Jika Anda sekarang sedang atau berniat merintis usaha, salah satu hal yang tak boleh Anda lupakan adalah membuat strategi produk. Di era persaingan bisnis sekarang, elemen tersebut sudah menjadi semacam kebutuhan pokok bagi pebisnis. Sebab, sebagus apa pun sebuah produk, ia tak berarti apa-apa jika tanpa dibarengi dengan strategi yang mendukungnya.
Secara umum, strategi produk ini meliputi berbagai unsur; dari mulai inovasi hingga penyempurnaan produk. Dalam praktiknya, juga menggunakan pendekatan dan jenis strategi tertentu, yang biasanya berbeda-beda setiap perusahaan. Penentuannya pun bergantung pada tujuan yang ingin dicapai dan segmentasi pasar yang ditargetkan.
Kalau Anda pelaku bisnis yang masih awam, tapi punya niatan untuk mengembangkan usaha dengan efektif, sebaiknya baca artikel ini sampai habis. Strategi produk wajib Anda pahami, dan kita akan membahasnya secara lengkap; mulai dari pengertian, jenis, komponen, hingga cara pembuatannya.
Sebelum ke hal yang lebih substansial, kita awali saja pembahasan dengan menjawab pertanyaan sederhana ini: apa itu strategi produk? Pertanyaan ini simpel, tapi jelas bikin penasaran atau bahkan bingung banyak orang, terutama mereka yang masih awal merintis bisnis.
Mengutip laman Wikipedia, pengertian strategi produk merupakan rencana yang disusun untuk mengarahkan pengembangan, pemasaran, sampai distribusi suatu produk. Tujuannya selain untuk menyesuaikan kebutuhan pasar, juga untuk membedakan produk dari pesaing agar memiliki daya tarik bagi konsumen.
Sementara itu melansir laman ProductPlan, strategi produk adalah rancangan bisnis yang menjabarkan sasaran produk dan cara pencapaiannya. Rancangan ini harus mampu menjawab beberapa pertanyaan penting, seperti siapa target konsumen (persona), manfaat apa yang ditawarkan untuk mereka, serta apa tujuan perusahaan terkait siklus produk.
Di awal artikel, kita sudah sempat menyinggung, bahwa sebagus apa pun sebuah produk, ia tak berarti apa-apa jika tanpa dibarengi dengan strategi yang mendukungnya. Lantas, sebenarnya mengapa strategi produk seakan-akan penting untuk bisnis? Apa saja tujuannya?
Menurut Rebecca Nuri (2024), sebuah bisnis yang memiliki strategi produk mempunyai setidaknya 3 tujuan utama. Di antaranya: menjaga siklus hidup produk, menentukan langkah inovasi, dan meningkatkan daya tarik di mata investor. Berikut penjelasan lengkapnya:
Tujuan pertama adalah, memungkinkan siklus hidup suatu produk jadi lebih panjang. Hal ini bisa dicapai apabila menetapkan langkah-langkah untuk berinovasi sesuai tren pasar. Jika berhasil, tentu suatu produk tidak akan pernah usang dan tetap relevan meski hidup di tengah persaingan.
Menjadi turunan sebelumnya, tujuan kedua adalah untuk menentukan langkah inovasi. Dengan kata lain, perusahaan memiliki panduan yang jelas dalam merancang, mengembangkan, dan meluncurkan produk baru. Ini sekaligus memastikan agar setiap langkah anggota tim tetap terarah sesuai tujuan bisnis dan kebutuhan konsumen.
Kemudian yang terakhir, yaitu untuk menarik pemangku kepentingan atau investor. Harap tahu, investor itu cenderung tertarik pada bisnis yang punya visi yang jelas, terencana, dan terarah. Sebab itu juga mencerminkan kematangan visi perusahaan, sehingga memungkinkan investor yakin untuk membantu keperluan proyek-proyek bisnis.
Baca Juga: Investor Adalah Pemegang Saham, Begini Penjelasannya
Dalam membuat strategi produk, Anda sebagai pebisnis perlu memperhatikan komponen-komponennya. Sebabnya komponen ini merupakan faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan suatu rancangan bisnis. Terlebih lagi, setiap perusahaan itu punya preferensi komponen yang berbeda-beda menyesuaikan kebutuhannya.
