Pengusutan aset merupakan hal yang tidak bisa dihindari ketika menjalankan sebuah bisnis. Untuk itu pebisnis perlu mengetahui bagaimana cara menghitung akumulasi penyusutan ini, sebagai bentuk antisipasi jangka panjang.
Akumulasi penyusutan ini terjadi dalam neraca, dimana di dalam neraca semua aset bisnis atau perusahaan dicatat berdasarkan jenis asetnya. Proses perhitungannya juga bisa dilakukan dengan dua cara yakni secara manual dan menggunakan software akuntansi seperti Beeaccounting.
Simak penjelasan lebih detail mengenai akumulasi penyusutan pada artikel di bawah ini:
Akumulasi penyusutan adalah jumlah total dari biaya aset yang sudah digunakan ke beban penyusutan sejak aset mulai digunakan, bisa dikatakan sebagai pengurangan nilai atau depresiasi. Penyusutan ini biasanya merujuk pada bangunan, perabotan, mesin produksi, peralatan kantor, kendaran dan beberapa lainnya.
Sedangkan dalam akuntansi, akumulasi penyusutan adalah bagian dari neraca yang dicatat dalam akun kontra aset, yang mana akun tersebut merupakan bagian keseimbangan dari kredit yang telah mengurangi nilai aset secara keseluruhan.
Sederhananya penyusutan ini dijadikan kredit ketika beban penyusutan di debit dalam setiap periode akuntansi, bisa tahunan, bulanan atau per semester. Hal ini berguna untuk merekam dan melaporkan secara sistematis penurunan nilai aset tetap selama masa manfaatnya.
Bisa disimpulkan jika pengertian akumulasi penyusutan adalah kumpulan beban secara periodik dan dicatat dalam neraca. Dengan merinci akumulasi penyusutan dalam laporan keuangan, perusahaan dapat memberikan gambaran yang lebih akurat tentang nilai aset tetapnya dan memenuhi persyaratan akuntansi untuk merekam depresiasi aset.
Dalam laporan keuangan penurunan nilai ini dibedah menjadi dua istilah yakni beban penyusutan dan akumulasi penyusutan. Apa perbedaannya?
Perbedaan pertama dari biaya penyusutan dan akumulasi penyusutan adalah dari segi sifat dn tujuan keduanya, dimana pada biaya penyusutan merujuk pada jenis biaya yang dicatat dalam laporan laba rugi perusahaan.
Hal ini merupakan beban operasional yang mengurangi pendapatan dan digunakan untuk mengakui depresiasi aset selama periode akuntansi tertentu. Dengan tujuan memberikan gambaran tentang biaya yang terkait dengan penggunaan aset selama periode tersebut.
Sedangkan akumulasi penyusutan adalah akumulasi total biaya penyusutan yang telah diakui sejak aset tersebut dibeli. Nilainya mencerminkan jumlah total pengurangan nilai aset tetap selama umur manfaatnya. Akun ini tercatat di neraca dan mengurangkan nilai buku aset tetap.
Perbedaan berikutnya adalah dari segi penyajian dalam laporan keuangan. Dimana biaya penyusutan dicatat dalam laporan laba rugi dan merupakan bagian dari penghitungan laba bersih pada suatu periode akuntansi.
Sedangkan untuk akumulasi dicatat di neraca (laporan posisi keuangan) dan memberikan informasi tentang total depresiasi yang telah diakui perusahaan pada aset tetapnya.
Ketiga adalah perbedaan berdasarkan waktu pencatatan, biaya penyusutan dicatat pada akhir setiap periode akuntansi untuk mencerminkan depresiasi aset selama periode tersebut.
Sedangkan akumulasi dicatat sejak aset tersebut dibeli dan terus diakumulasikan sepanjang umur manfaat aset. Nilainya terus berkembang seiring berjalannya waktu.
