Rebranding adalah istilah yang diambil dari Bahasa Inggris, re berarti kembali dan ‘Branding´ bisa diartikan sebagai merek atau sebuah identitas yang membedakan satu produk dengan produk yang lain. Dari sini bisa diartikan rebranding adalah membuat identitas ulang pada merek/ produk baru untuk menjadi lebih baik.
Ada banyak sekali alasan sebuah bisnis melakukan rebranding yang tentu saja beresiko, sebab rebranding ini mewajibkan pengusaha untuk melakukan promosi ulang agar produknya bisa dikenal dan konsumen tahu jika produk yang mereka gunakan biasanya telah berganti.
Oleh sebab itu, artikel ini akan memberikan informasi kepada kalian mengenai hal-hal penting serta tahapan yang harus diperhatikan pebisnis dalam melakukan rebranding. Simak selengkapnya di bawah ini:
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai tahapan dan hal-hal penting dalam melakukan rebranding, Anda perlu mengetahui jenis dari rebranding itu sendiri. Agar, tidak salah dalam mengambil keputusan.
Rebranding sendiri dibedakan menjadi 2 jenis, berikut diantaranya:
Jenis pertama adalah proaktif rebranding, artinya proses rebranding ini dilakukan perusahaan setelah melihat adanya peluang untuk berkembang, seperti melihat potensi target pasar baru, ingin melakukan inovasi atau menjaga hubungan baik dengan konsumen.
Kedua adalah reaktif rebranding, seperti namanya rebranding ini dilakukan setelah adanya beberapa hal yang memang mendesak dan membuat merek/ produk ini harus melakukan branding ulang. Seperti adanya akuisisi, merger atau keharusan-keharusan lainnya bersifat genting.
Berikut ini tahapan dan poin-poin penting yang wajib dipertimbangkan sebelum melakukan rebranding produk maupun bisnis.
Tahapan dan hal pertama yang perlu dilakukan sebelum melakukan rebranding adalah melakukan Analisa kondisi perusahaan terlebih dahulu sebagai pertimbangan.
Sebab, ketika melakukan rebranding secara tidak langsung Anda harus membangun kembali produk yang sudah dikenal sebelumnya dengan identitas baru. Analisa ini juga menjadi langkah awal untuk menentukan bagaimana strategi yang tepat untuk melakukan rebranding.
Berikutnya adalah melakukan riset posisi pasar, tahapan ini juga disebut sebagai brand positioning. Sama seperti tahapan sebelumnya, riset ini dilakukan untuk mengetahui sekaligus mencari tahu apa saja kebutuhan, keinginan dari pelanggan sampai dimana posisi produk milik competitor agar nantinya produk yang dibranding bisa sesuai dengan target pasar.
Caranya bisa dengan membagikan kuesioner, melakukan survei sampai wawancara untuk mendapatkan data dan sampel yang nantinya akan didiskusikan sebagai bahan Analisa, dievaluasi dan pertimbangan. Bagaimana konsep yang akan digunakan dalam melakukan rebranding nantinya.
Baca Juga: Branding Adalah: Pengertian, Jenis, Elemen & Caranya Lengkap
Jika analisa kondisi perusahaan dan analisis posisi pasar sudah dilakukan selanjutnya adalah melakukan analisa kompetitor. Analisa ini sebenarnya sudah dilakukan para tahapan sebelumnya ketika melakukan analisis posisi pasar produk.
Namun, untuk menghasilkan data Analisa yang lebih lengkap dan mantap Anda perlu secara khusus melakukan Analisa kompetitor secara lebih matang lagi.
Sebab, Analisa kompetitor ini tidak hanya bisa dilakukan ketika melakukan rebranding saja akan tetapi juga untuk kepentingan operasional dan perkembangan bisnis agar tidak tertinggal dan bisa terus bersaing di pasaran.
Proses analisa tidak berhenti sampai disitu saja, ada satu lagi proses analisa yang harus dilakukan, yakni analisa target pasar baru. Hal ini penting untuk dilakukan agar nantinya produk yang ditawarkan bisa sesuai dengan keinginan konsumen sehingga mampu membuka potensi adanya transaksi jual beli.
Setiap target pasar memiliki karakteristik tertentu dan berbeda-beda yang biasanya dibedakan berdasarkan dari faktor kebiasaan, lingkungan, kondisi geografis konsumen dan beberapa lainnya. Sehingga, Anda perlu mengelompokkan dan menentukan secara khusus ‘siapa’ target market yang dituju.
Dengan memahami target pasar ini maka promosi bisa dilakukan dengan mudah, pebisnis akan tahu apa layanan dari produk yang perlu diunggulkan kepada konsumen, bagaimana kekurangannya dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan kegunaan produk dan strategi promosi yang akan dipraktekkan nantinya.
Setelah proses analisa beberapa komponen, langkah berikutnya yang bisa dilakukan adalah mulai menyusun strategi branding baru atau rebranding berdasarkan hasil keputusan dari diskusi dan pertimbangan dari tahapan sebelumnya.
