🚀 Diskon Hingga 20%! Promo Ramadhan TERBATAS, Klaim Sebelum 20 Maret! 🔥
Logo Bee Web

Contoh Laporan Harga Pokok Penjualan dan Cara Membuatnya

Bagaimana cara menghitung harga pokok penjualan? Begini cara menyusun laporan harga pokok penjualan dan contoh penyusunanya, lengkap!
Penulis:
Lutfatul Malihah
Kategori: ,
Terbit: Monday, 17 March 2025
Diperbarui: Monday, 17 March 2025
Daftar Isi

Laporan harga pokok penjualan atau yang disebut dengan laporan HPP adalah dokumen keuangan yang berisi perhitungan total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa yang telah terjual dalam suatu periode tertentu.

Harga pokok penjualan ada di laporan apa? HPP ada pada laporan laba rugi, HPP terdapat pada laporan laba rugi, tepatnya sebagai komponen yang mengurangi pendapatan kotor untuk mendapatkan laba kotor.

Dengan kata lain, HPP berperan sebagai elemen utama dalam menentukan seberapa besar keuntungan yang diperoleh dari penjualan setelah memperhitungkan biaya perolehannya. Lantas, bagaimana cara membuat laporan hpp ini? Simak penjelasannya di bawah ini!.

Harga Pokok Penjualan dalam Laporan Keuangan

Menurut Novita, dkk (2022) dalam Sembiring, dkk (2023), harga pokok penjualan adalah beban atau biaya yang dikeluarkan perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menghasilkan barang dan jasa.

Sederhananya, sebelum Anda berjualan, Anda perlu memberi barang terlebih dahulu ke supplier, mulai dari memberi barang dagang, biaya ongkos kirim, mungkin juga ada biaya implementasinya. Nah, seluruh biaya yang dikeluarkan inilah yang disebut dengan hpp.

Lantas, harga pokok penjualan dalam laporan keuangan dicantumkan di mana? HPP dicatat dalam laporan laba rugi, sebagai salah satu unsur utama dalam perhitungan laba kotor. Andapun untuk menghitung hpp, Anda bisa menggunakan rumus berikut ini:

Rumus Hpp

Rumus HPP = Persediaan Awal + Pembelian Bersih - Persediaan Akhir

Keterangan:

  • Persediaan awal barang dagang – Nilai stok barang yang tersedia pada awal periode akuntansi.
  • Pembelian bersih – Termasuk pembelian barang dagang yang ditambah dengan biaya pengiriman dan dikurangi dengan potongan pembelian serta retur pembelian.
  • Persediaan akhir barang dagang – Stok barang yang masih tersisa pada akhir periode akuntansi.

HPP Isinya Apa Saja?

Berdasarkan rumusnya, hpp berisi 3 komponen, yakni persediaan awal barang dagang, pembelian bersih dan persediaan akhir barang dagang. Berikut penjelasan lengkapnya!

1. Persediaan Awal Barang Dagang

Komponen pertama adalah persediaan awal barang dagang, menurut Radiansyah, dkk (2023) persediaan awal adalah persediaan yang dimiliki perusahaan saat awal periode akuntansi. Nilai persediaan awal ini juga merupakan sisa stok dari akhir periode sebelumnya di laporan neraca saldo.

2. Pembelian Bersih

Selanjutnya ada pembelian bersih, pembelian bersih adalah total pembelian barang dagang yang akan dijual dalam satu periode pelaporan akuntansi. Penjualan bersih ini dapat dihitung dengan rumus berikut ini:

Pembelian Bersih = (Pembelian + Ongkir Pembelian (Jika Ada)) - (Retur Pembelian + Potongan Pembelian (diskon))

Sedangkan penjualan bersih adalah bagian dari salah satu pendapatan perusahaan, seperti retur pembelian, pembelian kotor, pengurangan harga ongkos kirim dan sejenisnya.

3. Persediaan Akhir Barang Dagang

Terakhir adalah persediaan akhir barang dagang, yakni total persediaan barang dagang yang tersedia di akhir periode akuntansi. Saldo ini dapat diketahui neraca saldo setelah dilakukan penyesuaiannya.

Adapun untuk memastikan nilai persediaan akhir, Anda bisa menggunakan 3 metode pencatatan persediaan, yakni metode FIFO, LIFO, dan AVERAGE.

Metode Perhitungan Nilai Persediaan

Menurut Stice dan Skousen (2009) dalam bukunya Akuntansi Intermediate, metode perhitungan nilai persediaan ada 3 yakni FIFO, LIFO, dan Average, berikut penjelasan lengkapnya:

1. FIFO (First In First Out)

Rumus Fifo Persediaan

Metode FIFO adalah metode dimana barang yang pertama kali masuk, maka barang tersebut lah yang pertama kali keluar. Dengan kata lain, persediaan yang tersisa di akhir periode adalah barang yang terakhir dibeli.

