berlaku.
Kemudian, menghitung nilai pasar dari masing-masing aset. Termasuk konversi mata uang yang mungkin diperlukan jika aset berada dalam mata uang yang berbeda. Nilai pasar ini biasanya diambil dari harga terbaru di pasar atau berdasarkan nilai wajar yang berlaku.
Selanjutnya, menjumlahkan nilai pasar semua aset yang ada dalam portofolio untuk mendapatkan total aset dalam pengelolaan. Setelah semua aset dinilai berdasarkan harga pasar atau nilai wajar, total nilai dari masing-masing aset dijumlahkan untuk mendapatkan angka akhir AUM.
Terakhir, pertimbangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi AUM. Seperti arus masuk dan keluar dana dari klien, kinerja aset, apresiasi modal, dan dividen yang diinvestasikan kembali.
Penurunan AUM bisa terjadi akibat kerugian pasar, penutupan dana, atau penurunan arus masuk investor. AUM cenderung fluktuatif karena dipengaruhi oleh perubahan nilai pasar dan aktivitas investasi. Oleh karena itu, perhitungan AUM sering kali memerlukan pembaruan dan evaluasi secara berkala.
Dari seluruh penjelasan di atas, dapat disimpulkan jika Aset Under Management (AUM) adalah total nilai pasar dari semua aset yang dikelola oleh manajer investasi atas nama klien. AUM berfungsi sebagai indikator penting dalam menilai kinerja, transparansi, dan reputasi manajer investasi. Selain itu, nilai ini juga dapat memberikan gambaran tentang likuiditas dan daya tarik sebuah produk investasi.
Nilai AUM yang besar menunjukkan kepercayaan investor dan potensi pengelolaan dana yang baik, sedangkan perubahan nilai aset dalam pengelolaan dapat dipengaruhi oleh arus masuk/keluar dana, kinerja aset, dan fluktuasi pasar. Dengan demikian, nilai aset dalam pengelolaan membantu investor dalam membuat keputusan investasi yang lebih baik dan terinformasi.
Semoga bermanfaat.