Namun itu tidak begitu masalah, karena Anda bisa mengidentifikasi kebutuhan, dan menyesuaikan komponen-komponen yang biasa digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar. Merangkum Contacto, ada 7 komponen strategi produk yang bisa Anda pertimbangkan. Berikut di antaranya:
Komponen pertama adalah menjawab pertanyaan: apa yang ingin dicapai? Atau dengan kata lain, komponen ini menjelaskan tujuan utama dari strategi produk, entah itu peningkatan penjualan, perluasan pasar, ataupun pengembangan fitur.
Komponen yang kedua, menentukan target konsumen (persona). Hal ini penting dilakukan karena membantu perusahaan untuk memahami siapa saja yang menggunakan produk Anda, dan apa kebutuhan mereka. Selain itu, komponen ini juga membantu penyesuaian metode promosi agar relevan dengan target konsumen.
Selain menentukan target konsumen, Anda juga perlu menganalisis kondisi pasar. Hal ini dapat melengkapi strategi pemasaran produk, khususnya pada penyesuaian tren industri. Upaya mengantisipasi kerugian akibat tidak laku juga bisa berangkat dari komponen ketiga ini.
Dinamika dunia bisnis selalu tidak lepas dari persoalan harga. Itu sebabnya dalam membuat strategi produk, Anda perlu menentukan metode penetapan harga agar bisa memengaruhi konsumen, sekaligus menentukan profitabilitas. Hal ini tentu perlu ada penyesuaian, seperti segmentasi pasar dan harga produk kompetitor.
Sebagai pebisnis, Anda pastinya sudah punya visi produk. Namun, dalam penyusunan strategis, Anda juga memerlukan tujuan teknis. Maksudnya, Anda perlu mengukur tujuan dengan metrik, misalnya, menetapkan target peningkatan pengguna sebesar 20% hingga akhir kuartal ketiga tahun 2021.
Value proposition adalah nilai unik atau keunggulan yang membuat produk Anda terlihat menonjol dibanding milik pesaing. Dalam value proposition, juga menjelaskan mengapa konsumen sampai memilih produk Anda dan bukan yang lain.
Baca Juga: Contoh Value Proposition, Pengertian, Komponen dan Strukturnya
Kemudian komponen yang terakhir, yaitu timeline. Sebagai pebisnis, menentukan waktu pelaksanaan harus diperhatikan, mulai dari development sampai peluncurannya. Kendati komponen ini terkesan remeh, tetap tidak bisa disepelekan, mengingat tantangan dalam berbisnis selalu bisa datang secara tiba-tiba.
Selain memperhatikan komponen-komponennya, Anda juga perlu menyesuaikan bentuk-bentuknya. Beberapa strategi produk yang ada ini berbeda-beda tujuannya, sehingga Anda tidak bisa asal pilih. Benar-benar harus berdasar pada kebutuhan perusahaan.
Menurut Tjiptono (2011) dalam bukunya berjudul “Manajemen dan Strategi Merek”, terdapat 8 bentuk strategi produk yang biasa Anda sesuaikan. Berikut di antaranya:
Dalam konteks ini, positioning merupakan strategi yang berusaha menciptakan diferensiasi/pembedaan produk yang unik dalam benak pelanggan sasaran. Harapannya bisa membentuk citra (image) merek yang lebih unggul dibandingkan merek/produk pesaing.
Anda juga bisa melakukan repositioning produk, ketika kondisi bisnis Anda mendapati satu dari empat hal. Pertama, kompetitor yang produknya diposisikan berdampingan dengan merek perusahaan Anda. Kedua, preferensi konsumen sudah berubah. Ketiga, ditemukan kelompok pelanggan baru, yang punya peluang menjanjikan, dan keempat bila terjadi kesalahan dalam positioning sebelumnya
Bentuk strategi ketiga adalah overlap produk, yaitu usaha menciptakan persaingan antar merek dalam perusahaan itu sendiri. Persaingan di sini bisa dilakukan dengan tiga cara: memperkenalkan produk baru yang menantang produk lama, menggunakan label pribadi yang memakai merek pihak lain, atau menjual komponen produk perusahaan kepada pesaing.
Bentuk kedua ini berhubungan dengan cara perusahaan mengatur variasi produk yang mereka tawarkan, baik dalam jumlah lini barang maupun item di setiap lini. Penentuan ini disesuaikan dengan tujuan bisnis secara keseluruhan. Perusahaan dapat menerapkan strategi produk tunggal, multi produk, atau system-of-products.