Tidak hanya itu saja, biaya penyusutan dicatat setiap periode, dan akumulasi penyusutan mencerminkan total biaya penyusutan yang telah terakumulasi sepanjang umur manfaat aset.
Baca Juga: Cara Menghitung Biaya Penyusutan Nilai dan Contohnya
Mengutip dari Jurnal EMBA, ada dua cara yang bisa digunakan dalam menghitung akumulasi penyusutan, yakni metode garis lurus dan metode saldo menurun. Berikut adalah penjelasan lengkapnya!
Metode garis lurus adalah cara menghitung biaya penyusutan paling sederhana dengan perhitungan beban penyusutan dari rata dengan umur penggunaan. Cara ini cocok digunakan pada aset tetap yang diperkirakan memberikan nilai guna merata sepanjang digunakan.
Anda dapat menghitung menggunakan metode garis lurus dengan rumus berikut:
Rumus Metode Garis Lurus = (Biaya Aset - Nilai Residu) / Masa Manfaat
Setelah mendapatkan depresiasi tahunan, untuk menghitung akumulasi penyusutan pada akhir setiap tahun, Anda cukup menjumlahkan depresiasi tahunan sejak aset tersebut dibeli.
Baca Juga: Depresiasi Adalah: Pengertian, Ciri, Faktor dan Cara Hitungnya
Metode saldo menurun ganda adalah mengasumsikan bahwa tingkat penyusutan aset tidak tetap sepanjang umur manfaatnya. Bisa dikatakan jika metode ini mengasumsikan jika penyusutan aset bisa terjadi lebih awal.
Sehingga bisa dikatakan jika aset sudah mengalami penurunan lebih cepat pada tahun-tahun sebelumnya belum dimanfaatkan. Sehingga dalam metode ini penurunan dapat dihitung menggunakan rumus berikut:
Rumus Metode Saldo Menurun Ganda = (2 x (1 (tahun)/ Umur Ekonomis)) x Harga Buku Awal
PT Sukses Selalu memiliki satu buah mesin produksi kue kering dengan biaya awal 100.000.000 Rupiah, nilai residu 10.000.000 Rupiah, dan umur manfaat 5 tahun. Bagaimana akumulasi penyusutannya?
Berdasarkan data di atas, diketahui jika:
Rumus = (Biaya Aset - Nilai Residu) / Umur Manfaat Aset
= (100.000.000 - 10.000.000) / 5 = Rp18.000.000
Jika dihitung menggunakan metode garis lurus maka, bisa disimpulkan jika mesin produksi kue kering PT Sukses Selalu mengalami penyusutan sebesar Rp18.000.000 per tahunnya.
Dari kasus PT Sukses selalu di atas diketahui jika:
Rumus = (2 x (1/ Umur Ekonomis)) x Harga Buku Awal
= (2 x (1/5)) x Rp100.000.000 = Rp40.000.000
Maka bisa disimpulkan jika nilai penyusutan mesin pembuatan kue kering PT Sukses Selalu memiliki nilai penyusutan sebesar Rp40.000.000 per tahunnya.
Menghitung depresiasi aset dapat menjadi tugas yang memakan waktu dan melelahkan jika dilakukan secara manual. Solusinya dalam hal ini, software akuntansi Beeaccounting dapat memudahkan proses ini dengan cara menyusun laporan secara otomatis dan mengakumulasi penyusutan aset secara akurat.
Dengan demikian, pengguna dapat melacak depresiasi aset dengan lebih mudah dan menghindari kesalahan perhitungan yang mungkin terjadi. Pengusaha juga dapat memantau nilai aset secara real-time.
Mudahkan Anda dapat memutuskan kapan harus melakukan penggantian atau perbaikan pada aset. Dengan menggunakan Beecloud, pengguna dapat menghemat waktu dan tenaga dalam mengelola aset bisnis dan memastikan bahwa keuangan bisnis terkelola dengan baik dan akurat.