Dalam dunia pemasaran, ada banyak cara untuk memperkenalkan produk atau jasa Anda kepada khalayak. Dua di antaranya yang sering dibahas adalah publisitas dan iklan. Meskipun keduanya sama-sama bertujuan meningkatkan visibilitas bisnis, masing-masing memiliki pendekatan, sumber, dan dampak yang berbeda.
Publisitas umumnya muncul melalui liputan media atau ulasan pihak ketiga yang tidak sepenuhnya dapat dikendalikan oleh perusahaan, sedangkan iklan merupakan bentuk promosi berbayar yang dirancang dan dikendalikan langsung oleh pemilik brand. Lalu, apa sebenarnya pengertian publisitas, bagaimana fungsinya, dan di mana letak perbedaannya dengan iklan?
Nah, dalam artikel ini kita akan membahas secara lengkap konsep publisitas, manfaat yang ditawarkannya, serta beberapa poin yang membedakannya dari iklan. Selamat membaca!
Sekarang, mari kita pahami dulu apa itu publisitas. Menurut Wikipedia, publisitas adalah penyiaran tentang sesuatu melalui artikel, tulisan, foto, atau tayangan visual. Di dalamnya mengandung berbagai unsur, seperti emosional, kemanusiaan, ataupun humor.
Publisitas ini bisa diakses oleh publik secara gratis. Itulah kenapa ia cukup efektif jika perusahaan ingin memusatkan perhatian banyak orang terhadap produk atau jasanya. Pihak yang berperan melakukan publikasi biasanya dari kalangan humas atau divisi marketing.
Lebih luas lagi, publisitas juga memiliki beberapa asas. Menurut Webster Tower Dictionary dalam Huidey Diey, asas publisitas adalah sebagai berikut:
Selain wikipedia dan asas-asas tadi, ada beberapa ahli yang melengkapi pengertian dari publisitas ini. Berikut Bee rangkum dari artikel berjudul “Strategi Publisitas & Propaganda Politik” karya Barata dan Simanjuntak (2019):
Pertama, menurut Lesly (2003), publisitas didefinisikan sebagai penyebaran pesan secara terencana dengan menggunakan media tertentu untuk mencapai kepentingan organisasi, tetapi tanpa melibatkan pembayaran kepada media.
Pengertian itu kemudian dirincikan oleh Ramcitti (1990), bahwa publisitas adalah berita yang ditulis oleh media massa, mencakup pemberitahuan tentang produk, layanan, acara, posisi, pekerja, kontribusi, sejarah, atau tujuan dari suatu bisnis, agensi, atau kelompok.
Tak jauh beda dengan sebelumnya, menurut Newsom, Turk, & Kruckeberg (2004), publisitas diartikan sebagai berita tentang seseorang, produk, atau layanan yang muncul di ruang yang disediakan media dalam bentuk berita, konten editorial atau program di dunia penyiaran.
Dari ketiga pengertian para ahli tersebut, maka publisitas dapat dimengerti sebagai penyebaran pesan secara terencana melalui media tanpa biaya. Tujuannya untuk membangun citra positif individu, produk, atau organisasi, melalui berita atau konten yang dianggap kredibel karena berasal dari pihak ketiga.
Meski demikian, Anda juga jangan sampai menyamakan antara publisitas dan iklan. Keduanya jelas memiliki perbedaan yang cukup kentara pada setiap aspeknya. Supaya lebih mudah memahaminya, simak penjelasan perbedaan publisitas dengan iklan di bawah ini:
Publisitas berasal dari pihak eksternal seperti media, influencer, atau pihak ketiga yang memberi liputan tentang suatu brand, produk, atau peristiwa. Akibatnya, perusahaan sering kali tidak memiliki kendali penuh atas apa yang disampaikan. Konten bisa saja positif atau bahkan negatif, tergantung sudut pandang pihak eksternal tersebut.
Sementara itu, iklan sepenuhnya dikendalikan oleh perusahaan atau lembaga yang beriklan. Mulai dari pesan yang disampaikan, frekuensi penayangan, hingga penempatan iklan dapat diatur sesuai kebutuhan pemasang iklan.
Perbedaan selanjutnya adalah dari segi biaya, publisitas cenderung tidak memerlukan biaya langsung yang besar. Liputan media atau review dari influencer biasanya terjadi karena nilai berita (news value) atau ketertarikan pembaca/pemirsa. Namun, ada upaya investasi waktu dan sumber daya untuk membina hubungan dengan media atau influencer.
Sebaliknya, iklan jelas memerlukan anggaran tertentu yang disesuaikan dengan platform dan target audiens. Perusahaan membayar untuk “menyewa” space atau slot di berbagai media (TV, radio, cetak, online) agar pesannya dapat tersampaikan secara luas.
