Logo Bee Web

Langkah-Langkah Membuat Laporan Keuangan Sederhana

Panduan lengkap cara membuat laporan keuangan sederhana untuk pelaku usaha mikro, kecil, menengah. Lengkap dengan contohnya!
Penulis: Rizal Arisona
Kategori: ,
Terbit: Friday, 22 November 2019
Diperbarui: Tuesday, 14 January 2025
Daftar Isi

Mengelola keuangan bisnis dengan baik merupakan kunci utama untuk mencapai kesuksesan. Salah satu alat yang paling penting dalam manajemen keuangan adalah membuat laporan keuangan.

Membuat laporan memang sering kali ditakuti oleh pelaku usaha, karena apa? Bisa karena rumit, tidak paham akuntansi, tidak sempat, memakan waktu ribet, hingga alasan lainnya.

Padahal laporan ini penting untuk dimiliki oleh semua jenis usaha, baik dari skala mikro, makro, kecil. menengah hingga usaha besar. Kenapa? Sebab, laporan keuangan yang baik dapat dijadikan sebagai alat untuk memantau kesehatan keuangan bisnis dan lain sebagainya.

Simak artikel di bawah ini untuk pahami bagaimana cara menyusun laporan keuangan sederhana dengan mudah dan tepat.

Apa itu Laporan Keuangan?

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) melalui Standar Akuntansi Keuangan (SAK), laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan, laporan keuangan yang lengkap biasanya terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan, catatan atau laporan lain dan materi yang menjelaskan bagian integral dari laporan keuangan.

Sedangkan laporan keuangan menurut Munawir (2010) adalah sebuah bentuk laporan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi dan laporan perubahan ekuitas. Dimana, neraca menunjukkan gambaran jumlah aset, kewajiban dan ekuitas pada periode tertentu, laba rugi menunjukkan hasil yang telah dicapai dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan serta alasan yang menyebabkan perubahan modal ekuitas terjadi.

Oleh karena itu, bisa disimpulkan jika laporan keuangan adalah dokumen resmi yang merangkum kondisi keuangan, kinerja, dan arus kas suatu perusahaan dalam periode tertentu. Dokumen ini memberikan gambaran lengkap tentang posisi keuangan perusahaan, termasuk pendapatan, pengeluaran, aset, kewajiban, dan ekuitas.

Jika semua entri penyesuaian telah dibuat, dan neraca percobaan dilakukan, maka menyiapkan laporan keuangan yang sebenarnya hanya masalah menempatkan sejumlah saldo percobaan ke dalam laporan yang diformat dengan benar.

Seberapa Penting Laporan Keuangan untuk UMKM?

Jawabannya PENTING SEKALI, karena apa? Penyusunan laporan keuangan bukan hanya sekadar formalitas, tetapi alat yang sangat penting untuk mengelola bisnis secara efektif dan efisien.

Dengan memiliki laporan keuangan yang akurat, pemilik UMKM dapat membuat keputusan yang lebih baik, merencanakan strategi bisnis yang tepat, dan meningkatkan peluang mendapatkan pendanaan dari pihak eksternal.

Laporan keuangan juga membantu UMKM dalam memenuhi kewajiban pajak dan peraturan lainnya, serta memantau kesehatan keuangan bisnis secara keseluruhan

Apa saja fungsi laporan keuangan untuk UMKM? Berikut diantaranya:

1. Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik

Penyusunan laporan keuangan yang baik dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan operasional perusahaan berdasarkan kondisi keuangan perusahaan terkini. Baik laporan keuangan sederhana maupun kompleks semua bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Dengan data yang jelas mengenai pendapatan, pengeluaran, dan laba atau rugi, pemilik UMKM dapat membuat keputusan yang lebih baik mengenai pengelolaan sumber daya, strategi pemasaran, dan ekspansi bisnis.

2. Perencanaan Anggara

Berikutnya Anda dapat menggunakan laporan ini sebagai dasar perencanaan keuangan perusahaan yang lebih akurat. Memungkinkan pemilik bisnis untuk memantau kas perusahaan, merencanakan pengeluaran di masa depan, menetapkan target pendapatan, dan mengalokasikan sumber daya dengan lebih mudah.

3. Memantau Kesehatan Keuangan

Melalui laporan keuangan sederhana yang disusun dengan baik, Anda juga dapat memantau dan mengetahui kondisi kesehatan keuangan perusahaan Anda. Anda dapat memantau kesehatan keuangan dengan memeriksa laporan laba rugi, dan laporan arus kas secara rutin.

