Jika Anda pemilik bisnis kuliner, pernahkah Anda terpikir untuk membuat pelanggan menikmati banyak makanan, tapi tanpa tambahan biaya? Kalau belum, mari kenalan dengan strategi all you can eat. Sebuah konsep bisnis yang memanjakan pelanggan, tapi pebisnis tetap meraih keuntungan.
Cara kerja konsep all you can eat ini sederhana, yaitu menuntun pelanggan memesan menu makanan sepuasnya, tapi dengan membayar harga tetap. Anda yang masih kali pertama mendengar ide ini mungkin langsung berasumsi mustahil. Seolah-olah jika konsep itu dijalankan, hanya akan membuat bisnis merugi.
Tentu, asumsi itu bisa benar apabila konsep all you can eat dijalankan tanpa aturan. Tapi kalau dibarengi dengan tips-tipsnya, seperti pengelolaan stok bahan makanan, analisis pola konsumsi pembeli, dan pengaturan durasi makan, Anda justru sangat mungkin mendapat keuntungan. Penasaran gimana caranya? Yuk, kita bahas sama-sama!
Sampai saat ini, strategi bisnis all you can eat ini sudah banyak diterapkan oleh restoran-restoran, baik di luar maupun dalam negeri. Bahkan saking menariknya konsep ini, ada banyak pula akademisi yang meneliti untuk mencari tahu tips-tips di balik kesuksesannya.
Sejauh ini, ada dua artikel ilmiah yang bisa kita ambil hasil penelitiannya. Pertama adalah karya Hamdani dkk, (2024) yang meneliti restoran di Kota Bandung, dan Anastasia (2017) yang mencari tahu strategi restoran di Taiwan. Berikut Bee rangkum keseluruhan tips-tipsnya:
Tips pertama untuk strategi bisnis all you can eat adalah meriset pasar dan kompetitor. Sebagai pebisnis, apalagi masih awal menjalankan restoran dengan konsep ini, Anda harus mengetahui tren pasarnya sekaligus dengan kompetitor di dalamnya. Tujuannya agar Anda bisa menciptakan menu makanan yang punya unik, dan menentukan strategi pemasaran yang efektif.
Seperti telah disinggung di awal, bahwa strategi bisnis all you can eat ini memerlukan pengetahuan tentang perilaku atau pola konsumsi pembeli. Misalnya kapan biasanya pelanggan datang, atau apa jenis makanan disukai, restoran Anda dapat menyesuaikan menu dan waktu operasional.
Bersambung dengan sebelumnya, informasi terkait perilaku konsumen juga membantu Anda dalam menyusun strategi marketing. Asal tahu saja, dalam dunia bisnis, merancang strategi marketing itu harus memperhatikan persona pelanggan. Sebab jika tidak, marketing restoran Anda sia-sia karena tidak cocok dengan karakter dan kebutuhan pelanggan.
Jika Anda belum mengenal apa itu "persona", Anda bisa klik link artikel di bawah untuk membacanya 👇
Baca Juga: Customer Persona: Pengertian, Jenis, dan Cara Membuatnya
Konsep all you can eat ini umumnya punya relevansi dengan periode atau momen-momen spesial. Misalnya saja saat ramadhan, yang biasanya sering orang mengadakan buka bersama. Pada momen-momen seperti itu, Anda sebagai pemilik restoran bisa memberikan promosi untuk menggaet banyak pelanggan.
Jika Anda punya budget untuk keperluan marketing, tidak ada salahnya untuk mengundang influencer kuliner agar mencoba menu AYCE restoran Anda. Biaya yang diperlukan memang relatif mahal. Tapi Anda nanti akan mendapatkan paket marketing lengkap, yaitu pengaruh popularitas influencer, dan kekuatan media sosial.
Banyak pebisnis kuliner yang salah paham terkait strategi bisnis all you can eat. Dikira, dengan konsep prasmanan, maka pelayanan tidak terlalu diperhatikan. Padahal, konsep prasmanan ini cukup tricky apabila pelayanan tidak responsif. Pelanggan jelas tak akan segan meninggalkan restoran, misalnya, saat ketersediaan stok atau kebersihan tidak dijaga.
Pada paragraf pembuka tadi telah kita singgung soal pengelolaan stok bahan makanan. Jadi, ketersediaan ini selain untuk menjaga loyalitas pelanggan, juga untuk memastikan kualitas makanan. Jika dikelola dengan baik, maka mengatur pembelian bahan baku juga akan terkontrol dengan baik, termasuk untuk biaya operasionalnya.