Bentuk yang kelima ini berhubungan dengan tingkat standardisasi produk. Perusahaan memiliki tiga pilihan, yaitu produk standar, customized product (produk disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan tertentu), dan produk standar dengan modifikasi.
Bentuk atau jenis yang kedua adalah mengurangi atau menghapus produk tertentu untuk meingkatkan efisiensi, sehingga sumber daya dapat dialokasikan ke produk yang lebih potensial. Ini bisa dilakukan dengan cara mengehentikan produksi, atau bahkan menghapus divisi bisnis yang tidak diperlukan.
Strategi ini bisa dipahami sebagai produk orisinil, produk yang disempurnakan, yang dimodifikasi, dan produk baru yang dikembangkan melalui usaha riset. Selain itu juga dapat didasarkan pada pandangan konsumen mengenai produk tersebut, apakah baru bagi mereka atau tidak.
Kemudian yang terakhir strategi diversifikasi, yaitu mengembangkan produk atau memasuki pasar baru untuk mencapai pertumbuhan, peningkatan penjualan, dan profitabilitas.
Strategi ini dapat dilakukan dengan tiga pendekatan: diversifikasi konsentris (memperkenalkan barang baru yang terkait dengan yang lama), diversifikasi horizontal (menambah produk baru yang tidak berkaitan namun ditargetkan pada pelanggan yang sama), dan diversifikasi konglomerat (memasuki pasar yang sepenuhnya baru dengan produk yang tidak berhubungan).
Setelah memahami komponen dan bentuknya, bukan berarti Anda bisa dengan mudah langsung menyusunnya. Proses menentukan strategi produk ini memerlukan beberapa tahap, mulai dari pengenalan konsep, riset pasar, hingga pemasarannya. Ditambah lagi, setiap produk juga memiliki nilai dan yang berbeda.
Meski demikian, Anda tidak perlu khawatir, ada beberapa langkah untuk membuat strategi produk yang sesuai dengan perusahaan Anda. Berikut pemaparannya:
Langkah pertama adalah menentukan visi produk yang ingin dicapai. Visi ini harus sejalan dengan tujuan jangka panjang perusahaan, supaya dapat menjadi panduan dalam setiap keputusan pengembangan produk. Visi yang tersusun dengan jelas dan spesifik juga membantu menjaga fokus tim agar tetap konsisten mencapai tujuan tersebut.
Setelah menentukan visi produk, Anda perlu meriset pasar dan kompetitor. Tujuan riset pasar untuk memahami tren yang sedang berkembang, agar produk Anda bisa sesuai dengan kebutuhan konsumen. Sedang analisis kompetitor, bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan produk pesaing, sehingga produk Anda bisa menonjol.
Tahap kedua ini merupakan penyempurnaan dari tahapan sebelumnya. Setelah mengetahui tren pasar, Anda bisa dengan mudah menentukan target konsumen. Begitu juga dengan analisis kompetitor, setelah mengetahui hasilnya Anda harus menentukan value proposition, agar produk Anda berbeda dari kompetitor.
Dalam menjalankan strategi produk, tentunya tidak lepas dari perencanaan anggaran yang matang. Perencanaan anggaran ini umumnya meliputi beberapa hal, seperti proses riset, operasional, marketing, hingga distribusi.
Maka, di sinilah pentingnya Anda menggunakan aplikasi pembukuan keuangan seperti Beecloud untuk mengelola keuangan bisnis secara efisien. Dengan Beecloud, Anda bisa memantau biaya produksi, pemasaran, menghindari pengeluaran yang tidak perlu, dan proses akuntansi lainnya.
Jika Anda ingin membuat strategi produk yang efektif, dengan bantuan aplikasi akuntansi yang canggih, silakan klik banner di bawah untuk informasi selengkapnya!
Setelah mengelola anggaran yang tepat, tentukan strategi harga yang kompetitif berdasar analisis pasar yang sebelumnya Anda lakukan. Setelah itu susun juga strategi pemasaran yang untuk memperkenalkan produk Anda ke pasar. Usahakan, strategi yang Anda pilih juga sesuai dengan karakter produk dan tren pasar.
Kalau semuanya sudah Anda susun dengan baik, maka langkah terakhirnya adalah, jalankan semua runtutan strategi yang sudah dibuat. Jangan ragu untuk menjalankan setiap langkah yang sudah disusun secara rinci dan runut. Ingat, keberhasilan itu tidak akan dirasakan tanpa dicoba, apalagi kalau Anda pengusaha pemula.