Dengan ini Anda bisa mengidentifikasi masalah keuangan sejak dini dan mengambil tindakan korektif yang diperlukan. Bisnis jadi lebih mudah terkontrol dan tidak asal-asalan.

4. Meningkatkan Kredibilitas di Mata Investor dan Kreditur

Tidak hanya untuk kepentingan internal suatu perusahaan saja, laporan keuangan yang disusun dengan baik juga bisa dimanfaatkan untuk pihak eksternal, seperti meningkatkan kredibilitas perusahaan dimata investor dan kreditur.

Karena mereka bisa memantau kondisi dalam perusahaan yang akan mereka berikan investasi berdasarkan kesehatan keuangannya.

Kondisi keuangan yang baik juga dapat meningkatkan peluang usaha Anda untuk memperoleh pendanaan atau pinjaman yang diperlukan untuk ekspansi dan pertumbuhan bisnis.

5. Kepatuhan terhadap Peraturan

Terakhir, Laporan keuangan sederhana ini bukan hanya berguna untuk manajemen internal perusahaan, namun juga sangat penting untuk mematuhi regulasi pemerintah, terutama dalam hal perpajakan.

Dengan begitu bisa disimpulkan, jika di dalam perusahaan yang baik terdapat manajemen keuangan yang baik juga.

Jenis-Jenis Laporan Keuangan

5 Komponen Laporan Keuangan

Ada beberapa jenis laporan keuangan sederhana yang umumnya disusun oleh perusahaan:

  • Laporan Laba Rugi: Menunjukkan pendapatan dan pengeluaran perusahaan selama periode tertentu, serta laba atau rugi yang dihasilkan. Mulai dari laba kotor hingga laba bersih yang dihasilkan.
  • Neraca (Laporan Posisi Keuangan): Menggambarkan aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan pada suatu titik waktu tertentu.
  • Laporan Arus Kas: Menyediakan informasi tentang arus kas masuk dan keluar perusahaan, yang membantu memahami bagaimana kas digunakan dan dihasilkan.
  • Laporan Perubahan Ekuitas: Menunjukkan perubahan dalam ekuitas pemilik selama periode tertentu.

Baca juga: 5 Format Laporan Keuangan dan Contohnya

Komponen dalam Laporan Keuangan

Berikut beberapa komponen dalam laporan keuangan sederhana berdasarkan jenisnya:

1. Komponen dalam Laporan Laba Rugi

Laporan Laba Rugi menunjukkan pendapatan dan beban selama periode tertentu, serta laba atau rugi yang dihasilkan. Komponen utamanya adalah:

  • Pendapatan (Revenue): Semua pendapatan yang diperoleh dari penjualan barang atau jasa.
  • Harga Pokok Penjualan (HPP) atau Cost of Goods Sold (COGS): Biaya langsung yang terkait dengan produksi barang atau jasa yang dijual.
  • Laba Kotor (Gross Profit): Pendapatan dikurangi HPP.
  • Beban Operasional (Operating Expenses): Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan operasi bisnis, seperti gaji, sewa, dan utilitas.
  • Laba Operasional (Operating Profit): Laba kotor dikurangi beban operasional.
  • Beban Lain-lain (Other Expenses): Biaya-biaya yang tidak terkait langsung dengan operasi utama, seperti beban bunga.
  • Laba Bersih (Net Profit): Laba operasional dikurangi beban lain-lain. Ini merupakan laba yang tersedia untuk pemegang saham setelah semua biaya dan pajak dibayar.

2. Komponen dalam Laporan Neraca

Laporan Neraca memberikan gambaran posisi keuangan perusahaan pada suatu titik waktu tertentu. Komponen utamanya adalah:

  • Aset (Assets): Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan yang diharapkan memberikan manfaat ekonomi di masa depan. Aset dibagi menjadi 2, yakni aset lancar dan aset tetap.
  • Kewajiban (Liabilities): Kewajiban yang harus dibayar oleh perusahaan kepada pihak ketiga. Kewajiban dibagi menjadi 2, yakni: kewajiban lancar (Current Liabilities), kewajiban yang harus dilunasi dalam satu tahun, seperti utang dagang dan utang pajak dan kewajiban jangka panjang (Long-term Liabilities), kewajiban yang jatuh tempo lebih dari satu tahun, seperti utang bank jangka panjang.
  • Ekuitas (Equity): Hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi kewajiban. Ini mencakup modal yang disetor oleh pemilik dan laba ditahan.