Satu hal yang tidak kalah pentingnya dari beberapa tips di atas adalah memantau kinerja keuangan secara rutin. Tujuannya bukan hanya untuk mengetahui laba rugi saja, tetapi juga mengidentifikasi area mana saja penghematan biaya dapat dilakukan. Dengan begitu, pendapatan bisnis Anda akan dengan sendirinya terawat.
Meski ini terkesan mudah, tapi memantau kinerja keuangan ini sering memakan waktu dan tenaga lebih. Akibatnya, aktivitas bisnis yang lain kadang kala juga tertunda. Persoalan ini jika terus dibiarkan, tentu membahayakan keberlanjutan usaha. Sebagai solusinya, Anda bisa memakai aplikasi pembukuan keuangan Beecloud.
Dengan Beecloud, Anda dapat memantau kinerja keuangan bisnis secara real-time kapan saja dan di mana saja, tanpa harus repot berjam-jam untuk mencatat manual. Semua data keuangan Anda akan tersaji secara otomatis dan akurat, sehingga Anda juga bisa mengambil keputusan bisnis dengan lebih tepat. Silakan klik banner di bawah ini untuk informasi selengkapnya!
Dari sini, Anda mungkin mulai bertanya-tanya: apa saja keuntungan menjalankan bisnis, utamanya untuk restoran dengan konsep all you can eat? Melansir laman resmi BFI Finance, ada setidaknya lima keuntungan menjalankan bisnis all you can eat. Berikut di antaranya:
Keuntungan pertama yang Anda dapatkan saat menjalankan restoran all you can eat adalah pendapatan yang tetap. Di usaha selain konsep bisnis ini, laba yang didapat jelas fluktuatif. Sebab konsep restoran seperti ini menetapkan harga tetap per orang. Dan ini sedikit menguntungkan ketika Anda ingin merencanakan pendapatan harian, mingguan, atau bulanan.
Keuntungan ini sempat kita bahas di awal, yakni soal promosi pada momen-momen spesial. Jika restoran Anda memberikan promo pada momen spesial tertentu, dan menawarkan menu makan yang representatif, bisnis all you can eat tentu memiliki peluang besar dalam menarik pelanggan yang berkelompok.
Dibandingkan kafe atau restoran lain, bisnis kuliner dengan konsep all you can eat jauh lebih cepat pelayanan pemesanannya. Hal itu karena bisnis seperti ini sudah menyediakan makanan yang siap diambil oleh pelanggan.
Dari dulu hingga sekarang, asosiasi tentang restoran dengan konsep all you can eat ini menuntun pelanggan agar makan di tempat. Sangat jarang ada orang pergi ke tempat makan prasmanan, tetapi dibungkus. Di sinilah untungnya bagi Anda karena tidak memproduksi banyak sampah.
Satu hal yang tak akan pernah didapat oleh restoran yang bukan prasmanan adalah kemudahan promosi. Sebab, bisnis all you can eat ini, bisa mengikuti tren momen-momen spesial yang sedang dirayakan. Entah itu bulan ramadhan, valentine, atau tahun baru.
Akan tetapi, di balik keistimewaannya, bangun bisnis all you can eat ini juga perlu menghadapi tantangan yang ada. Mulai dari sisi ekonomi, kepribadian, hingga kesehatan. Merangkum laman Business Conceptor dan Dojobusiness, berikut beberapa tantangannya:
Harga bahan makanan yang sering berubah-ubah menjadi salah satu tantangan yang cukup besar bagi bisnis all you can eat. Sebab, fluktuasi ini dapat mengganggu pengelolaan biaya tetap, apalagi ketika harga melonjak secara tiba-tiba. Oleh karena itu, restoran perlu strategi stok yang efisien untuk menjaga keuntungan tetap stabil.
Baca Juga: Fluktuasi Adalah Naik Turunnya Harga, Pahami Penyebabnya
Saat ini, bisnis restoran all you can eat sedang mengalami naik daun karena tren lifestyle anak muda. Berbagai konsep baru yang unik juga bermunculan seiring berubahnya tren lifestyle, terutama di kalangan anak muda. Hal ini tentu menutut Anda agar terus-menerus berinovasi, baik dari segi konsep eksterior-interior, menu makanan, maupun pelayanannya.
