Aktiva merupakan hal yang sangat penting dalam keuangan bisnis karena menjadi sumber ekonomi dari sebuah perusahaan tersebut. Di dalam aktiva terdapat yang namanya aktiva tetap. Biasanya perusahaan secara rutin mencatat dan melaporkan aktiva yang mereka miliki.
Dalam laporan keuangan perusahaan yang dibuat, aktiva atau aset harga memiliki sumber daya dan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan. Aktiva ini di dapat bisa melalui berbagai cara, mulai dari pembelian maupun pemberian. Anda juga bisa melakukan penjualan aktiva jika hal tersebut diperlukan.
Aktiva tetap adalah aset harta yang dimiliki dan dikuasai oleh perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan. Karena hal itu, aktiva memiliki peran yang cukup besar agar produksi yang dihasilkan bisa sesuai dengan harapan.
Menurut pernyataan dari beberapa ahli, aktiva memiliki wujud tetap yang didapatkan agar siap dipakai atau dibangun terlebih dahulu. Aktiva bukan dimiliki atau diperoleh untuk dijual agar bisa mendapatkan keuntungan tetapi dapat dijual belikan kembali hanya untuk kegiatan operasional perusahaan.
Karena digunakan untuk kegiatan operasional, aktiva memiliki masa kegunaan lebih dari satu tahun. Meskipun demikian, nilai dari aktiva juga dapat menyusut berdasarkan lama penggunaannya.
Baca Juga: Pengertian Aset Tetap, Cara Penghitungan Dan Pembeliannya
Setelah mengetahui pengertian dari aktiva di atas dapat disimpulkan bahwa aktiva atau aset tetap memiliki bentuk fisik. Dalam hal ini ada tiga jenis dari aset tetap yang harus Anda ketahui. Dengan mengetahui jenis, tentu akan lebih mudah dalam membedakan dan mengelompokkannya.
Apa saja contoh dari beberapa jenis aset tersebut? Berikut ini adalah jenis beserta contoh aktiva:
Seperti yang sudah diterangkan dalam pengertian aktiva di atas, aktiva atau aset tetap memiliki sumber penyusutan meskipun digunakan atau dimanfaatkan lebih dari satu tahun. Yang dimaksud penyusutan adalah nilai yang ada dari aktiva tersebut.
Contoh dari aktiva atau aset tetap adalah bangunan, gedung, inventaris, peralatan, kendaraan, mesin-mesin produksi, hingga berbagai alat yang digunakan untuk menunjang kegiatan operasional.
Selanjutnya, ada juga aktiva yang mempunya sumber deplesi. Yang dimaksud dari jenis aktiva ini adalah sumber daya alam yang digunakan untuk melakukan produksi sehingga mengalami penyusutan. Karena itu, sumber daya alam yang tersebut harus dapat dialokasikan untuk beberapa periode.
Contoh dari sumber daya alam yang mempunyai sumber deplesi adalah tambang mineral. Sumber daya alam ini mengalami deplesi atau penyusutan tanpa bisa didapatkan dalam waktu yang singkat.
Selanjutnya, ada juga jenis aktiva tetap yang tidak mengalami penyusutan meskipun digunakan dalam kegiatan produksi. Bahkan aktiva ini bisa memiliki peningkatan nilai tiap tahunnya. Contoh dari jenis aktiva ini adalah tanah yang didirikan bangunan atau gedung perusahaan di atasnya.
Aktiva ini bersifat permanen dan tidak akan mengalami penyusutan dalam nilainya. Namun aktiva ini masih bisa dijual belikan jika memang dibutuhkan. Untuk penjualan aktiva tetap dalam laporan arus kas disajikan sebagai arus kas keluar.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, aktiva atau aset tetap memiliki nilai penyusutan dalam beberapa periode, kecuali aset yang tidak memiliki penyusutan, yaitu tanah. Nilai aktiva tersebut menyusut seiring dengan penggunaannya.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa penyusutan aktiva tetap adalah nilai atau harga yang didapatkan dari aktiva tetap karena penurunan nilai akibat penggunaannya dalam kegiatan operasional dalam periode tertentu.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan aktiva atau aset tetap mengalami penyusutan. Lalu apa saja faktor yang dimaksud? Simak penjelasannya berikut ini:
- Harga Perolehan: Harga barang yang ditambah dengan biaya-biaya lain yang menyertainya.