3. Komponen dalam Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas menunjukkan arus masuk dan keluar kas selama periode tertentu. Komponen utamanya adalah:

  • Arus Kas dari Aktivitas Operasi (Cash Flow from Operating Activities): Arus kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi utama perusahaan, seperti penerimaan dari pelanggan dan pembayaran kepada pemasok.
  • Arus Kas dari Aktivitas Investasi (Cash Flow from Investing Activities): Arus kas yang berkaitan dengan pembelian dan penjualan aset tetap, seperti pembelian peralatan atau penjualan properti.
  • Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan (Cash Flow from Financing Activities): Arus kas yang berhubungan dengan perubahan dalam struktur modal perusahaan, seperti penerimaan dari penerbitan saham atau pembayaran dividen

4. Komponen dalam Laporan Perubahan Modal

Laporan Perubahan Modal menunjukkan perubahan dalam ekuitas pemilik selama periode tertentu. Komponen utamanya adalah:

  • Saldo Awal Modal (Beginning Equity Balance): Saldo modal pada awal periode, termasuk kas perusahaan.
  • Penambahan Modal (Capital Additions): Penambahan modal yang dilakukan oleh pemilik, seperti setoran modal tambahan.
  • Laba Bersih (Net Profit): Laba bersih yang diperoleh selama periode tersebut yang menambah modal.
  • Pengambilan Pribadi (Withdrawals or Drawings): Penarikan dana oleh pemilik untuk keperluan pribadi, yang mengurangi modal.
  • Saldo Akhir Modal (Ending Equity Balance): Saldo modal pada akhir periode setelah memperhitungkan semua penambahan dan pengurangan.

Dengan memahami komponen-komponen ini, pemilik UMKM dapat menyusun laporan keuangan sederhana yang memberikan gambaran lengkap tentang kinerja dan posisi keuangan bisnis mereka.

Anda bisa menggunakan buku kas manual atau menggunakan aplikasi pembukuan keuangan Beecloud, agar proses pembukuan transaksi bisa diotomatisasi dan terhindar dari kesalahan manusia.

Dengan Beecloud, Anda bisa membukukan transaksi, memantau stok barang, membuat buku stok hingga laporan keuangan dengan lebih mudah dan akurat. Klik banner di bawah ini dan dapatkan akses gratis uji coba sekarang juga!

Beecloud, Solusi Akuntansi Praktis Sesuai Standar Akuntansi Keuangan (sak)

Cara Membuat Laporan Keuangan Sederhana

Sebelum membuat laporan keuangan yang Anda harus pahami terlebih dahulu apa saja komponenya (Credit: Freepik.com) Setelah memahami dasar dari laporan keuangan, mulai dari pengertian hingga komponenya. Dengan begitu, pembahasan selanjutnya adalah cara membuat laporan keuangan sederhana.

Untuk Membuat laporan keuangan sederhana, Anda bisa mengikuti berapa panduan berikut ini untuk:

1. Memisahkan Keuangan Pribadi dan Bisnis

Pembuatan laporan keuangan keuangan yang akurat bisa dimulai memisahkan keuangan pribadi dari keuangan bisnis. Hal ini penting agar Anda dapat melacak pendapatan, kondisi perusahaan dan pengeluaran bisnis dengan jelas, tanpa tercampur dengan pengeluaran pribadi.

Salah satu caranya, Anda bisa membuka rekening di bank terpisah atau atas nama yang berbeda antara bisnis dan pribadi Anda. Pastikan Anda memiliki rekening bank khusus untuk bisnis Anda. Semua transaksi bisnis, baik pendapatan maupun pengeluaran, harus dilakukan melalui rekening ini.

2. Mencatat Semua Transaksi ke Dalam Jurnal Umum

Berikutnya adalah mencatat semua transaksi yang terjadi dalam bisnis, catatan transaksi inilah yang digunakan untuk dasar membuat laporan keuangan. Oleh karena itu, Anda perlu membukukan semua transaksi dengan rapi.

Mencatat semua transaksi bisa dimulai dari mencatat pendapatan hingga pengeluaran. Transaksi ini dicatat dalam jurnal umum, dimana jurnal umum ini adalah catatan utama dalam akuntansi yang berfungsi untuk mencatat semua transaksi keuangan secara kronologis berdasarkan tanggal terjadinya.

