Audit adalah sebuah istilah yang menggambarkan proses pemeriksaan yang berkaitan dengan keuangan, dengan tujuan melakukan koreksi sehingga meminimalisir kesalahan. Sehingga ada standar audit dan prosedur yang wajib dilaksanakan.
Ada beberapa standar yang harus dipenuhi, apa saja? Dan bagaimana penerapannya? Simak selengkapnya di bawah ini:
Dilansir dari The Economic Times audit adalah pemeriksaan pembukuan keuangan sampai pada pemeriksaan fisik guna memastikan sebuah departemen dalam perusahaan telah benar-benar melakukan dan mengikuti standar pencatatan yang berlaku.
Sebagaimana fungsinya audit digunakan untuk memastikan bagaimana sistem pembukuan yang telah dilaksanakan sesuai standar dan tidak terjadi kesalahan bahkan penipuan dalam penyajiannya.
Pelaksanaan audit bisa dilakukan oleh dua pihak pertama pihak internal perusahaan yang dilakukan oleh karyawan bagian pemeriksaan yang memang ditugaskan, seperti kepala departemen dan sejenisnya.
Kedua adalah pihak eksternal di luar perusahaan seperti auditor independen dan sejenisnya. Dengan harapan hasil dari laporan benar-benar valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
Baca Juga: Mengenal Profesi Auditor: Pengertian, Tugas, dan Jenis
Seiring berjalannya waktu makna dari audit terus berkembang, dimana kini audit tidak hanya diartikan sebagai pemeriksaaan saja namun juga investigasi, sebagai upaya pencegahan tindakan penipuan (fraud).
Terdapat 10 standar yang ditetapkan oleh GAAP (Generally Accepted Accounting Principle) yang harus diikuti oleh seorang akuntan dalam melaksanakan audit yang dibedakan lagi menjadi beberapa kelompok, berikut diantaranya:
Kelompok pertama adalah standar umum atau general standard yang terdiri dari 3 bagian, yakni:
Pelaksanaan audit wajib dan harus dilakukan oleh seorang yang sudah memiliki keahlian dan sudah pernah melakukan pelatihan teknis cukup sebagai seorang auditor.
Artinya, pada pelaksanaan audit seorang yang bertugas wajib memiliki sifat independensi dan harus dipertahankan untuk mendapatkan hasil yang benar-benar jujur.
Seorang auditor perlu menerapkan sikap profesional mereka ketika melakukan audit. Bekerja dengan cermat, seksama dan jujur.
Kelompok kedua adalah Standards of Field Work yang dibedakan menjadi 3 bagian pula, berikut diantaranya:
Pada prakteknya auditor wajib melakukan perencanaan yang matang sebelum melakukannya serta harus disupervisi dengan sebagaimana mestinya.
Seorang auditor wajib memiliki pembahasan tentang penyusunan struktur pengendalian intern yang diperoleh guna menerapkan perencanaan audit dan menentukan sifat, siasat dan pengujian yang dilakukan.
Selanjutnya adalah bukti dari pelaksanaan audit kompeten yang cukup wajib dihasilkan dari inspeksi, pengamatan, pertanyaan dan konfirmasi memadai guna menyatakan pendapat kepada laporan yang diaudit.
Dalam laporan audit harus ada pernyataan dan menyatakan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
Baca juga: 10 Prinsip Akuntansi untuk Membuat Laporan Keuangan
Laporan audit harus menunjukkan setiap perubahan dalam prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan ketika menyiapkan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Dalam laporan audit pengungkapan informatif harus dinilai memadai kecuali jika dinyatakan lain dalam laporan audit tersebut.
Di dalam laporan audit harus mengusung sebuah pendapat tentang laporan keuangan secara keseluruhan atau asersi jika pernyataan demikian tidak dapat diterima.
Melansir pendapat dari Wall Street Mojo prosedur audit merupakan cara untuk memperoleh informasi mengenai kinerja dan kualitas keuangan sebuah perusahaan.
Dalam hal ini biasanya ada 8 langkah yang harus dilakukan, berikut diantaranya:
Prosedur audit yang pertama adalah inspeksi yang artinya pemeriksaan secara menyeluruh dan terperinci terkait dokumen, pencatatan, serta kondisi fisik yang memiliki keterkaitan dengan laporan keuangan.
