Jika sebelumnya Anda pernah mempelajari tentang ilmu ini, sepertinya pembahasan mengenai ekonomi deskriptif tidak akan begitu asing untuk Anda. Namun untuk Anda yang baru mengetahui / mendengarnya perlu melihat sejumlah contoh ekonomi deskriptif berikut agar lebih mudah memahaminya.
Ekonomi deskriptif erat kaitannya dengan ilmu ekonomi, dan ilmu ini disebut-sebut sebagai salah satu ilmu paling dekat dengan masyarakat. Meski istilah ini terdengar sulit dipahami, namun sebenarnya contohnya dapat Anda temukan dalam kehidupan sehari-hari terutama jika Anda suka menyimak berita ekonomi.
Agar tidak begitu bingung dengan sederet contoh ekonomi deskriptif yang sudah ada di bawah nanti, sebelumnya Anda perlu mengetahui definisi dari istilah ini. Ekonomi deskriptif adalah ilmu ekonomi berisi penjelasan mengenai banyak data yang dapat menggambarkan seluruh fakta ekonomi di sekitar manusia.
Adapun definisi dari ilmu ekonomi itu sendiri adalah ilmu berisi penjelasan mengenai seluruh tingkah laku manusia yang memiliki tujuan untuk mengelola dan mendapatkan sumber daya agar dapat diubah menjadi produk / jasa, lalu selanjutnya dijual untuk menghasilkan keuntungan.
Jika Anda mempelajari ilmu ekonomi deskriptif secara benar, maka Anda dapat menganalisis dan mengkaji seluruh kondisi serta berbagai fakta lain yang terjadi dalam ruang lingkup perekonomian.
Berdasarkan definisi di atas, dapat dikatakan bahwa ilmu ekonomi deskriptif memiliki sejumlah ciri-ciri / karakteristik seperti berikut ini:
Baca Juga: Ekonomi Deskriptif Adalah: Ciri, Fungsi, dan Contoh
Sebenarnya ada banyak sekali contoh dari ekonomi deskriptif, baik di dalam maupun luar negeri. Namun beberapa yang paling populer dan mungkin pernah Anda dengar atau baca adalah berikut ini:
Contoh ilmu ekonomi deskriptif paling nyata adalah kondisi ekonomi Amerika setelah berakhirnya Perang Dunia II. Saat itu, sistem moneter dalam skala internasional benar-benar mengalami keterpurukan.
Mekanisme seluruh pasar bebas mengalami kerusakan, dan tingkat volume perdagangan di berbagai negara turun drastis. Kondisi tersebut juga berdampak pada kawasan lain yakni di Benua Eropa. Bahkan, pasar di wilayah Eropa Barat yang dimiliki oleh Amerika terancam akan hilang.
Namun tentu saja, Negeri Paman Sam tak ingin kehilangan pasar sehingga mengambil tindakan berani dengan memperbaiki sistem moneter dunia. Hal ini diawali dengan pembentukan Bretton Woods (sebuah sistem perekonomian baru), yang secara perlahan membuat perekonomian dunia menjadi kembali baik.
Evaluasi secara berkala tidak hanya dilakukan oleh Amerika namun juga Inggris. Sistem inilah yang pada akhirnya juga melahirkan Uni Soviet sebagai negara yang kekuatan ekonominya luar biasa.
Salah satu contoh ekonomi deskriptif di Indonesia adalah pada era 1970 an. Kondisi perekonomian kala itu ada di posisi yang bagus dan seluruh industri mengalami kesuksesan.
Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Darmin Nasution (Menteri Koordinator Bidang Perekonomian) bahwa fokus ekonomi Indonesia pada era tersebut adalah industri substitusi impor. Pada periode tersebut, pemerintah mengembangkan dan menjadikan struktur proteksi sebagai tulang punggung negara.
Sayangnya, kondisi ini berubah di tahun 80 an karena kebijakan industri substitusi impor mulai melambat dan membuat banyak industri dalam negeri harus banting setir.
Pemerintah mengatasi hal ini dengan mengubah kebijakan substitusi impor secara menyeluruh, dan barulah pada orde baru perekonomian Indonesia mulai membaik.
Perekonomian Indonesia mengalami guncangan hebat di awal tahun 1998 atau yang dikenal dengan krisis moneter. Meski sebenarnya sudah membaik di akhir tahun, namun kepercayaan pasar dan masyarakat sangat rendah, dan kondisi ini memunculkan efek bola salju krisis yang terus membesar.
Rendahnya tingkat kepercayaan juga disebabkan oleh masalah politik terkait ketidakpastian suksesi kepemimpinan dalam skala nasional. Ditambah, jumlah utang Indonesia ke negara lain yang terus bertambah.
Pada Maret 1998, total utang Indonesia sekitar US4 13 miliar. Sekitar 2/3 merupakan utang jangka pendek karena jatuh tempo di tahun yang sama. Padahal, cadangan devisa Indonesia saat itu sekitar US$14,44 miliar. Krisis moneter ini terus menjalar ke berbagai sektor, termasuk perbankan dan perusahaan swasta.
Baca Juga: Prinsip Ekonomi Adalah: Jenis, Ciri dan Manfaatnya, Lengkap
Ekonomi deskriptif contoh lainnya adalah APBN tahun 2019 yang jumlahnya tidak mengalami nilai defisit dan justru mengarah pada angka positif. Salah satu dampaknya adalah berkurangnya kemiskinan.
Penerimaan pajak di tahun tersebut bertambah sebanyak 15,4% dibanding outlook APBN 2018 dengan rasio 12,2%. Menurut penjelasan Sri Mulyani (Menteri Keuangan Indonesia), APBN tahun 2019 dialokasikan untuk sejumlah hal berikut:
Contoh ekonomi deskriptif sebenarnya sangat dekat dengan Anda. Bahkan, kenaikan gaji UMR, laju inflasi di perusahaan, kenaikan uang kuliah juga termasuk contoh dari ekonomi deskriptif. Contoh lainnya adalah rapat desa yang membahas kondisi ekonomi desa, seperti pendapatan dan pengeluaran.