Bersambung dengan sebelumnya, tren gaya hidup anak muda sekarang sering berubah-ubah. Sehingga preferensi makanan mereka pun tak bisa bertahan lama pada satu jenis saja. Misalnya saja meningkatnya tren hidup sehat atau diet, itu tentu menuntut restoran untuk selalu tanggap dalam berinovasi, agar loyalitas pelanggan tetap terjaga.
Dahulu, narasi standar kesehatan, terutama di sisi makanan belum terlalu masif. Tapi sekarang, kemunculannya di media sosial sudah tak bisa dibendung. Mereka sudah cukup tahu, misalnya, soal ciri-ciri makanan tak lagi segar, ukuran suhu penyimpanan makanan, dan lainnya. Karenanya, Anda betul-betul harus strict dalam memperhatikan kualitas menu.
Dalam dunia bisnis kuliner, ulasan negatif dari pelanggan memang tak bisa dihindari. Namun mengingat saat ini adalah eranya media sosial, maka respons seperti itu betul-betul perlu diantisipasi. Ada satu saja misalnya pelanggan berkelompok yang memberi ulasan negatif di medsos, reputasi restoran Anda dipastikan akan memburuk.
Di Indonesia, ada beberapa pebisnis yang sukses menjalankan usaha restorannya dengan konsep all you can eat. Sebagai contoh misalnya Pak Darwan Satya Negara, pemilik restoran bernama Shabu Kojo.
Sebenarnya, Pak Darwan ini tidak terlalu berniat membangim bisnis restoran all you can eat. Namun, karen ide-ide briliannya, kini restorannya menjadi salah satu tempat makan paling populer di Bandung. membangun bisnis ini dari ketidaksengajaan menjadi salah satu tempat Melalui channel YouTube Daun Hijau, Pak Darwan menuturkan beberapa tips yang kebetulan telah kita bahas sebelumnya. Berikut di antaranya:
Pak Darwan menyatakan bahwa dalam bisnis all you can eat, memperhatikan kenyamanan pelanggan amat sangat krusial. Terutama di bagian durasi, ia menekankan agar menyediakan waktu yang cukup, sekitar 120 menit. Tujuannya tentu saja agar pelanggan tidak terburu-buru saat menikmati makanannya.
Selain itu, kondisi restoran juga tak kalah pentingnya. Pelanggan itu, lanjut beliau, sangat sensitif dengan kebersihan tempat makan. Oleh karenanya, bagi siapapun yang hendak mendirikan bisnis ini, wajib hukumnya memastikan kebersihan restoran.
Kunci utama dalam bisnis restoran all you can eat adalah manajemen dapur yang baik. Dalam perjalanannya, Pak Darwan fokus pada pengelolaan bahan makanan untuk meminimalkan limbah dan menjaga kualitas makanan. Bahkan berkat inovasi dalam pemilihan menu itu, beliau sampai mengurangi pemborosan dana operasional hingga 15%.
Prioritas Pak Darwan dari awal memang memakai bahan dasar makanan yang halal bagi pelanggannya. Itu sebabnya restorannya kini, semua menunya, baik makanan atau minuman, punya sertifikat halal. Ia memprosesnya dengan kerjasama MUI untuk menjamin kehalalan dan kebersihan makanan yang disajikan.
Pak Dawar percaya, bahwa sekarang eranya sudah tidak bisa lepas dari genggaman media sosial. Sehingga untuk menarik perhatian pelanggan baru, ia melakukan pemasaran Shabu Kojo melalui media sosial. Sesekali beliau juga mengundang influencer untuk mencoba menu makanan di restorannya.
Tips yang terakhir ini sebenarnya merupakan efek dari tips pertama. Pak Darwan, percaya bahwa memberikan servis yang baik bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Tetapi juga berguna sebagai iklan. Dengan kata lain, Pak Darwan berupaya membuat pelanggan lama memberikan social proof ke pelanggan barunya. Entah itu dari mulut ke mulut, atau dari media sosialnya.
Itulah tadi penjelasan terkait strategi bisnis all you can eat untuk mendapatkan keuntungan. Dengan menerapkan beberapa tips di atas, kemungkinan restoran ramai pelanggan bisa sangat besar. Salah satu contoh konkretnya adalah Shabu Kojo, yang terbukti restorannya sampai sekarang masih terkenal.