Setiap transaksi dalam jurnal umum harus mencakup elemen-elemen seperti tanggal, akun yang terpengaruh (debit dan kredit), jumlah, serta deskripsi singkat mengenai transaksi tersebut. Sebagai contoh:

Membuat Laporan Keuangan Dari Jurnal Umum

Membuat Laporan Keuangan Dari Jurnal Umum (Credit: bee.id)

Dengan rincian transaksi yang dicatat:

  • 1 Januari, penyetoran modal pemilik sebesar Rp50.000.000, sebagai modal awal.
  • 3 Januari, pembelian peralatan usaha secara tunai sebesar Rp10.000.000
  • 4 Januari, pembayaran sewa kantor untuk 6 bulan, sebesar Rp12.000.000
  • 7 Januari, penerimaan pendapatan jasa secara tunai sebesar Rp5.000.000
  • 8 Januari, penerimaan pendapatan jasa secara kredit sebesar Rp8.000.000
  • 10 Januari, pembayaran listrik dan internet sebesar Rp750.000
  • 15 Januari, pelunasan piutang usaha sebesar Rp5.000.000

3. Memposting Transaksi dari Jurnal Ke Buku Besar

Setelah mencatat transaksi ke dalam jurnal umum, langkah selanjutnya adalah memindahkan atau memposting data tersebut ke buku besar. Buku besar berisi kumpulan akun-akun seperti kas, pendapatan, piutang, dan beban, yang mencatat saldo masing-masing akun.

Caranya cukup sederhana, Anda hanya perlu memindahkan saldo yang ada di jurnal umum ke dalam buku besar sesuai dengan akun-akunnya. Jika di jurnal umum saldo berada di posisi kredit maka di buku besar juga akan dicatat dalam kredit dan sebaliknya.

Contohnya:

Buku Besar Membuat Laporan Keuangan

Buku Besar Part 2

Posting transaksi dari jurnal umum ke buku besar (Credit: bee.id)

4. Membuat Neraca Saldo

Setelah diposting ke buku besar, selanjutnya adalah membuat neraca saldo. Neraca ini disusun berdasarkan saldo akhir dari masing-masing akun yang ada du buku besar.

Daftar ini terdiri dari kolom debit dan kredit yang mencerminkan saldo semua akun dalam sistem pembukuan, dan hasil akhirnya harus seimbang. Kenapa harus seimbang? Karena hasil dari neraca saldo harus mencerminkan prinsip dasar akuntansi yakni  Aset = Kewajiban + Ekuitas.

Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian

Contoh Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian (Credit: bee.id)

5. Menyusun Jurnal Penyesuaian

Langkah berikutnya adalah menyusun jurnal penyesuaian, jurnal ini digunakan untuk menyesuaikan transaksi yang belum sepenuhnya mencerminkan kondisi keuangan sebenarnya pada akhir periode.

Akun apa saja yang perlu disesuaikan? Berikut adalah beberapa akun yang perlu disesuaikan:

  • Beban dibayar dimuka, transaksi yang awalnya dianggap sebagai aset, tetapi kemudian menjadi beban. Contohnya, biaya sewa untuk 1 tahun langsung yang di bayar di awal tahun.
  • pendapatan diterima di muka, pendapatan yang diterima oleh perusahaan sebelum barang atau jasa diberikan kepada pelanggan.
  • Beban terutang, beban yang sudah terjadi tetapi belum dibayar atau dicatat pada periode yang sesuai. Beban ini harus dicatat meskipun pembayaran belum dilakukan.
  • .Pendapatan terutang, pendapatan yang sudah diperoleh perusahaan, tetapi belum diterima atau dicatat pada periode yang sesuai.
  • Penyusutan aset, proses mengalokasikan biaya perolehan aset tetap (seperti mesin, kendaraan, atau bangunan) sebagai beban selama umur manfaat aset tersebut.