Hal ini dilakukan guna memudahkan auditor dalam menentukan ketetapan persyaratan yang digunakan dalam faktur dan beberapa dokumen lainya.
Baru kemudian dilakukan evaluasi yang juga disebut dengan vouching. Salah satu bagian penting yang harus dilakukan seorang editor dari Test of Controls dan Test of Details perusahaan.
Langkah berikutnya dalam prosedur audit adalah melakukan observasi atau pengamatan, dimana auditor melakukan pengamatan proses dan prosedur yang sudah dilakukan perusahaan untuk mengetahui prosesnya.
Proses ini dilakukan untuk mengetahui kelemahan dari prosedur yang sudah dilakukan, lalu kemudian dijadikan catatan dan bisa digunakan sebagai evaluasi di masa depan.
Berikutnya adalah konfirmasi, dimana auditor melakukan penyelidikan untuk mendapatkan informasi dari pihak lain sebagai pengecekan kevalidan data yang disampaikan.
Dalam prakteknya seorang auditor memberikan pertanyaan secara langsung kepada klien, yang kemudian nantinya akan dijadikan sebagai bukti bersifat objektif.
Selanjutnya adalah auditor perlu melakukan permintaan keterangan yang biasanya dilakukan secara lisan, dan bisa dijadikan sebagai bukti yang bersifat nyata.
Keterangan ini bisa diperoleh dari manajemen atau karyawan, auditor akan memberikan pertanyaan dan langsung dijawab oleh yang bersangkutan.
Prosedur selanjutnya adalah auditor melakukan pelacakan ulang data dalam dokumen dari awal sampai pada tahapan akuntansi. Yang akan menghasilkan informasi mengenai kelengkapan data dari catatan akuntansi sebuah perusahaan.
Data yang paling umum dilakukan adalah pembelian, faktur penjualan, pengiriman barang, dan beberapa informasi terkait bisnis lainnya.
Prosedur audit selanjutnya adalah melakukan evaluasi bukti fisik dari barang yang masih tersisa, jumlah kas sampai pada keseluruhan data yang sudah dicetak dan diurutkan,
Hal ini dilakukan guna melakukan evaluasi dari dokumen fisik yang mendukung kelengkapan dari catatan akuntansi.
Berikutnya adalah melakukan pemeriksaan kepada bukti pendukung, seperti pemilihan ayat jurnal dalam catatan akuntansi.
Prosedur ini dilakukan dengan melakukan perbandingan antara catatan akuntansi dan dokumen, dengan tujuan memperoleh kebenaran perlakukan akuntansi pada transaksi yang sudah terjadi.
Terakhir adalah melakukan pelaksanakan ulang, dimana klien melakukan pengulangan kegiatan. Seperti obligasi, diskon, bunga akrual. total jurnal dan sejenisnya, untuk memastikan kembali kebenaran dari laporan yang disampaikan.
Audit merupakan sebuah proses pemeriksaan bukti terkait informasi sebagai penentu apakah laporan yang disampaikan sudah benar dan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
Oleh sebab itu ada standar dan prosedur yang ditetapkan dalam melakukannya. Seperti bersikap profesional, independen dan tentunya paham dengan apa yang seharusnya dikerjakan.
Sebelum melakukan proses audit perusahaan/ bisnis perlu menyiapkan sederet informasi terkait keuangan bisnis yang sudah dijalankan dalam periode waktu tertentu.
Mulai dari laporan penjualan, pengiriman, jurnal, neraca, akuntansi dan beberapa informasi lainnya yang bersangkutan yang cukup merepotkan jika tidak dari awal disiapkan.
Apalagi jika pembukuan tercecer dan dilakukan secara manual, pebisnis harus mengecek satu persatu belum lagi jika ada kesalahan. Untuk mengatasi masalah ini Anda bisa menggunakan software akuntansi online Beecloud.
Membantu anda mengatasi segala macam kebutuhan bisnis dengan laporan keuangan lengkap. Mulai dari jurnal, neraca, sampai akuntansi bisa dikontrol dengan mudah.
Dengan akses online dan teknologi cloud yang digunakan Anda bisa kontrol bisnis dimana saja dan kapan saja dengan laporan keuangan mudah langsung siap audit. Segera bergabung bersama kami dan dapatkan GRATIS trial untuk pengguna pertama.