Untuk menghitung persediaan dengan metode FIFO, Anda bisa menggunakan rumus berikut ini:

  • Biaya Barang yang Dijual = Jumlah Barang yang DIjual x Harga Barang Pertama Kali masuk
  • Nilai Persediaan Akhir = (Total Persediaan - Jumlah Barang yang Dijual) x Biaya Per Barang

Metode ini akan menghasilkan nilai tinggi dan berdampak pada nilai aktiva yang dibeli perusahaan. Tidak ada spesifikasi khusus jenis produk apa yang cocok untuk metode ini, karena semua sifat produk cocok dengan metode ini.

2. LIFO (Last in Fist Out)

Rumus Lifo Persediaan

Kebalikan dari FIFO, metode LIFO adalah barang yang terakhir masuk adalah barang yang pertama kali keluar, sehingga persediaan akhir terdiri dari barang yang lebih dulu dibeli. Untuk menghitungnya Anda bisa menggunakan rumus berikut ini:

  • Biaya Barang Terjual = Harga Pembelian Akhir x Jumlah Barang yang Terjual
  • Persediaan Akhir = Total Unit Sisa x Harga Perlunya Pembelian Relevan

Metode ini sering digunakan saat harga barang meningkat karena menghasilkan HPP yang lebih tinggi, yang berarti laba kotor lebih rendah dan pajak yang dibayarkan juga lebih kecil. Sayangnya, IFRS tidak mengizinkan untuk menggunakan metode ini.

3. Average (Rata-Rata)

Rumus Average Persediaan

Terakhir ada average atau rata-rata, yakni menghitung harga perolehan berdasarkan rata-rata harga pembelian barang dalam suatu periode. Nilai persediaan akhir serta harga pokok penjualan akan berada di antara nilai yang dihasilkan metode FIFO dan LIFO.

Ada dua cara untuk menghitung nilai rata-rata dengan metode average ini, yakni:

  • Rata-rata sederhana → Harga rata-rata dihitung tanpa mempertimbangkan jumlah unit yang dibeli pada setiap transaksi.
  • Rata-rata tertimbang → Harga rata-rata dihitung dengan mempertimbangkan jumlah unit yang dibeli pada setiap transaksi.

Biaya Rata-Rata/ Unit = (Biaya Awal persediaan + Total Pembelian)/ Jumlah Awal Persediaan + Jumlah Total Pembelian)

Cara Membuat Laporan Harga Pokok Penjualan

Sederhananya, Ada 4 tahapan yang bisa Anda lakukan untuk membuat laporan harga pokok penjualan, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Menentukan Persediaan Awal Barang Dagang

Langkah pertama adalah, Adam perlu menentukan terlebih dahulu berapa nilai persediaan awal barang dagang Anda. Persediaan awal adalah stok barang yang tersedia di awal periode akuntansi. Nilainya bisa didapat dari laporan neraca periode sebelumnya.

Atau dengan rumus:

Persediaan Awal = Jumlah barang awal × Harga per unit

Sebagai contoh:

Sebuah toko elektronik memiliki 50 unit barang dagangan dengan harga per unit Rp500.000 di awal periode. Maka, persediaan awalnya adalah:

Persediaan Awal = Jumlah barang awal × Harga per unit
                = 50 × 500.000
                = 𝑅𝑝25.000.000

2. Menambahkan Pembelian Bersih

Selanjutnya adalah menghitung total pembelian selama periode tersebut, dikurangi retur pembelian dan diskon pembelian. Sebagai contoh:

  • Pembelian kotor: 100 unit x Rp500.000 = Rp50.000.000
  • Biaya angkut pembelian: Rp2.000.000
  • Retur pembelian: Rp5.000.000
  • Diskon pembelian: Rp3.000.000

Maka, pembelian bersihnya adalah:

Pembelian Bersih = (Pembelian + Ongkir Pembelian (Jika Ada)) - (Retur Pembelian + Potongan Pembelian (diskon))
                 = (Rp50.000.000 + 2.000.000) - (5.000.000 + 3.000.000)
                 = 52.000.000 - 8.000.000
Pembelian Bersih = 44.000.000

3. Menentukan Persediaan Akhir Barang Dagang

Kemudian, Anda harus menentukan nilai persediaan akhir, yaitu stok barang yang masih tersedia di akhir periode. Jika Anda menggunakan metode average, maka perhitungannya adalah sebagai berikut:

Diketahui:

  • Persediaan Awal = Rp25.000.000, 50 unit dengan harga per unit = Rp500.000
  • Pembelian Bersih = Rp44.000.000, 100 unit dengan harga per unit = Rp440.000
  • Total Persediaan = Rp69.000.000, harga per unit?
  • Persediaan akhir = 40 unit, Harga per unit? Total Biaya?

