Agribisnis saat ini telah menjadi salah satu pilar utama dalam perekonomian global, dimana secara pengertian agribisnis adalah sektor yang menyatukan usaha hulu hingga hilir dalam bidang pertanian.
Dimana agribisnis tidak lagi hanya tentang bercocok tanam di ladang atau memelihara ternak, tetapi juga melibatkan teknologi canggih, riset inovatif, dan strategi pemasaran yang efektif.
Dalam hal ini Indonesia memiliki peluang emas untuk menjadi kekuatan agribisnis nasional maupun global. Mari kita bahas lebih dalam mengenai apa yang dimaksud dengan agribisnis, ruang lingkup, sistem dan lainnya.
Merangkum dari penjelasan dalam satu sub bab buku pengantar agribisnis (2017) karya Arifin dan Arsyad Biba, jika perkembangan agribisnis sejalan dengan perkembangan perekonomian indonesia yang
Pada era ini, Indonesia berhasil membangun fondasi atau basis pertumbuhan ekonomi yang baik, dengan sistem agribisnis yang terintegrasi ke dalam kebijakan ekonomi makro.
Keberhasilan ini tercermin dalam swasembada pangan yang tercapai pada pertengahan 1980-an, dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang kuat, ditandai dengan pertumbuhan lebih dari 7% per tahun.
Kesempatan kerja meningkat pesat, dan sektor pertanian menjadi tulang punggung perekonomian.
Namun, pada akhir 1980-an dan awal 1990-an, ekonomi pertanian dan agribisnis mengalami tekanan serius.
Sektor pertanian mengalami pertumbuhan yang rendah, sekitar 3%, akibat proteksi besar-besaran pada sektor industri yang merugikan agribisnis.
Ini mengarah pada dekonstruksi sektor pertanian dan meruntuhkan sistem agribisnis serta fondasi ekonomi Indonesia secara umum.
Kemudian, ketika krisis ekonomi melanda, sektor pertanian dan agribisnis mengalami beban ekonomi politik yang berat. Pengangguran meningkat, dan pertumbuhan ekonomi terhambat. Pergerakan tenaga kerja dari pedesaan ke perkotaan tidak lagi berjalan lancar, menyebabkan biaya sosial yang tinggi.
Nah, untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan upaya rekonstruksi agribisnis secara menyeluruh. Agribisnis adalah rangkaian sistem usaha yang mencakup berbagai aspek dari hulu hingga hilir.
Membangun agribisnis membutuhkan pendekatan yang rasional dan berkelanjutan, dengan memperhatikan semua pelaku ekonomi dari petani hingga konsumen.
Perjalanan pengembangan agribisnis memberikan pelajaran berharga bagi rekonstruksi sistem agribisnis dan pembangunan pertanian di masa depan. Indonesia perlu memperkuat basis sumber daya alam dan ekonomi domestik dengan investasi yang menguntungkan.
Analisis terhadap kondisi dan pelajaran dari setiap fase pengembangan agribisnis dapat menjadi panduan dalam menghadapi tantangan ekonomi di masa mendatang.
Menurut Gunakan (2013) dalam buku pengantar agribisnis (2017) karya Arifin dan Arsyad Biba menjelaskan dalam artian sempitnya agribisnis adalah pemasaran hasil pertanian yang berusaha untuk mengoptimalkan keuntungan.
Masih dalam buku yang sama Downey dan Erickson (1997) juga menjelaskan jika agribisnis adalah kegiatan yang berhubungan dengan ekonomi pertanian dalam artian luas, mencakup keseluruhan mata rantai produksi, pengelolaan masukan dan pengeluaran, pemasaran pemasukan-pengeluaran hingga kelembagaan yang menunjang kegiatan.
Dari penjelasan di atas dapat disederhanakan apa itu agribisnis? Agribisnis adalah sistem usaha yang luas dan kompleks dalam bidang pertanian mulai dari produksi, distribusi, hingga pemasaran hasil pertanian.
Baca Juga: 10 Contoh Kegiatan Produksi Distribusi dan Konsumsi
Melanjutkan dari penjelasan di atas, maka kita bisa simpulkan jika ruang lingkup agribisnis mencakup seluruh kegiatan pertanian, mulai dari pengadaan sarana produksi (the manufacture and distribution of farm supplies), produksi usaha tani (production on the farm) dan pemasaran produk tani baik mentah maupun sudah olahan.