- Harga Buku Aktiva: Harga perolehan dikurangi dengan akumulasi dari penyusutan aktiva.
- Nilai Residu: Perkiraan nilai aktiva setelah digunakan sesuai dengan umur ekonomis.
- Umur Ekonomis: Perkiraan usia atau batas waktu dari barang.
Untuk mengetahui berapa nilai penyusutan, ada 5 metode penyusutan aktiva tetap yang bisa Anda gunakan berikut ini:
Yang pertama merupakan metode penyusutan dengan garis lurus atau yang biasa disebut dengan straight line method. Metode ini merupakan metode penyusutan aktiva tetap yang dimana beban penyusutan per tahun selalu sama hingga akhir penggunaan dari barang tersebut.
Metode satu ini menjadi salah satu metode yang sering sekali dipakai oleh perusahaan. Metode garis lurus digunakan untuk barang yang fungsinya tidak terpengaruh besar kecilnya jumlah produk atau jasa yang dibuat.
Contoh aktiva yang memakai metode penyusutan dengan garis lurus adalah peralatan kantor dan bangunan.
Yang kedua adalah metode penyusutan dengan saldo menurun ganda. Metode yang ini menentukan penyusutan dari aktiva tetap berdasarkan persentase yang dihitung dari harga buku pada tahun yang bersangkutan. Metode satu ini juga biasa disebut dengan metode double declining.
Ada rumus yang bisa untuk menggunakan metode penyusutan dengan saldo menurun ganda, yaitu
Penyusutan Aktiva Tetap = (2x(100% : umur ekonomis)) x Harga buku aktiva tetap.
Ketiga adalah metode penyusutan jumlah angka tahun atau juga disebut dengan sum of the years digit method. Metode penyusutan ini didasarkan dari besarnya penyusutan aktiva setiap tahun yang dimana jumlahnya akan semakin menurun.
Untuk rumus yang digunakan pada metode penyusutan jumlah angka tahun, yaitu sebagai berikut:
Penyusutan = Sisa Umur Penggunaan dibagi dengan Jumlah Angka Tahun x (harga perolehan nilai residu)
Metode yang keempat ada metode penyusutan satuan jam kerja atau yang biasa disebut dengan service hours method. Metode satu ini merupakan metode yang didasarkan dari jumlah satuan produk dalam periode yang bersangkutan.
Rumus untuk menggunakan metode penyusutan satuan jam kerja adalah sebagai berikut:
Beban penyusutan per tahun = Jam kerja yang dicapai x Tarif penyusutan tiap jamnya.
Tarif penyusutan tiap jam = Harga perolehan – nilai residu : jumlah total jam kerja.
Dan yang kelima ada juga metode penyusutan satuan hasil produksi atau yang biasa disebut dengan productive output method. Metode ini ditetapkan dengan jumlah satuan produk dari hasil yang diperoleh dalam satu periode.
Untuk rumus yang digunakan dalam metode penyusutan satuan hasil produksi adalah sebagai berikut:
Beban penyusutan per tahun = Tarif penyusutan per produk x Jumlah dari satuan produk yang dihasilkan.
Tarif penyusutan per satuan produk = Harga perolehan dari nilai residu dibagi dengan jumlah total produk yang didapatkan.
Baca Juga: Pengertian Penyusutan Aset Tetap dan Cara Mencatat Penyusutan
Dari penjelasan mengenai aktiva tetap dapat disimpulkan bahwa setiap perusahaan memiliki aktiva atau aset tetap yang berguna untuk melakukan kegiatan operasional. Aktiva tersebut ada yang memiliki nilai yang menyusut setiap periode dan ada juga yang memiliki peningkatan nilai.
Bikin laporan keuangan lebih cepat dan mudah dengan software akuntansi Beeaccounting. Hanya sekali klik akan muncul informasi keuangan yang Anda butuhkan. Laporan laba rugi, neraca, arus kas, semua sudah tersaji secara otomatis dan data yang diberikan juga sangat akurat.
Analisa bisnis lebih mudah dengan fitur unggulan yang tidak dimiliki software akuntansi lain yaitu Bee Financial Analisys (BFA). Fitur ini memberikan segala keadaan kaungan bisnis Anda dalam bentuk angka yang akurat, sehingga memudahkan Anda dalam mengambil keputusan.