Contoh usaha ekstraktif mencakup berbagai sektor, mulai dari perikanan, pertambangan, kehutanan, hingga pertanian. Usaha ini juga menjadi salah satu sektor yang memiliki peran krusial dalam mendukung pertumbuhan ekonomi suatu negara. Salah satunya Indonesia.
Mengingat Indonesia sendiri merupakan negara yang memiliki kekayaan alam luar biasa dan beraneka ragam. Secara pengertian usaha ekstraktif sendiri adalah bentuk kegiatan usaha dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Simak penjelasan lengkap lengkapnya pada artikel di bawah ini!
Dalam Buku IPS Terpadu (Sosiologi, Ekonomi, Geografi, Sejarah) karya Nana Supriatna dkk, menjelaskan jika usaha ekstraktif adalah bisnis atau perusahaan yang kegiatan usahanya memanfaatkan kekayaan alam dalam pelaksanaannya.
Dalam prakteknya, usaha ini memiliki banyak tantangan dan resiko jika tidak dikelola dengan baik dan benar, seperti merusak alam, eksploitasi alam dan banyak lagi lainnya.
Penjelasan yang sama juga dijelaskan dalam buku berjudul Produk Kreatif dan Kewirausahaan karya Arif Suharsono, jika usaha ekstraktif adalah kegiatan dalam mengambil berbagai manfaat dari alam langsung, seperti menangkap ikan, pembuatan garam dan lain-lain.
Dari dua penjelasan buku di atas, dapat disimpulkan jika usaha ekstraktif adalah kegiatan usaha yang memanfaatkan sumber daya alam sebagai modal usaha, dengan cara mengeksplorasi, mengambil dan memproses untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Berikut adalah beberapa fungsi usaha ekstraktif bagi ekonomi Indonesia:
Fungsi pertama dari usaha ekstraktif adalah sebagai media untuk memanfaatkan sumber daya alam Indonesia secara lebih optimal. Yang seperti kita tahu jika Indonesia sendiri merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki kekayaan alam yang melimpah.
Mulai dari hutan, laut, tambang mineral hingga lahan pertanian yang subur. Dengan adanya usaha ini, Indonesia memungkinkan untuk mengambil manfaat ekonomi dari keberlimpahan sumber daya alam tersebut, yang pada gilirannya dapat meningkatkan daya saing di pasar internasional.
Berikutnya adalah menciptakan lapangan kerja, seperti kegiatan menambang, mengelola hasil pertanian, perikanan dan lain-nya membutuhkan tenaga manusia secara langsung.
Dengan demikian peluang kerja akan terbuka di sektor terkait. Baik sebagai pengelola, logistik. distributor dan lain sebagainya.
Jika sumber daya dimanfaatkan dengan optimal, lapangan kerja tercipra maka akan sangat memungkinkan Indonesia mengalami peningkatan pendapatan. Pendapatan ini bisa berasal dari Pajak, royalti, dan kontribusi lainnya dari perusahaan yang terlibat dalam kegiatan ekstraktif.
Dari pendapatan ini kemudian dapat dialokasikan untuk kepentingan pembangunan negara, seperti pembangunan infrastruktur untuk menunjang pemerataan pembangunan wilayah di Indonesia, untuk kepentingan pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya.
Usaha ekstraktif tidak hanya memberikan manfaat ekonomi melalui ekspor bahan mentah, tetapi juga dapat memberikan nilai tambah produk. Dengan mengembangkan industri pengolahan dan manufaktur yang terkait dengan bahan baku ekstraktif.
Dimana Indonesia dapat menciptakan produk jadi dengan nilai tambah yang lebih tinggi, meningkatkan daya saing di pasar internasional, dan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah.
Selanjutnya adalah berperan sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan, sehingga tidak perlu melakukan impor dari negara lain, karena produk yang dibutuhkan bisa diproduksi di dalam negeri. Dengan ini, maka perputaran ekonomi dalam negeri bisa terbangun, dan dapat menunjang kemandirian finansial masyarakat.
Seperti, dalam konteks pertanian, perikanan, dan tambang, usaha ekstraktif membantu menjaga ketahanan pangan, memenuhi kebutuhan energi, dan menyediakan bahan baku untuk industri.
Dengan mengelola usaha ekstraktif secara berkelanjutan, Indonesia dapat memastikan bahwa kebutuhan sekarang dan di masa depan dapat dipenuhi tanpa mengorbankan lingkungan atau keberlanjutan sumber daya alam.