Dengan kata lain, ruang lingkup agribisnis mulai dari penyediaan input usaha tani - usaha tani - usaha pasca panen - usaha sortasi, penyimpanan dan pengemasan produk tani - usaha pengelolaan produk tani - usaha distribusi - terakhir kegiatan penunjang.
Ada 4 faktor yang dapat mempengaruhi berhasil atau tidaknya agrobisnis industri menurut Soekartawi (2001), yakni:
Mengutip dari buku Seri Memahani Agribisnis: Pengertian Agribisnis (2020) karya Bayu Krisnamukti, sistem agribisnis pertanian terdiri atas beberapa sub-sistem, yakni:
Subsistem ini bertanggung jawab untuk menghasilkan dan memperdagangkan sarana produksi pertanian primer, seperti pupuk, obat-obatan, bibit/benih, peralatan pertanian dan sejenisnya.
Bisa disimpulkan jika sub-sistem ini fokus pada penyediaan input atau sarana produksi yang dibutuhkan oleh petani.
Berikutnya adalah subsistem usaha tani yang disebut juga dengan sektor pertanian primer.
Dimana merupakan inti dari agribisnis, di mana petani melakukan kegiatan budidaya tanaman untuk menghasilkan produk pertanian.
Seperti melakukan pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, panen dan pasca panen.
Selanjutnya adalah kegiatan usaha yang dilakukan pasca panen, yakni mengelola hasil pertanian primer menjadi produk olahan baik olahan siap dimasak (ready to cook) atau siap konsumsi (ready to eat), lalu kemudian didagangkan di pasar lokal dan internasional.
Dapat disimpulkan jika subsistem hilir bertanggung jawab atas mengubah hasil pertanian mentah menjadi produk yang siap dikonsumsi oleh konsumen akhir.
Terakhir adalah substansi jasa layanan pendukung, meliputi lembaga keuangan dan pembiayaan, transportasi, layanan informasi, penelitian, pengembangan, penyuluhan, asuransi hingga kebijakan pemerintah.
Subsistem ini mendukung berbagai aspek agribisnis dengan menyediakan infrastruktur dan layanan yang diperlukan untuk keberhasilan operasional seluruh sistem agribisnis.
Berikut beberapa contoh usaha agribisnis yang menguntungkan dan bisa Anda coba:
Usaha agribisnis pertama adalah budidaya tanaman hias, fokus pada pembibitan, penanaman, dan perawatan tanaman hias untuk dijual.
Ada banyak jenis tanaman hias yang bisa dikembangkan, dari aglaonema yang menawan hingga monstera yang unik, siap untuk dipasarkan kepada para pencinta tanaman.
Berikutnya adalah ternak hewan, seperti pemeliharaan hewan ternak seperti sapi, kambing, ayam, dan ikan untuk menghasilkan produk seperti daging, susu, telur, dan lainnya.
Kemudian ada pembibitan tanaman, fokus pada produksi bibit tanaman berkualitas tinggi untuk dijual kepada petani. Bibit dapat berupa benih, cangkokan, stek, atau kultur jaringan.
Usaha agribisnis berikutnya ada aneka bisnis yang berhubungan dengan pengelolaan hasil panen, seperti padi, jagung, dan buah-buahan menjadi produk yang lebih bernilai jual, seperti beras, tepung, jus, dan olahan lainnya.
Berikutnya, membuka usaha alat kebutuhan pertanian seperti seperti pupuk, pestisida, benih, traktor, dan peralatan lainnya.
Selanjutnya ada jasa yang membantu petani dalam berbagai aspek agribisnis, seperti perencanaan usaha, budidaya tanaman, pengelolaan hama penyakit, dan pemasaran produk.
Contoh usaha agribisnis terakhir menyediakan jasa sewa peralatan pertanian seperti traktor, mesin panen, dan lainnya kepada petani yang membutuhkan.
Baca Juga: 7 Usaha yang Berhubungan dengan Pertanian dan Tipsnya
Dari seluruh penjelasan di atas dapat disimpulkan jika agribisnis adalah bidang usaha yang luas dan beragam, dan jenis usahanya tidak terbatas pada daftar diatas.
Dengan potensi yang besar dan peluang pasar yang terbuka lebar, agribisnis menjadi pilihan usaha yang menarik bagi banyak orang.