Account receivable adalah sebutan umum yang mudah ditemui dalam dunia akuntansi. Terutama saat Anda menyusun laporan yang berkaitan dengan utang-piutang. Keberadaannya berguna untuk memperlancarkan aliran arus kas (cash flow).
Penyusunan akun piutang dagang ini bisa disebut sebagai kebalikan dari Account Payable. Sebab pemegangnya adalah pemberi kredit kepada pihak lain. Bagaimana ciri-ciri didalamnya? Mari ikuti ulasan account receivable ini hingga akhir.
Mengulang kembali pertanyaan, apa itu account receivable? Secara sederhana Anda bisa mengartikannya sebagai piutang yang harus ditagih kepada pemilik kewajiban atau peminjam.
Adanya catatan transaksi AR memudahkan Anda untuk melacak pihak ketiga, yakni perusahaan maupun perorangan yang menjadi pihak debitur.
Memudahkan Anda untuk memahami, Account receivable adalah kondisi ketika individu atau badan membeli produk Anda secara kredit atau sistem down payment. Hal ini biasanya dilakukan perusahaan untuk menarik minat pelanggan atau menghabiskan stock.
Saat barang atau jasa telah diterima pelanggan, maka penjual akan menerbitkan invoice. Bukti transaksi tersebut juga berisi tanggal jatuh tempo atau batas akhir pembeli harus menyelesaikan tagihannya.
Sementara pihak kreditur akan menyiapkan faktur berkekuatan hukum dan mengikat. Faktur ini nantinya akan dikirimkan kepada peminjam saat memasuki waktu jatuh tempo.
Lamanya pembayaran umumnya 30 hari, terhitung dari tanggal yang tercantum pada faktur. Namun, pihak debitur juga boleh membayarnya sebelum jatuh tempo. Beberapa perusahaan tidak jarang memberikan diskon bagi pelanggan yang melakukan demikian.
Setiap account receivable yang penagihannya tidak melebihi 12 bulan termasuk dalam kategori aktiva lancar. Sementara yang melebihi satu tahun digolongkan ke dalam aktiva tidak lancar.
Memutuskan untuk menjual secara kredit perlu dipikirkan dengan matang oleh sebuah perusahaan. Sebab ada kemungkinan tagihan tidak terbayar, sehingga mengganggu aliran uang kas. Terlebih jika tidak ada jaminan yang ditetapkan dalam perjanjian utang-piutang.
Bagaimana jika piutang gagal terbayar? Pihak perusahaan harus tetap melaporkannya sebagai saldo kredit berupa Penyisihan Piutang Tidak Tertagih.
Baca Juga: Piutang: Pengertian, Jenis, Ciri, dan Prosedur Pencatatannya
Berbeda dengan account payable, transaksi penjualan dapat disebut sebagai piutang dagang saat memenuhi karakteristik berikut ini, yaitu:
Nilai jatuh tempo pada account receivable artinya nominal dari total penjumlahan piutang usaha dan bunga. Pada dasarnya, bunga merupakan tambahan biaya yang timbul akibat pembayaran secara kredit telah memasuki jatuh tempo.
Saat seorang melakukan kredit, bunga menjadi konsekuensi atas pengajuan pembayaran yang dilakukan secara cicilan. Sementara bagi pihak kreditur, bunga menjadi bentuk kompensasi karena telah memberikan waktu pelunasan yang dibagi dalam tempo tertentu.
Anda tentu sudah tidak asing dengan istilah ini. Tanggal jatuh tempo merupakan waktu yang menjadi batas akhir seorang debitur membayar tanggungan utangnya. Apabila tanggal ini terlewati, maka aka nada denda tambahan yang harus ditanggung oleh peminjam.
Setiap transaksi penjualan secara kredit pasti memiliki usia jatuh tempo atau yang lebih dikenal dengan istilah tenor pinjaman. Pembagian tenor umumnya terbagi dalam dua waktu, yakni harian dan bulanan.
Jatuh tempo harian berarti peminjam harus melunasi pembayaran dalam hitungan hari, yakni 30 hari, 60 hari, atau 90 hari. Sementara jatuh tempo bulanan artinya pelanggan harus membayar pada tanggal yang sama setiap bulan sampai akhir pelunasan.
Pembahasan mengenai definisi account receivable di atas sebenarnya sekilas sudah sedikit menggambarkan jawabannya. Bahwa penyebab adanya AR adalah setelah terjadinya transaksi penjualan yang pembayarannya dilakukan secara kredit atau dengan uang muka.