Dimulai dari membuat susunan daftar rencana, memaparkan bagaimana proses menjalankan rencana dan beberapa hal sederhana yang memiliki dampak besar bagi bisnis. Seperti penggunaan nama, logo sampai strategi marketing yang akan digunakan.
Tahapan selanjutnya adalah mengkomunikasikan hasil susunan rencana yang sudah dibentuk kepada petinggi perusahaan atau orang yang memang berpengaruh dalam bisnis atau stakeholder terkait.
Jangan menyombongkan diri, meskipun proses penyusunan strategi dan rencana rebranding telah melakukan analisa belum tentu hasilnya sesuai dengan realitanya. Oleh sebab itu, pertimbangan pihak berwenang atau yang memang sudah berpengalaman diperlukan dalam hal ini.
Anda juga bisa menggunakan jasa konsultan bisnis untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna dengan analisa dan masukan mengenai data perkembangan bisnis yang terjadi di Indonesia, yang nantinya bisa menjadikan bisnis lebih baik lagi dan rebranding bisa berjalan dengan lancar.
Selain itu, komunikasi dengan stakeholder juga diperlukan untuk mempertimbangkan waktu, biaya, tenaga yang tidak bisa dikatakan sedikit. Sehingga, dalam hal ini sangat penting untuk dikomunikasikan secara jelas dari timeline, anggaran, sasaran utama dan beberapa poin lainnya.
Jika semua telah dievaluasi dan disetujui oleh petinggi bisnis dan stakeholder terkait, berikutnya adalah proses eksekusi dari rencana rebranding. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal pemeriksaan ulang perlu dilakukan, karena biasanya rencana tidak bisa karena tidak sesuai dengan kondisi lapangan.
Dokumentasikan juga proses rebranding agar dapat dievaluasi jika terjadi kesalahan juga bisa dijadikan sebagai catatan agar bisa menjadi pertimbangan keputusan bisnis di masa depan.
Selanjutnya adalah mulai membangun dan mengenalkan identitas baru brand kepada khalayak umum, bisa dengan melakukan sosialisasi secara offline atau secara online. Perlu diingat produk sudah bisa dikenalkan jika proses analisa, perencanaan dan operasionalnya sudah matang.
Sebab, jika rencana tidak tersusun secara rapi dan matang bisa menyebabkan kegagalan promosi dan bisnis berpotensi merugi. Pastikan saja, semuanya sudah sesuai rencana dan lakukan secara maksimal agar mendapatkan hasil yang optimal.
Berikutnya adalah diusahakan untuk melakukan promosi dengan memanfaatkan platform media sosial yang ada untuk menimbulkan awareness pada calon konsumen. Sebab, hanya mengenalkan produk secara offline saja di era digital ini kurang bisa menjangkau banyak kalangan.
Anda bisa memanfaatkan media sosial seperti Facebook, Instagram, You Tube, Twitter, Tik Tok dan beberapa media sosial lainnya yang banyak diminati target market yang dituju.
Terakhir adalah melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkala setelah rebranding berlangsung, agar bisa mendapatkan hasil yang optimal dan sesuai yang diinginkan. Rebranding ini tidak selalu memberikan kesan produk baru yang menjadikan konsumen tidak membeli produk kembali. Namun berpotensi.
Nah, untuk menghindari hal tersebut pebisnis perlu memperhatikan dan mempraktekkan beberapa poin di atas untuk melakukan proses rebranding. Sudah saatnya bisnis scale up tidak hanya berkutat dengan masalah operasional bisnis saja yang memusingkan, mulai dari keuangan, stok barang yang tiba-tiba hilang dan muncul lagi menjadikan bisnis stuck dan tidak berkembang.
Kesimpulan
Setelah mempelajari tahapan branding dari awal hingga evaluasi dan perbaikan, dapat disimpulkan bahwa proses branding tidak hanya sebatas merancang logo dan citra merek saja. Setiap tahapan memiliki perannya masing-masing dalam membangun citra bisnis yang baik dan menghasilkan keuntungan.
Evaluasi dan perbaikan merupakan tahapan yang sangat penting untuk memastikan bahwa brand yang telah dibuat dapat berjalan dengan baik dan tetap relevan dengan target pasar. Selain itu salah satu cara untuk melakukan evaluasi bisnis dengan lebih mudah dan efektif adalah dengan menggunakan software akuntansi seperti Beecloud.
Dengan Beecloud, proses evaluasi dan pengelolaan keuangan bisnis menjadi lebih mudah dan efisien, sehingga perusahaan dapat mengetahui kondisi keuangan dengan lebih akurat dan membuat keputusan yang lebih tepat. Semoga pembahasan mengenai tahapan branding dan manfaat Beecloud dapat bermanfaat bagi Anda dalam mengembangkan bisnis dan meraih kesuksesan di masa depan.