Dalam dinamika bisnis modern, strategi kolaborasi menjadi kunci penting bagi perusahaan untuk meraih kesuksesan dan menghadapi tantangan yang kompleks. Contoh joint venture atau usaha patungan adalah salah satu bentuk kolaborasi yang semakin populer belakangan ini.
Melalui pendekatan ini, perusahaan dapat menggabungkan keahlian, sumber daya, dan visi strategis untuk menciptakan peluang baru dan meningkatkan daya saing.
Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam konsep joint venture, mempelajari tujuan, ciri-ciri, jenis, serta memberikan contoh-contoh nyata yang mengilustrasikan keberhasilan di balik kerjasama bisnis ini.
Joint venture adalah bentuk kerjasama bisnis di mana dua atau lebih perusahaan bekerja sama untuk mencapai tujuan bisnis tertentu.
Seperti dikutip dari Wikipedia, Perusahaan patungan atau joint venture adalah sebuah kemitraan bisnis antara dua pihak atau lebih yang dibentuk dengan maksud untuk menggabungkan sumber daya guna menjalankan kegiatan ekonomi atau proyek tertentu secara bersama-sama. Istilah ini pertama kali digunakan pada akhir abad ke-19, bertepatan dengan pembangunan sistem kereta api di Amerika Serikat.
Dalam kerjasama ini, para pihak sepakat untuk bekerja bersama selama periode waktu tertentu untuk mencapai tujuan bersama. Setelah tujuan terpenuhi, joint venture bisa berakhir, kecuali jika semua pihak setuju untuk melanjutkan kerjasama.
Perusahaan biasanya memilih joint venture ketika ingin menciptakan barang atau jasa yang dapat saling memperkuat posisi masing-masing. Dengan bergabung, perusahaan dapat menggabungkan sumber daya, keahlian, dan modal untuk mencapai keberhasilan bersama.
Kepemilikan atau pembagian saham atas investasi joint venture dapat bervariasi tergantung pada kesepakatan yang dibuat oleh para pihak.
Dalam joint venture, perusahaan-perusahaan yang terlibat bekerja sama dalam perencanaan, pengelolaan, dan pembagian keuntungan atas kegiatan bisnis yang dilakukan.
Ini mencakup koordinasi dalam pengembangan produk baru, perluasan pasar, atau pemanfaatan teknologi baru. Saling kerjasama ini dapat menciptakan sinergi yang menguntungkan semua pihak yang terlibat.
Baca Juga: Mengenal Mitra Usaha dalam Bisnis, Manfaat dan Contohnya
Setiap joint venture memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai. Tujuan tersebut dapat melibatkan pengembangan produk, perluasan pasar, atau akuisisi teknologi baru. Durasi joint venture ditetapkan sesuai dengan kesepakatan para pihak.
Usaha patungan dapat berlangsung selama waktu yang terbatas, atau dalam beberapa kasus, dapat menjadi struktur bisnis yang permanen.
Selanjutnya, mari kita bahas ciri-ciri yang melekat pada joint venture. Menurut buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK) 1 September 2007 oleh Lai, ciri-ciri umum usaha patungan meliputi:
Joint venture melibatkan dua atau lebih pihak yang disebut venturer. Venturer adalah pihak-pihak yang terlibat dalam perjanjian kontraktual untuk berkolaborasi dalam usaha bisnis tertentu. Kolaborasi ini dapat melibatkan perusahaan, organisasi, atau entitas bisnis lainnya.
Dasar utama dari joint venture adalah perjanjian kontraktual yang mengikat para pihak terlibat. Perjanjian ini memuat ketentuan-ketentuan yang mengatur kerjasama, pembagian keuntungan, tanggung jawab, dan berbagai aspek lainnya yang relevan dengan keberlangsungan usaha bersama.
Salah satu ciri khas perusahaan patungan adalah adanya pengendalian bersama. Artinya, venturer memiliki keterlibatan dan pengaruh bersama terhadap keputusan dan operasional usaha. Keputusan-keputusan penting dan strategis diambil secara bersama-sama oleh para venturer, menciptakan struktur pengelolaan yang kolektif.