Maka, penyelesaian nilai akhirnya adalah sebagai berikut:

Harga Rata-Rata per Unit = Total Biaya Persediaan/ Total Unit Barang
                         = 69.000.000/150
                         = Rp460.000
Persediaan Akhir = Jumlah Unit Akhir × Harga Rata-Rata Per Unit
                 = Rp460.000 x 40
                 = Rp18.400.000

4. Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP)

Sehingga harga pokok penjualannya adalah sebagai berikut:

HPP = (Persediaan Awal + Pembelian Bersih) − Persediaan Akhir
    = (Rp25.000.000 + Rp44.000.000) - Rp18.400.000
    = Rp50.600.000

Contoh Laporan Harga Pokok Penjualan

Dari perhitungan di atas, laporan harga pokok penjualannya adalah sebagai berikut:

Contoh Laporan Harga Pokok Penjualan

Contoh Laporan Harga Pokok Penjualan (Credit: bee.id)

Cara Hitung Harga Pokok Penjualan Mudah Pakai Beecloud

Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) kini lebih mudah dan praktis dengan Beecloud, aplikasi pembukuan keuangan yang membantu bisnis dalam mencatat dan menghitung biaya persediaan secara otomatis.

Dengan fitur manajemen stok dan pembelian, Beecloud secara real-time mencatat persediaan awal, pembelian bersih, serta persediaan akhir dengan average. Anda tidak perlu repot menghitung manual, karena sistem akan otomatis menghasilkan laporan HPP yang akurat dalam hitungan detik.

Pakai Beecloud Berbisnis Jadi Lebih Mudah Dan Menguntungkan

Dengan Beecloud, pengelolaan keuangan bisnis menjadi lebih efisien, akurat, dan minim kesalahan. Klik banner di atas dan dapatkan akses gratis uji coba sekarang juga!

Artikel Populer

[DOWNLOAD] Contoh Cash Flow Excel dan Template Membuatnya Gratis
Contoh cash flow excel berfungsi untuk mengonversi data-data akuntansi pada laporan laba rugi dan neraca menjadi suatu informasi mengenai pergerakan
Baca Juga
Neraca Perdagangan: Faktor Pengaruh & Dampaknya pada Bisnis
Dalam era globalisasi ini, ekonomi suatu negara tidak lagi beroperasi secara terisolasi. Salah satu aspek yang penting dalam menjaga keseimbangan
Baca Juga
Contoh Matriks SWOT, Pengertian dan Strategi Penerapannya
Matriks SWOT berfungsi sebagai alat atau metode analisa peluang atau ancaman dalam bisnis, dengan analisis ini pebisnis lebih waspada dan
Baca Juga
13 Contoh Nota Pembelian dan Cara Membuatnya Lengkap
Sedang membuka bisnis baru dan butuh contoh nota pembelian sebagai bukti transaksi dengan konsumen nanti, Anda bisa membuat sendiri dari
Baca Juga
Download Kwitansi Kosong PDF dan Cara Mudah Membuatnya
Apakah Anda sedang mencari cara untuk membuat dan mengisi kwitansi dengan mudah? Anda berada di tempat yang tepat! Dalam artikel
Baca Juga
7 Contoh Positioning Produk Brand Ternama dan Strateginya
Positioning adalah strategi pemasaran yang penting untuk membedakan produk dari pesaingnya di pasar sekaligus memudahkan proses pemasaran. Selain memudahkan melakukan
Baca Juga
Customer Service Software Akuntansi & Kasir Bee
Jam Operasional: senin - jumat jam 09.00 - 16.00 wib

Siap Mengubah Cara Anda Mengelola Bisnis

Sejak 2010, Bee telah berdedikasi untuk membantu Pengusaha di seluruh Indonesia dalam mengatasi tantangan laporan akuntansi dan keuangan. Kami siap mendukung kesuksesan bisnis Anda. Jangan ragu untuk menghubungi kami.
Logo Bee Web
Software Akuntansi & Kasir No. 2 di Indonesia. Memudahkan Pemilik Bisnis dan Akuntan untuk mengerjakan dan menganalisa keuangan lebih cepat, mudah, dan akurat. Gratis Trial atau Demo Gratis dengan Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Aer Space - Jl. Karang Tinggal No.41B, Cipedes, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2025 Bee.id
magnifiercrossmenu