Resiko piutang tidak tertagih adalah masalah paling sering terjadi pada jenis transaksi ini. Ada beberapa upaya bisa dilakukan oleh perusahaan untuk mencegahnya, yaitu:
Bagi Anda yang berperan sebagai kreditur wajib melakukan tindak lanjut dengan debitur (follow up consumen). Apalagi jika piutang berupa aktiva tidak lancar yang tenornya lebih dari 12 bulan.
Nyatanya, tidak sedikit yang lupa atau bahkan sengaja bermasalah saat cicilan sudah masuk banyak. Maka dari itu, Anda bisa mengirimkan reminder kepada pelanggan agar jangan sampai terjadi piutang tidak tertagih.
Apabila piutang tidak terbayar hingga jatuh tempo, maka pemberi pinjaman berhak melakukan tindakan lebih agresif sesuai peraturan. Anda bisa melayangkan surat teguran atau memakai debt collector untuk menagih langsung ke pelanggan.
Namun, perlu diingat bahwa Anda harus menghindari upaya penagihan dengan cara memaki, mengancam, atau menyebarkan data pribadi. Hal ini sangat dilarang oleh undang-undang dan terdapat ancaman pidananya.
Sudah menjadi perkara lumrah bahwa penjualan yang dilakukan secara kredit akan dikenakan denda keterlambatan. Tujuannya agar pelanggan berpikir ulang saat akan lewat jatuh tempo. Semakin banyak bulan tidak terbayar, tentu semakin besar pula denda yang berlaku.
Limit kredit merupakan batas terbesar pelanggan boleh mengambil pinjaman. Bagi nasabah yang riwayat pembayarannya buruk bisa dikenakan batasan (limit). Misal, tenor pinjaman yang awalnya 120 hari kemudian berubah hanya 60 hari.
Upaya lain untuk keberhasilan account receivable adalah memasukkan pelanggan yang gagal bayar cukup lama ke dalam daftar hitam (blacklist). Sebab, piutang tidak tertagih dapat mempengaruhi kondisi keuangan dan sebaiknya tidak sering terulang.
Tingginya penjualan dapat menjadi indikator bahwa bisnis Anda berjalan dengan lancar. Salah Satunya cara mencapainya bisa dengan memberlakukan accounts receivable. Sebab kenyataan dilapangan, pelanggan lebih suka membeli dengan sistem kredit.
Namun, tindakan ini ternyata juga dapat mengancam kondisi arus kas serta likuiditas perusahaan apabila banyak piutang tidak tertagih. Penting untuk melakukan perhitungan account receivable ratio agar pembayaran lewat jatuh tempo dapat terlacak.
Rumus yang dipakai adalah penjualan kredit bersih dibagi dengan piutang rata-rata. Anda bingung dari mana nilai piutang rata-rata? Caranya adalah menambahkan antara nilai piutang awal periode dan nilai piutang akhir periode.
Apabila hasil rasio tinggi artinya pembayaran kredit terkategori cepat. Sebaliknya, rasio yang rendah menggambarkan tingkat pembayaran kredit lambat.
Melalui hasil tersebut Anda dapat melakukan evaluasi atas kebijakan selanjutnya. Apakah penjualan dengan sistem kredit mengancam keuangan perusahaan? Apakah diperlukan aturan lebih ketat untuk mengurangi resiko piutang tidak tertagih?
Dalam akuntansi akun piutang ini termasuk dalam laporan laporan keuangan yang nantinya akan digunakan untuk memantau dan mengevaluasi perkembangan bisnis setiap periodenya. Dalam hal ini Anda bisa menggunakan software akuntansi online Beecloud.
Dengan banyak fitur seperti pencatatan transaksi penjualan piutang dengan mudah dan cepat, di mana kita hanya perlu mengisi beberapa informasi seperti nama pelanggan, tanggal penjualan, jumlah piutang, dan lain-lain. Setelah transaksi dicatat, software akuntansi akan secara otomatis membuat jurnal piutang dan memposting ke akun-akun yang terkait.
Menerapkan sistem penjualan secara kredit tidak sepenuhnya buruk meski banyak resiko tidak tertagih. Cara ini justru termasuk paling efektif dalam meningkatkan minat pelanggan baru.
Namun, perlu digaris bawahi bahwa Anda perlu menyiapkan sistem yang baik jika ingin menggunakan sistem tersebut. Jika tidak, kondisi arus kas serta modal menjadi taruhannya.
Account receivable adalah bentuk piutang yang memiliki waktu tempo, mulai dari jangka pendek sampai panjang. Anda wajib memiliki pencatatan yang bekerja secara otomatis untuk mengolah data pelanggan tersebut.