Setelah memahami konsep dasar joint venture, sekarang mari kita bahas jenis-jenisnya. Kontrak joint venture dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
Joint venture ini terjadi antara perusahaan domestik, yang berarti perusahaan yang beroperasi di dalam negeri. Dalam kerjasama ini, perusahaan-perusahaan lokal bergabung untuk mencapai tujuan bersama, memanfaatkan sumber daya yang ada di dalam batas negara mereka.
Apabila salah satu dari perusahaan yang terlibat adalah perusahaan asing, maka kita memiliki joint venture internasional.
Kolaborasi ini melibatkan perusahaan dari berbagai negara yang bekerja sama untuk mencapai kesuksesan dalam skala global. Meskipun lintas batas, cara penulisan kontrak usaha patungan pada dasarnya tetap sama.
Bidang Usaha yang Wajib Joint Venture
Menurut pasal 8 ayat 1 SK Menteri Negara Penggerak Dana Investasi atau Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor: 15/SK/1994 tentang Ketentuan Pelaksanaan Pemilikan Saham dalam Perusahaan yang didirikan dalam Rangka Penanaman Modal Asing, beberapa bidang usaha wajib mendirikan perusahaan patungan. Bidang-bidang tersebut mencakup:
Dalam hal penanaman modal asing (PMA), ada faktor wajib untuk melakukan usaha patungan (joint venture) dengan perusahaan domestik. Hal ini karena usaha-usaha tersebut dianggap penting bagi negara dan memegang peran penting dalam kehidupan masyarakat.
Batasan dan Larangan dalam Joint Venture
Sementara PMA memiliki beberapa batasan, terdapat juga larangan terhadap bidang-bidang tertentu. Bidang-bidang yang berkaitan dengan pertahanan negara, seperti produksi senjata, mesiu, alat-alat peledak, dan peralatan perang, dilarang untuk dilibatkan dalam joint venture. Pembatasan ini diterapkan untuk menjaga keamanan dan kedaulatan negara.
Setelah memahami jenis-jenis joint venture, sekarang mari kita lihat beberapa contoh perusahaan joint venture yang terjadi di Indonesia:
Contoh joint venture pertama adalah antara Garudafood dan Suntory pada tanggal 14 Juli 2011. Mereka menandatangani perjanjian joint venture untuk mendirikan perusahaan di industri minuman non alkohol.
Contoh joint venture ini membuktikan bagaimana kolaborasi dapat memperkuat kiprah perusahaan dalam bisnis minuman.
Telkom Indonesia dan Telstra menjalin kesepakatan usaha patungan untuk menyediakan solusi terintegrasi dari jaringan hingga aplikasi dan layanan di atasnya (Network Application and Services-NAS).
Contoh joint venture ini mencakup kerjasama antara perusahaan Indonesia dan perusahaan Australia, menunjukkan skala internasional dari kolaborasi ini.
PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan Nestle S.A. membentuk perusahaan patungan, PT Nestle Indofood Citarasa Indonesia. Fokus perusahaan ini adalah di bisnis kuliner (bumbu penyedap makanan), menciptakan peluang untuk memperbesar pangsa pasar.
Contoh joint venture ini menunjukkan bagaimana dua perusahaan besar dapat bersatu untuk mencapai kesuksesan bersama di industri makanan.
Pada tahun 2007, Asus dan Gigabyte berkolaborasi dalam usaha patungan untuk merancang strategi baru dalam produksi dan pemasaran perangkat keras komputer. Kolaborasi ini bertujuan agar keduanya dapat bersaing lebih baik di pasar.
Contoh joint venture ini menunjukkan bagaimana kolaborasi dapat menghasilkan inovasi di industri teknologi.
Samsung dan Spotify membentuk bisnis joint venture pada Agustus 2018 untuk mempermudah penggunaan layanan musik streaming Spotify di gadget Samsung.
Contoh joint venture ini menggambarkan kolaborasi antara perusahaan teknologi dan perusahaan hiburan untuk memberikan pengalaman yang lebih baik kepada pengguna.
PT Kimia Farma dan PT Tigaraksa Perkasa berkolaborasi membentuk PT Sari Husada. Joint venture ini bertujuan untuk meningkatkan permodalan dalam industri tertentu.