Ada beberapa karakteristik khusus yang dimiliki usaha ekstraktif yang membedakannya dengan bidang usaha lainnya, yakni:
Karakteristik usaha ekstraktif pertama adalah mencari keuntungan dari alam, mulai dari mengambil bahan baku langsung dari alam yang kemudian kelola kembali menjadi barang jadi.
Keuntungan ini bisa berupa keuntungan finansial berupa uang, atau bentuk dari pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat, seperti sandang, pangan dan papan.
Selain keuntungan, bahan baku usaha ekstraktif juga langsung diambil dari alam, contohnya saja usaha tambah mengambil langsung bahan mineral dari alam, perikanan mengambil bahan baku ikan dari laut dan seterusnya.
Berikut adalah beberapa jenis usaha ekstraktif dari berbagai bidang usaha.
Pertama adalah di bidang perikanan, dalam konteks ini kegiatan usaha dapat meliputi segala macam pemanfaatan sumber daya ikan dan hasil laut lainnya.
Contoh usaha ekstraktif di bidang perikanan ini mencakup kegiatan penangkapan ikan, budidaya ikan di keramba hingga pengolahan ikan menjadi siap konsumsi.
Selain itu juga ada pembuatan garam yang memanfaatkan air laut sebagai bahan baku pembuatannya, meskipun tidak dalam cakupan perikanan, usaha garam termasuk dalam usaha ekstraktif yang memanfaatkan laut sebagai sumber bahan baku.
Baca Juga: Budidaya Ikan Lele untuk Pemula, Lengkap!
Berikutnya ada di bidang pertambahan, dimana usaha ini melibatkan ekstraksi mineral atau bahan tambang lainnya dari dalam bumi yang kemudian diolah menjadi barang yang siap digunakan.
Contoh kegiatan usaha ekstraktif di bidang pertambangan ini seperti melakukan pertambahan minyak dan gas bumi, pertambangan emas, pertambahan batu bara, nikel dan masih banyak lagi lainnya.
Selanjutnya adalah usaha ekstraktif usaha di bidang kehutanan, dimana pelaku usaha melibatkan kegiatan penebanan pohon, pengelolaan, hingga produksi menjadi barang jadi, contohnya kertas, furnitur dan lain sebagainya.
Contoh usaha ekstraktif selanjutnya ada di bidang pertanian, kegiatan ekstraktif yang dilakukan dalam bidang pertanian ini mencakup perkebunan, persawahan hingga pertengahan.
Seperti hasil ekstraktif yang diperoleh dari kegiatan perkebunan adalah sawit, karet, buah-buahan dan lain sebagainya, kemudian di bidang pertanian menghasilkan tanaman padi, jagung dan lainnya, dan terakhir peternakan menghasilkan telur, daging, bulu dan masih banyak lagi.
Usaha ekstraktif di pertanian ini sangat berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan industri makanan, serta menyediakan bahan baku bagi industri lainnya.
Berikut beberapa dampak positif dan negatif usaha ekstraktif dari perspektif masyarakat, pelaku usaha dan negara:
#Positif
#Negatif
#Positif
#Negatif
#Positif
#Negatif
Baca Juga: Komoditas Adalah: Pengertian, Karakteristik, Jenis dan Contohnya
Pelaku usaha memiliki peluang dan tantangan tersendiri untuk dikelola, berikut diantaranya:
Usaha ekstraktif menawarkan peluang signifikan dengan permintaan global yang tinggi, kemajuan teknologi, potensi peningkatan nilai tambah, dan kesesuaian untuk pengembangan di daerah pedesaan.
Ada banyak sekali contoh usaha ekstraktif yang bisa Anda temukan di sekitar, seperti pertanian, pertambangan, perikanan dan lain sebagainya. Sukses atau tidaknya usaha ekstraktif tergantung dari bagaimana cara mengelolanya.
Salah satu caranya adalah dengan menggunakan software akuntansi Beeaccounting, kelola keuangan bisnis dengan lebih efisien dan transparan.
Software ini dapat membantu pelaku usaha ekstraktif untuk melacak pemasukan dan pengeluaran dengan mudah, memonitor inventaris, serta menghasilkan laporan keuangan yang akurat. Klik banner di bawah ini untuk informasi selengkapnya!