Publisitas sering kali dianggap lebih kredibel oleh audiens karena berasal dari sumber independen. Ketika media memberitakan sesuatu, audiens cenderung melihatnya sebagai informasi yang netral.
Sedangkan iklan sudah jelas merupakan promosi yang disiapkan oleh brand, sehingga persepsi audiens lebih waspada karena mengetahui iklan tersebut adalah bagian dari strategi pemasaran.
Kemudian dari segi targeting dan segmentasinya, iklan memiliki kemampuan targeting yang sangat detail, apalagi di era digital saat ini. Perusahaan bisa menargetkan konsumen berdasarkan usia, lokasi, minat, dan berbagai parameter lainnya.
Sedangkan publisitas biasanya tidak memiliki kemampuan targeting sepresisi iklan. Meski demikian, publisitas yang tepat sasaran (misalnya liputan di media khusus) tetap dapat menyasar segmen tertentu yang relevan.
Dalam iklan, perusahaan bebas mengatur frekuensi penayangan atau penempatan. Mereka bisa memperbanyak jam tayang iklan di TV, memasang billboard di lokasi strategis dalam jangka waktu lama, atau memunculkan ads di media sosial berkali-kali.
Sedangkan pada publisitas, momentum sering kali terjadi hanya sekali atau beberapa kali saja dalam liputan tertentu. Kontinuitas pemberitaan lebih sulit diatur karena tergantung pada minat media dan nilai berita yang ditawarkan.
Jadi, dapat dipahami bahwa perbedaan mendasar antara keduanya terletak pada kontrol, biaya, dan cara pesan disampaikan kepada publik. Publisitas mengandalkan eksposur yang organik dan kredibilitas pihak ketiga, sementara iklan memberikan kontrol penuh kepada pengiklan untuk menyampaikan pesan secara langsung dan terarah.
Baca Juga: 11 Tips Cara Membuat Iklan yang Menarik Audience
Dari penjelasan definisi di atas, Anda mungkin sudah bertanya-tanya: lalu apakah fungsi publisitas ini, terutama untuk bisnis, hanya dua saja? Yakni untuk menangkal citra negatif dan mendongkrak eksposur perusahaan.
Jawabannya, tentu saja tidak. Merangkum laman perpustakaan online Universitas Indonesia terkait teori publisitas, setidaknya ada lima fungsi publikasi untuk bisnis. Berikut di antaranya:
Membantu menciptakan kesan positif tentang perusahaan di mata publik. Jika informasi yang disajikan menarik dan membantu, reputasi perusahaan bisa tumbuh, sehingga membuat konsumen lebih percaya dan tertarik dengan produk atau layanan yang ditawarkan.
Melalui liputan media, publikasi memperkenalkan produk atau layanan kepada lebih banyak orang. Hasilnya, merek jadi lebih dikenal, bahkan oleh mereka yang mungkin tidak terjangkau oleh iklan biasa.
Memungkinkan perusahaan berbagi kabar penting, seperti peluncuran produk atau acara besar. Dan karena publikasi ini sifatnya di bawah otoritas media, maka informasinya cenderung lebih dipercaya dibanding iklan, yang kendalinya langsung di bawah perusahaan.
Dengan melakukan publikasi, perusahaan tentu menciptakan koneksi dengan media, sehingga membuka peluang untuk menghasilkan liputan yang positif. Jika hubungannya kian membaik, tentu akan membantu perusahaan dalam menyampaikan pesan mereka ke publik secara lebih efektif.
Publisitas biasanya mengandung nilai atau cerita yang emosional. Dari situ, maka publikasi juga membantu merek jadi lebih dekat dengan konsumen. Ini membuat pelanggan merasa terhubung dan cenderung tetap setia pada merek tersebut.
Namun, sebelum Anda melakukannya, penting untuk mengetahui unsur-unsur di dalamnya agar agenda publisitas tetap efektif. Mengutip artikel ilmiah berjudul “Komunikasi dan Publisitas Ditinjau dalam Komunikasi Massa”, karya Indira Fatra Deni (2018), terdapat enam unsur di dalamnya, yakni:
Sumber adalah pihak yang memprakarsai dan mengelola kegiatan publikasi, baik individu maupun organisasi. Mereka bertanggung jawab menyusun strategi untuk menyampaikan pesan yang relevan, menarik, dan sesuai tujuan kepada audiens yang menjadi target publikasi.
Message atau pesan dalam publikasi adalah konten utama yang disampaikan kepada audiens. Pesan harus menarik perhatian, bersifat informatif atau persuasif, dan dirancang untuk membangun persepsi positif. Contohnya adalah promosi produk, layanan, atau citra individu.
Media adalah saluran yang digunakan untuk menyebarkan pesan publikasi, baik melalui koran, majalah, televisi, media sosial, atau alat lainnya. Pemilihan media didasarkan pada audiens yang ditargetkan, efektivitas penyampaian, dan efisiensi biaya.
