Pernah mendengar istilah aset, liabilitas, dan ekuitas? Jika Anda seorang akuntan atau pebisnis, tapi masih bingung dengan ketiga istilah itu, maka mulai sekarang luangkan waktu sejenak untuk memahaminya baik-baik. Sebab, ketiganya itu adalah fondasi utama dalam mencatat posisi keuangan.
Dalam dunia bisnis, antara aset, liabilitas dan ekuitas ini punya peran yang berbeda, namun saling melengkapi menunjukkan kondisi keuangan. Jika diringkas, aset itu mencerminkan kepemilikan, lalu liabilitas berperan menggambarkan kewajiban, sedangkan ekuitas untuk mewakili hak pemilik.
Namun, apakah hanya itu saja? Tentu tidak. Ada banyak komponen yang membedakannya, mulai dari definisi, rumus hingga fungsinya. Kalau penasaran, mari ikut Bee membahasnya sampai tuntas.
Supaya nanti lebih mudah melihat perbedaannya, kita pahami definisinya satu per satu dulu. Merangkum buku berjudul “Teori Akuntansi” karya Handayani dkk., (2023), aset adalah sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dan memiliki nilai ekonomi.
Aset ini dapat berupa kas, inventaris, properti, atau investasi yang dapat digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Dalam laporan keuangan, aset biasanya dibagi menjadi dua kategori utama, yakni aset lancar dan aset tetap.
Lalu terkait liabilitas, adalah kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi. Kewajiban ini dapat berupa utang dagang, pinjaman bank, atau pajak. Liabilitas pun sama dengan aset; ia terbagi menjadi liabilitas jangka pendek dan jangka panjang berdasarkan jatuh temponya.
Sementara itu, ekuitas adalah hak pemilik terhadap aset perusahaan setelah dikurangi liabilitas. Ini bisa berupa modal yang disetor oleh pemilik, atau laba bersih yang ditahan dari hasil usaha. Dalam laporan keuangan, ekuitas ini menggambarkan nilai bersih perusahaan.
Selain dari sisi definisi, kita juga bisa melihat perbedaannya melalui rumus. Melansir laman ppmschool.ac.id, jobstreet.com, dan kumparan.com, berikut rumus aset, liabilitas, dan ekuitas lengkap dengan contoh kasusnya:
Aset adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan, yang memiliki nilai dan dapat memberikan manfaat ekonomi di masa depan. Rumus untuk menghitung aset adalah:
Aset = kewajiban + modal pemilik
Dari rumus ini, maka aset berasal dari dua sumber utama: kewajiban yang dimiliki perusahaan (liabilitas), dan modal yang dimiliki oleh pemilik perusahaan (ekuitas). Supaya lebih konkret, simak penjelasan contoh kasus di bawah ini:
Contoh Kasus:
Jika sebuah perusahaan XYZ memiliki kewajiban (liabilitas) sebesar Rp400.000.000, dan ekuitas sebesar Rp600.000.000, maka perhitungannya adalah sebagai berikut:
Aset = kewajiban + modal pemilik = 400.000.000 + 600.000.000 = 1.000.000.000
Dengan demikian, dapat kita ketahui bahwa total aset yang dimiliki perusahaan XYZ adalah sebesar Rp1.000.000.000.
Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, liabilitas adalah kewajiban perusahan yang harus dibayar oleh perusahaan kepada pihak lain. Liabilitas dapat dihitung dengan rumus:
Liabilitas = Aset - Ekuitas
Jika perusahaan memiliki total aset dan ekuitas yang diketahui, maka kewajiban bisa dihitung melalui pengurangan total aset dengan ekuitas. Dari sini, perihal liabilitas kelihatannya memang masih terlalu abstrak. Silakan perhatikan contoh kasus di bawah agar memahaminya lebih mudah.
Contoh Kasus:
Misalkan ada sebuah perusahaan XVR memiliki total aset senilai Rp1.000.000.000 dan ekuitas pemilik sebesar Rp600.000.000. Dengan rumus di atas, maka perhitungan liabilitas perusahaan tersebut adalah:
Liabilitas = Aset - Ekuitas
= 1.000.000.000 − 600.000.000
= 400.000.000
Artinya, perusahaan memiliki kewajiban atau utang sebesar Rp400.000.000 yang harus dibayar kepada pihak ketiga.
Ekuitas atau modal pemilik adalah selisih antara total aset dan total liabilitas perusahaan. Berikut rumus untuk menghitung ekuitas:
Ekuitas = Total Aset - Liabilitas/Kewajiban
Berdasarkan rumus tersebut, dapat kita tahu bahwa ekuitas mencerminkan nilai yang dimiliki oleh pemilik perusahaan, setelah dikurangi dengan seluruh kewajiban yang harus dibayar. Lebih lengkapnya, mari kita ulas contoh kasus berikut:
Contoh Kasus:
Katakanlah ada perusahaan YQX dengan total aset sebanyak Rp1.000.000.000, dan liabilitas sejumlah Rp400.000.000. Maka ekuitas perusahaan tersebut dihitung sebagai berikut:
Ekuitas = Total Aset - Liabilitas/Kewajiban
= 1.000.000.000 − 400.000.000
= 600.000.000
Dengan demikian, ekuitas yang dimiliki oleh pemilik perusahaan adalah sebesar Rp600.000.000.
Baca Juga: Mengenal Istilah, Unsur, Tujuan dan Jenis Ekuitas dalam Akuntansi
Jika masih bingung, silakan perhatikan baik-baik infografis terkait perbedaan antara aset, likuiditas, dan ekuitas di bawah ini:
Berikut penjelasan lebih rinci lagi terkait perbedaan aset, likuiditas, dan ekuitas:
Baca Juga: Contoh Laporan Neraca Perusahaan Dagang & Cara Membuatnya
Di atas penjelasan tentang perbedaan aset, liabilitas dan aset. Pada intinya, yang termasuk aset, liabilitas dan ekuitas adalah hal-hal yang mencerminkan posisi keuangan perusahaan. Aset menunjukkan apa yang dimiliki, liabilitas mencerminkan kewajiban yang harus dibayar, dan ekuitas menggambarkan hak pemilik atas aset setelah kewajiban diselesaikan.
Bagi Anda yang memiliki bisnis, kegiatan akuntansi seperti mencatat dan menghitung laba rugi kini tidak perlu lagi menjadi tugas yang rumit. Anda bisa mempertimbangkan aplikasi pembukuan keuangan Beecloud sebagai solusi. Beecloud ini dirancang untuk membantu pebisnis mencatat transaksi dan menghitung laba rugi secara praktis dan akurat.
Jika Anda ingin membuat laporan otomatis, agar bisa fokus mengembangkan bisnis, Beecloud bisa membantu Anda. Selain itu, Beecloud juga menawarkan fitur-fitur canggih seperti pengelolaan stok, pengaturan arus kas, hingga integrasi dengan berbagai sistem pembayaran.
Tertarik untuk mencoba? Klik banner di bawah ini untuk mengetahui informasi selengkapnya!