Pada transaksi di atas diketahui jika perusahaan membayar biaya sewa sebesar 12 juta untuk 6 bulan pada bulan Januari, artinya sampai akhir bulan Januari ini dana sewa yang digunakan hanya 1x, sehingga jurnal penyesuaian setiap bulannya adalah sebagai berikut:

  • Biaya Sewa Bulanan:
Biaya Sewa Bulanan = Nominal Biaya Sewa x Masa Manfaat|
                   =12.000.000/6
                   =2.000.000
  • Jurnal Biaya Sewa Bulan Januari
Jurnal Penyesuaian Akhir Periode

Contoh Jurnal Penyesuaian (Credit: bee.id)

  • Akun Saldo Biaya Sewa Dibayar di Muka Setelah Penyesuaian

Diketahui jika beban sewa yang sudah dijalani hanya bulan Januari, artinya 1 bulan, maka sisanya adalah 5 bulan, maka jurnal penyesuaiannya dihitung dengan cara sebagai berikut:

Saldo Sewa yang Belum Dijalani = (Masa Belum Dijalani/ Masa Jatuh Tempo) x Total Biaya
                               = (5/6) x 12.000.000
                               = Rp10..000.0000

6. Membuat Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Setelah penyesuaian dilakukan, berikutnya adalah membuat neraca dengan data update dari transaksi yang diperbarui dari jurnal penyesuaian, sehingga saldo akhir akun-akun tersebut mencerminkan keadaan sebenarnya.

Jika melanjutkan dari jurnal penyesuaian di atas, maka akun neraca saldo yang berubah adalah biaya beban dimuka menjadi Rp10.000.0000, kemudian ditambah dengan akun biaya sewa senilai Rp2.000.000, seperti perhitungan di atas.

Maka neraca saldo setelah penyesuaiannya adalah sebagai berikut:

Tahapan Membuat Laporan Keuangan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Contoh Neraca Saldo Setelah Penyesuaian (Credit: bee.id)

Neraca saldo setelah penyesuaian ini menjadi landasan untuk menyusun laporan keuangan, memastikan tidak ada data yang terlewat atau salah.

7. Membuat Laporan Keuangan Sederhana

Terakhir adalah membuat laporan keuangan berdasarkan neraca saldo setelah penyesuaian. Laporan keuangan sederhana meliputi laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan posisi keuangan. Berikut beberapa contoh laporan keuangan perusahaan:

#Contoh Laporan laba Rugi

Proses pembuat laporan keuangan pertama adalah menyusun laporan laba rugi, karena dari laporan laba rugi inilah data digunakan untuk mengetahui profitabilitas perusahaan dan menjadi dasar bagi penyusunan laporan keuangan lainnya.

Khususnya data laba atau rugi yang nantinya akan digunakan dalam proses penyusunan laporan perubahan ekuitas. Dari contoh transaksi di atas, kita bisa membuat laporan laba rugi sebagai berikut:

Membuat Laporan Laba Rugi

Tajapan Membuat Laporan Laba Rugi (Credit: bee.id)

#Contoh Laporan Perubahan Modal (Ekuitas)

Setelah membuat laporan laba rugi, berikutnya adalah menyusun laporan perubahan ekuitas atau laporan perubahan modal. Laporan ini menggambarkan perubahan modal pemilik selama satu periode akuntansi.

Berisi informasi tentang modal awal, modal disetor, laba atau rugi bersih yang diambil dari laporan laba rugi dan modal akhir. Ada rumus yang Anda dapat gunakan untuk menyusun laporan perubahan ekuitas ini.

  • Jika Laba: Modal Awal + (Laba Bersih - Prive)
  • Jika Rugi: Modal Awal - (Laba Bersih + Prive)

Karena pada contoh diatas menunjukkan jika perusahaan sedang untung, maka kita menggunakan rumus yang pertama, yakni “Modal Awal + (Laba Bersih - Prive)” dan laporan perubahan modalnya adalah sebagai berikut:

Membuat Laporan Perubahan Ekuitas Atau Modal

Membuat Laporan Perubahan Ekuitas Atau Modal (Credit: bee.id)

#Contoh Laporan Posisi Keuangan/ Neraca

Setelah laporan perubahan modal, berikutnya Anda bisa membuat laporan posisi keuangan atau yang juga dikenal dengan laporan neraca, laporan ini menunjukkan posisi keuangan pada akhir periode berdasarkan aset, kewajiban dan ekuitasnya.