Manajemen meliputi perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi kegiatan publikasi. Hal ini memastikan bahwa pesan disampaikan secara efektif, sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, serta dievaluasi untuk mengukur dampak dan keberhasilannya.
Audiens adalah target dari pesan publikasi yang dirancang untuk memengaruhi opini atau perilaku mereka. Pemahaman mendalam tentang karakteristik audiens membantu menyusun strategi yang lebih efektif dan relevan.
Tujuan adalah hasil yang ingin dicapai dari kegiatan publisitas, seperti meningkatkan kesadaran, membangun citra, atau mendukung keputusan audiens. Tanpa tujuan yang jelas, publikasi tidak dapat diukur keberhasilannya.
Dalam melakukan publikasi, Anda sebagai pebisnis juga perlu menentukan dulu bentuk atau jenisnya seperti apa. Sebab, masih mengutip Indira Fatra Deni (2018), setiap bentuk publisitas ini memiliki cara dan tujuannya sendiri. Berikut di antaranya:
Bentuk ini melibatkan publikasi yang dilakukan melalui kegiatan sosial atau kultural murni, seperti aksi kemanusiaan atau kegiatan masyarakat. publikasi ini bertujuan menciptakan kesan positif tanpa motif komersial langsung.
Selanjutnya ada free pubkicity, jenis publikasi yang dilakukan tanpa biaya langsung dengan memanfaatkan dukungan pihak ketiga atau momentum tertentu. Contohnya adalah liputan media gratis terhadap kegiatan yang dinilai memiliki nilai berita atau sosial.
Kemudian untuk tie-in publicity adalah jenis publikasi yang memanfaatkan momen luar biasa, seperti tampil di forum atau acara penting, untuk mendapatkan perhatian audiens. Momen ini sering dipilih karena cenderung menarik perhatian media dan masyarakat luas.
Terakhir ada paid publicity yakni publikasi yang dilakukan dengan membeli ruang atau waktu di media massa, seperti iklan televisi, radio, atau media cetak. Biasanya, jenis ini digunakan untuk kampanye yang membutuhkan jangkauan luas secara cepat dan strategis.
Sebelum Anda benar-benar memuruskan akan melakukan publikasi atau tidak, Anda perlu mempertimbangkan terlebih dahulu apa saja kelebihan dan kekurangan dari kegiatan ini, berikut diantaranya:
Apa kelebihan promosi melalui profitabilitas? Berikut lisnya untuk Anda!
Sedangkan untuk kekurangan dari publisitas adalah sebagai berikut:
Agar proses publikasi bisnis Anda bisa berkalan lebih maksimal, Anda perlu mengikuti beberapa tips berikut ini:
Sebelum mulai memasarkan, pastikan Anda memahami target audiens secara mendalam: siapa mereka, apa kebutuhan mereka, dan platform apa yang sering mereka gunakan. Dengan mengenali audiens, Anda dapat membuat pesan yang tepat sasaran dan lebih mudah diingat.
Berikutnyam bangun brand dengan konsisten, seperti menambahkan logo, warna, gaya komunikasi dan semuanya harus selaras. Konsistensi brand membantu bisnis Anda terlihat lebih profesional dan memudahkan orang mengenali produk atau layanan Anda di berbagai saluran promosi.
Pilih platform media sosial yang paling relevan dengan bisnis Anda, misalnya Instagram, TikTok, atau LinkedIn. Posting konten secara konsisten, gunakan visual menarik, dan jangan lupa untuk berinteraksi dengan audiens melalui balasan komentar atau sesi tanya jawab.
Publisitas bisnis tidak hanya soal promosi, tapi juga memberikan nilai tambah bagi audiens. Buat artikel blog, video, atau infografis edukatif yang relevan dengan industri Anda. Konten bermanfaat berpotensi menjadi viral dan meningkatkan kredibilitas brand.
Cari mitra atau kolaborator yang memiliki audiens serupa namun tidak bersaing langsung. Bisa influencer, komunitas, atau brand lain. Kolaborasi ini dapat meningkatkan jangkauan Anda, menambah variasi konten, dan menambah kepercayaan publik.
Terakhir, lakukan monitoring apakah biaya yang Anda keluarkan untuk pemasaran sebanding dengan data penjualan Anda, hal ini dapat membantu Anda menilai efektivitas strategi pemasaran secara keseluruhan dan memaksimalkan ROI (Return on Investment). Dengan begitu, Anda dapat mengalokasikan anggaran lebih efisien, menyesuaikan taktik promosi, dan memastikan setiap rupiah yang dikeluarkan benar-benar berkontribusi pada peningkatan pendapatan bisnis.
Anda bisa menggunakan aplikasi pembukuan keuangan Beecloud, untuk memantau setiap pemasukan dan pengeluaran bisnis sampai laporan keuangan. Yuk, bangun bisnis sehat sekarang juga dengan klik banner di bawah ini!