Apa itu UMKM? Saat Anda memulai bisnis, penting untuk mengetahui perbedaan antara UMKM dan bisnis kecil. Mudahnya Anda bisa lihat contoh UMKM di artikel ini.
Banyak pertanyaan yang sering ditanyakan..
Apakah warung kecil termasuk UMKM?
Apakah coffee shop termasuk UMKM?
Apakah jualan pulsa termasuk usaha UMKM?
Apakah usaha rumahan termasuk UMKM?
Jika Anda berpikir untuk memulai bisnis, penting untuk mengetahui apakah Anda termasuk dalam kategori UMKM atau tidak, karena ada manfaat dan insentif tertentu yang hanya tersedia bagi UMKM.
UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. UMKM adalah bisnis yang memenuhi serangkaian kriteria tertentu, termasuk dimiliki dan dioperasikan secara independen, mempekerjakan kurang dari 200 orang, dan menghasilkan pendapatan tahunan kurang dari 300 juta per tahun.
Ini adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan bisnis yang termasuk dalam salah satu kategori ini :
UMKM sering dipandang sebagai tulang punggung perekonomian, karena mereka bertanggung jawab untuk menciptakan lapangan kerja terbanyak. Mereka juga cenderung lebih inovatif dan gesit daripada bisnis yang lebih besar, yang memberi mereka keunggulan kompetitif di pasar.
Baca Juga: Pentingnya Pembukuan Sederhana Untuk Bisnis Kecil / UMKM
Masih banyak yang bingung tentang perbedaan antara bisnis kecil dan UMKM. Jadi, mari kita mulai bahas di artikel ini.
Bisnis kecil biasanya didefinisikan sebagai perusahaan dengan kurang dari 50 karyawan. UMKM, di sisi lain, adalah bisnis dengan kurang dari 300 karyawan.
Bisnis kecil biasanya mengkhususkan diri pada pasar lokal atau regional, sementara UMKM sering dianggap sebagai perusahaan yang lebih besar dengan operasi nasional atau bahkan internasional.
Bisnis kecil cenderung lebih dinamis dan fleksibel, sementara UMKM cenderung lebih konservatif dan struktural. Bisnis kecil juga cenderung lebih mudah untuk diadaptasi dan mengubah arah, sementara UMKM cenderung menjadi lebih besar dan kompleks sehingga sulit untuk diubah.
Jadi, apa yang membedakan UMKM dengan bisnis kecil? Perbedaan yang paling penting adalah bahwa UMKM didukung oleh program pemerintah khusus dan memiliki akses ke lebih banyak dana dan sumber daya lainnya. UMKM juga lebih mungkin berhasil dalam jangka panjang, berkat bantuan yang mereka terima dari pemerintah.
Oke, jadi kita telah berbicara tentang apa itu UMKM, tetapi apa saja jenis usaha yang termasuk UMKM?
Ada empat jenis utama UMKM: manufaktur, jasa, perdagangan, dan pertanian. Mari kita bahas lebih dekat masing-masing perbedaannya.
Jadi, apa saja ciri-ciri usaha tersebut termasuk UMKM? Pada dasarnya, UMKM memiliki karakteristik sebagai berikut:
Namun demikian, ada beberapa ciri khas lain yang sering ditemukan pada UMKM, yaitu:
Tidak semua usaha kecil memenuhi kriteria di atas untuk diklasifikasikan sebagai UMKM. Untuk bisa masuk dalam kategori UMKM, usaha tersebut didefinisikan sebagai bisnis dengan karyawan kurang dari 200 orang, omset kurang dari Rp. 300juta setahun, atau kekayaan aset kurang dari Rp. 50juta setahun.
Jika bisnis terdaftar sebagai UMKM, bisnis tersebut akan memiliki banyak manfaat. Sebagai contoh, Anda bisa menjadi bagian dari komunitas wirausahawan yang mendukung dan membantu negeri ini.
Selain itu, ada banyak sumber daya yang tersedia untuk UMKM, yang membuatnya lebih mudah untuk memulai dan mengembangkan bisnis Anda.
Tapi bukan itu saja. Sebagai UMKM, Anda juga mendapatkan keringanan pajak dan insentif lainnya dari pemerintah, yang dapat membantu Anda menghemat uang dan mengembangkan bisnis Anda lebih jauh lagi.
Dan yang tak kalah pentingnya, menjadi UMKM berarti Anda berkontribusi pada perekonomian dan menciptakan lapangan kerja bagi orang lain. Jadi, jika Anda berpikir untuk memulai bisnis Anda sendiri, UMKM adalah pilihan yang bagus untuk dipertimbangkan.
UMKM memiliki kontribusi besar terhadap PDB yaitu 61,97% dari total PDB nasional atau setara (bkpm.go.id)
Di paragraf ini akan disebutkan contoh usaha yang termasuk skala UMKM, diantaranya :
Contoh-contoh di atas merupakan beberapa bisnis yang dapat menjadi referensi Anda dalam memulai usaha UMKM. Usaha-usaha ini cukup mudah untuk dipelajari dan dilakukan, sehingga Anda dapat dengan mudah mengikuti jejak para pelaku UMKM yang telah sukses sebelumnya.
Kita tahu bahwa UMKM adalah bisnis dengan karyawan kurang dari 250 orang, tetapi apa saja pajak yang berlaku khusus untuk UMKM di Indonesia?
Pertama-tama, ada Pajak Penghasilan. Pelaku usaha dengan penghasilan di bawah Rp 500 juta per tahun yang semula dikenakan tarif PPh final UMKM sebesar 0,5%.
Dengan rincian 5 bulan pertama bebas pajak karena adanya batas peredaran bruto 500 Juta.
Sementara, untuk 7 bulan berikutnya UMKM tersebut harus membayar pajak sebesar 0,5%.
Ada juga Pajak Pertambahan Nilai, atau PPN. Ini adalah pajak atas nilai barang dan jasa yang Anda hasilkan atau jual. Tarif untuk UMKM adalah 11%. Dan terakhir, ada pajak properti, yang dibayarkan setiap tahun berdasarkan nilai properti Anda.
Bagaimana Cara Menghitung Pajak UMKM versi Terbaru? Baca Di sini
Jadi, jika Anda berpikir untuk memulai bisnis Anda sendiri, penting untuk mengetahui apakah Anda termasuk dalam kategori bisnis kecil atau UMKM. Dengan begitu, Anda dapat memastikan Anda memanfaatkan semua manfaat dan struktur dukungan yang tersedia.