Istilah dalam dunia bisnis sangat banyak dan terus bertambah dari waktu ke waktu. Salah satu yang cukup familiar di masyarakat umum adalah distribusi. Sering kali disebut, tapi tahukah Anda apa definisi dan contoh distribusi?
Jika dari sudut pandang ekonomi, kegiatan distribusi ini memiliki peran yang cukup besar untuk perekonomian negara. Sedangkan dari segi bisnis, kegiatan ini menjadi salah satu yang terpenting antara produsen dan konsumen. Anda bisa cek definisi selengkapnya di bawah ini beserta contoh-contohnya.
Distribusi mengarah pada kegiatan mengirimkan barang ketika barang tersebut sudah selesai diproduksi. Barang-barang tersebut dikirim agar dapat dipakai / dinikmati oleh konsumen, dan dari kegiatan ini produsen mendapatkan untung dari hasil produknya.
Namun pada beberapa kasus, barang yang dikirim juga bisa tidak langsung kepada konsumen, melainkan kepada supplier untuk selanjutnya dipasarkan kepada konsumen akhir.
Jadi, kegiatan distribusi ada di tengah-tengah antara produsen dan konsumen. Pihak yang melakukan distribusi dikenal dengan distributor. Biasanya, distributor merupakan pihak ketiga, tapi bisa juga dikirim sendiri oleh sang produsen. Adapun contoh distribusi ada banyak tergantung jenisnya.
Baca Juga: Apa itu Distribusi: Jenis, Strategi, dan Faktor yang Mempengaruhi
Secara umum, kegiatan distribusi dibagi menjadi 6 jenis. Masing-masing jenis dan contoh kegiatan distribusi adalah di bawah ini:
Kegiatan distribusi jenis ini biasanya dilakukan dengan kualitas dan kuantitas tertentu, misalnya produk berkualitas premium dengan jumlah maksimal 100 pcs saja per pengiriman untuk menjaganya tetap aman selama di perjalanan. Bisa juga jumlah barang justru sangat banyak dalam sekali pengiriman.
Biasanya, ada kesepakatan khusus antara produsen dan pihak distributor sebelum jenis distribusi ini dilakukan. Misalnya produk harus dalam kondisi tetap bagus saat sampai di tempat konsumen. Jika ada kerusakan selama di perjalanan maka seluruhnya harus ditanggung oleh pihak distributor.
Contoh kegiatan distribusi jenis ini adalah pengiriman tab atau smartphone ke toko-toko sebelum akhirnya dipasarkan kepada konsumen akhir.
Secara umum, distribusi jenis ini dilakukan dengan tujuan menyalurkan produk dari produsen kepada pihak retail. Biasanya, barang-barang paling laris atau paling mudah dijual di pasaran adalah yang kerap menggunakan jenis distribusi ini. Contohnya adalah sembako dan peralatan / kebutuhan untuk mandi.
Secara harfiah, istilah selektif mengarah pada makna menyaring atau menyeleksi. Sesuai dari makna ini, distribusi selektif diartikan sebagai suatu kegiatan penyaluran barang dari pihak produsen kepada konsumen tertentu atau ke lokasi tertentu.
Bisa juga kegiatan ini melibatkan penyeleksian barang tertentu sebelum benar-benar dikirim agar hasil distribusi bisa maksimal.
Sebab dari adanya distribusi jenis ini adalah barang-barang tertentu hanya laris di kawasan atau di kalangan tertentu. Contoh distribusi jenis ini adalah mengirimkan barang-barang mahal / branded ke toko-toko elit di kawasan perkotaan.
Seperti yang sebelumnya Anda baca, tidak semua kegiatan pengiriman barang melibatkan pihak ketiga. Ketika produsen memilih untuk mendistribusikan barangnya sendiri, maka disebut dengan distribusi langsung.
Biasanya, jenis distribusi ini banyak dilakukan oleh para pengusaha dalam skala kecil seperti UMKM. Sebabnya adalah kurangnya modal jika menggunakan jasa distribusi pihak ketiga. Alasan lainnya bisa karena jarang pengiriman yang memang tidak jauh.
Contoh sederhananya adalah saat nelayan mengirim hasil tangkapan ikan ke rumah pembeli atau ke pasar. Bisa juga ketika seorang petani mengirim hasil panen padi ke toko kelontong untuk selanjutnya dijual kepada konsumen akhir.
Jika Anda memiliki usaha rumahan membuat kue kering, lalu Anda melakukan transaksi dengan pembeli di suatu lokasi tertentu yang telah disepakati, maka ini juga merupakan contoh distribusi langsung.
Kebalikan dari jenis sebelumnya distribusi tidak langsung melibatkan pihak ketiga dalam proses penyaluran produk dari produsen ke konsumen. Biasanya, distribusi jenis ini dibutuhkan ketika alamat pengiriman jauh dari lokasi produsen, misalnya antar kota atau bahkan provinsi.
Adapun pihak pengirim tidak harus selalu perusahaan distribusi besar, tapi juga bisa perorangan seperti tukang ojek atau kurir langganan. Salah satu contoh distribusi jenis ini adalah saat PT Pertamina mengirimkan tabung-tabung gas ke alamat para agen dengan menggunakan jasa pengiriman khusus.
Kali ini bukan kegiatan penyaluran barang, namun lebih mengarah kepada data-data dari produk yang didistribusikan tadi. Istilah frekuensi dalam ilmu statistika adalah sebuah variabel yang lambangnya menggunakan bilangan atau angka.
Distribusi frekuensi bisa ditampilkan dalam bentuk grafik, gambar, ataupun tabel. Jenis terakhir biasanya yang paling banyak digunakan karena dianggap lebih praktis dibuat serta lebih mudah untuk dibaca. Contoh tabel distribusi frekuensi bisa Anda cek di bawah ini:
Baca Juga: Distributor Barang: Pengertian, Peluang dan Masalah Umum
Dalam menjalankan proses distribusi pebisnis perlu melakukan pencatatan terperinci agar proses berjalan dengan lebih lancar karena semuanya sudah tersusun secara sistematis, mulai dari mengatur stok barang, cash flow sampai piutang.
Kini Anda bisa menggunakan aplikasi distributor dari Beecloud, mudahkan Anda mengontrol limit piutang per customer sehingga cash flow bisa berjalan lebih lancar. Selain itu, Anda bisa memanfaatkan fitur keuangan dari laba rugi, neraca dan deretan laporan akuntansi lainnya.