Contoh joint venture ini menunjukkan bagaimana dua perusahaan swasta dapat bersatu untuk mencapai keberhasilan bersama.
Contoh joint venture lokal adalah kerjasama antara PT Astra International Tbk dan Toyota Motor Corporation.
Mereka mendirikan PT Toyota-Astra Motor (TAM) untuk memproduksi dan mendistribusikan kendaraan Toyota di Indonesia. Joint venture ini memadukan pengetahuan pasar lokal dengan keahlian otomotif global.
Perusahaan patungan antara PT Unilever Indonesia Tbk dan PT Sayap Mas Utama menghasilkan PT Unilever Oleochemical Indonesia (UOI).
Contoh joint venture ini fokus pada produksi oleokimia, menunjukkan bagaimana kolaborasi dapat menggabungkan keahlian global Unilever dengan pengetahuan lokal Wings untuk menciptakan produk berkualitas tinggi.
Baca Juga: 7+ Contoh Surat Perjanjian Kerjasama dan Cara Membuatnya
Setiap bentuk kerjasama, termasuk joint venture, memiliki keuntungan dan kelemahan yang perlu dipertimbangkan dengan cermat.
Berdasarkan pandangan Wulandari dan Handayani, mari kita eksplorasi manfaat dan tantangan yang sering terkait dengan usaha patungan:
Para pihak yang terlibat dalam joint venture mendapatkan keuntungan suara mayoritas dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) berdasarkan besar saham yang diinvestasikan.
Hal ini memberikan pengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan strategis dalam perusahaan.
Meskipun terlibat dalam kerjasama, perusahaan joint venture tetap mempertahankan eksistensi dan kebebasan masing-masing partner.
Ini berarti setiap venturer dapat menjalankan kebijakan internal dan operasional sesuai dengan karakteristik dan kepentingannya sendiri.
Joint venture memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan skala ekonomi, yang berarti mereka dapat mengurangi biaya produksi per unit dengan meningkatkan volume produksi.
Selain itu, kolaborasi ini memungkinkan spesialisasi di bidang tertentu, memaksimalkan keahlian dan sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing partner.
Risiko dalam joint venture dibagi antara masing-masing partner. Meskipun ini dapat membantu mengurangi beban risiko bagi setiap venturer, namun tanggung jawab bersama juga berarti bahwa setiap pihak akan merasakan dampak jika terjadi kegagalan atau kerugian.
Dalam kerangka usaha patungan, risiko terhadap kerahasiaan perusahaan dapat meningkat. Informasi dan strategi bisnis yang mungkin merupakan rahasia perdagangan dapat tersebar lebih luas, tergantung pada tingkat transparansi yang disepakati dalam perjanjian.
Keterlibatan dengan partner usaha membawa risiko tertipu. Meskipun adanya perjanjian kontraktual, beberapa keputusan atau tindakan mungkin tidak selalu sesuai dengan ekspektasi, dan ini dapat menyebabkan ketidaksetujuan dan konflik.
Seluruh bentuk utang perusahaan menjadi tanggung jawab bersama. Dengan kata lain, jika satu pihak tidak dapat memenuhi kewajibannya, tanggung jawab untuk membayar utang tersebut harus ditanggung bersama oleh semua pihak yang terlibat. Hal ini juga berlaku untuk jaminan atas seluruh harta perusahaan.
Dalam dunia bisnis yang dinamis, joint venture bukan hanya sebuah strategi, tetapi juga suatu bentuk adaptasi dan inovasi. Melalui penggabungan keahlian, sumber daya, dan visi dari berbagai pihak, joint venture menjadi kendaraan yang efektif untuk mencapai tujuan bersama.
Dengan hati-hati merancang dan mengelola kolaborasi ini, perusahaan dapat memaksimalkan potensi pertumbuhan dan sukses bersama.
Dengan demikian, perusahaan patungan tidak hanya menjadi peluang bisnis, tetapi juga cermin dari semangat kerjasama dan keberlanjutan dalam merajut kisah sukses bisnis di masa depan.