Berikut contoh laporannya:

Penyusunan Laporan Posisi Keuangan

Contoh Penyusunan Laporan Posisi Keuangan (Credit: bee.id)

#Contoh Laporan Arus Kas

Berikutnya adalah laporan arus kas, urutan terakhir dalam pembuatan laporan keuangan. laporan ini disusun terakhir, karena membutuhkan data-data dari laporan keuangan sebelumnya, contohnya adalah sebagai berikut:

Laporan Arus Kas

Conroh Laporan Arus Kas (Credit: bee.id)

Membuat Laporan Keuangan untuk Periode Berikutnya

Setelah laporan keuangan selesai disusun, penting untuk melakukan entri penutupan agar buku besar siap digunakan untuk periode akuntansi berikutnya. Proses ini melibatkan menutup akun pendapatan dan pengeluaran, serta mentransfer laba bersih (atau kerugian) ke akun ekuitas pemilik. Berikut langkah-langkahnya:

1. Tutup Akun Pendapatan

Siapkan entri jurnal untuk mendebet semua akun pendapatan. Karena akun pendapatan biasanya memiliki saldo kredit, entri ini akan membuat saldo akun tersebut menjadi nol.

2. Tutup Akun Pengeluaran

Berikutnya, siapkan entri jurnal untuk mengkredit semua akun pengeluaran. Karena akun pengeluaran biasanya memiliki saldo debet, entri ini akan membuat saldo akun tersebut menjadi nol.

3. Transfer Saldo Pendapatan ke Akun Modal

Kemudian, siapkan entri jurnal untuk mentransfer saldo pendapatan (atau kerugian) ke akun modal pemilik. Ini menghapus saldo dari akun pendapatan dan pengeluaran dan memindahkannya ke ekuitas pemilik.

4. Tutup Akun Penarikan (Jika Ada)

Jika bisnis Anda adalah kepemilikan perseorangan atau kemitraan, tutup akun penarikan pemilik dengan mengkredit akun penarikan dan mendebit akun ekuitas pemilik.

Kesimpulan

Membuat laporan keuangan adalah proses krusial yang melibatkan pencatatan dan pengelompokan transaksi bisnis, memisahkan keuangan pribadi dan bisnis, serta menyusun laporan utama seperti laba rugi, neraca, arus kas, dan perubahan modal.

Langkah penting lainnya adalah melakukan entri penutupan untuk menghapus saldo akun pendapatan dan pengeluaran, serta mentransfer laba bersih ke akun ekuitas pemilik, memastikan buku besar siap untuk periode akuntansi berikutnya.

Dengan menyusun laporan keuangan yang akurat dan melakukan penutupan dengan tepat, UMKM dapat mengelola keuangan mereka secara lebih efektif, membuat keputusan yang lebih baik, dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.

Artikel Populer

[DOWNLOAD] Contoh Cash Flow Excel dan Template Membuatnya Gratis
Contoh cash flow excel berfungsi untuk mengonversi data-data akuntansi pada laporan laba rugi dan neraca menjadi suatu informasi mengenai pergerakan
Baca Juga
Download File Excel Laporan Laba Rugi Gratis
Membahas tentang pembukuan di dalam usaha kecil tentu sangat penting. Selain menjadi media untuk mengatur keuangan usaha Anda juga bisa
Baca Juga
Jenis dan Contoh Pelayanan Prima di Berbagai Bidang Usaha
Pelayanan prima atau service excellent merupakan rangkaian tindakan yang diberikan untuk memberikan layanan kepada pelanggan secara maksimal agar mereka mendapat
Baca Juga
13 Contoh Analisis SWOT Makanan dan Cara Menyusunnya
Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) telah menjadi alat yang sangat penting dalam merinci strategi bisnis, salah satunya adalah analisis
Baca Juga
Contoh Laporan Keuangan Usaha Jasa Lengkap
Setiap perusahaan atau usaha apapun pasti memiliki laporan keuangan, termasuk untuk jenis laporan keuangan perusahaan jasa. Karena laporan ini bisa
Baca Juga
10 Contoh Makanan Khas Daerah yang Dimodifikasi
Mengulik kekayaan kuliner nusantara tidak pernah ada habisnya. Setiap daerah di Indonesia memiliki makanan khas yang mencerminkan budaya dan tradisi
Baca Juga
Customer Service Bee

148rb+ Pengusaha Sudah Pakai Bee

"Operasional makin lancar, bisnis terkontrol dan mudah discale-up"
Hubungi Tim Bee sekarang untuk konsultasi GRATIS
Logo Bee Web
Software Akuntansi & Kasir No. 2 di Indonesia. Memudahkan Pemilik Bisnis dan Akuntan untuk mengerjakan dan menganalisa keuangan lebih cepat, mudah, dan akurat. Gratis Trial atau Demo Gratis dengan Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Aer Space - Jl. Karang Tinggal No.41B, Cipedes, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2025 Bee.id
magnifiercrossmenu