🚀 MOVE ON ke Bee, Nikmati Diskon 20% Sekarang!
Logo Bee Web

Working Capital: Komponen, Cara Menghitung dan Strateginya

Bagaimana cara menghitung working capital dan mengelolanya dengan efisien? Baca selengkanya pada artikel berikut ini
Penulis: Lutfatul Malihah
Kategori: ,
Dipublish Tgl: Sunday, 26 November 2023

Keberhasilan suatu bisnis tidak hanya ditentukan oleh seberapa baik produk atau layanan yang ditawarkan, tetapi juga seberapa kuat fondasi keuangannya. Salah satu konsep penting dalam menjaga stabilitas keuangan suatu perusahaan adalah pemahaman yang baik tentang working capital atau yang sering disebut modal kerja.

Memahami konsep ini tidak hanya memberikan wawasan mendalam terhadap kesehatan finansial suatu perusahaan, tetapi juga memberikan landasan yang kokoh untuk pengambilan keputusan yang lebih cerdas terkait manajemen keuangan.

Mari kita jelajahi konsep, perbedaan, komponen, cara menghitung, serta strategi pengelolaan working capital untuk memahami bagaimana hal ini memainkan peran krusial dalam kesuksesan perusahaan.

Apa itu Working Capital?

Working capital adalah modal kerja bersih dalam konteks bisnis, atau merujuk pada selisih antara aset lancar (seperti kas, persediaan, piutang) dengan kewajiban lancar (seperti utang jangka pendek).

Ini menggambarkan seberapa baik perusahaan dapat menutupi kewajiban jangka pendeknya dengan aset yang tersedia dalam operasi sehari-hari.

Lebih simpelnya, working capital adalah sejumlah uang tunai dan aset yang dapat segera digunakan yang dimiliki oleh perusahaan, dikurangi dengan utang atau kewajiban yang harus segera dibayarkan.

Ini sangat penting karena menunjukkan sejauh mana perusahaan dapat menjalankan operasinya, membayar tagihan, mengelola stok, dan melakukan kegiatan sehari-hari tanpa mengalami kesulitan keuangan.

Jumlah modal kerja yang sehat menunjukkan bahwa perusahaan memiliki cukup aset untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya. Sebaliknya, jika modal kerja bersih terlalu rendah, ini dapat mengindikasikan risiko likuiditas atau kesulitan keuangan dalam mengelola tagihan yang harus dibayar.

Baca Juga: Rumus Modal Usaha Lengkap dengan Cara Menghitungnya

Perbedaan Working Capital dan Net Working Capital

Working capital dan net working capital adalah dua istilah yang sering digunakan dalam keuangan perusahaan. Meskipun keduanya memiliki arti yang mirip, namun ada beberapa perbedaan penting di antara keduanya.

Perbedaan utama antara working capital dan net working capital adalah sebagai berikut:

  • Working capital adalah selisih antara aset lancar dan kewajiban lancar. Aset lancar adalah aset yang dapat diubah menjadi uang tunai dalam waktu singkat, sedangkan kewajiban lancar adalah kewajiban yang harus dibayarkan dalam waktu singkat.
  • Net working capital adalah selisih antara aset lancar dan kewajiban lancar, dikurangi dengan hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun dihitung sebagai kewajiban lancar, sehingga mengurangi net working capital.

Komponen-Komponen dalam Net Working Capital

Working order adalah

Ilustrasi aset lancar dalam modal kerja bersih (Credit: Freepik.com)

Net Working Capital adalah konsep penting dalam mengukur kesehatan keuangan suatu perusahaan. Net Working Capital muncul dalam neraca perusahaan setelah mengurangkan aset lancar dari kewajiban lancar.

Dua komponen utama ini, aset lancar dan kewajiban lancar, merupakan elemen-elemen kunci dalam menilai tingkat likuiditas suatu perusahaan.

1. Aset Lancar

Aset lancar adalah komponen pertama dalam perhitungan Net Working Capital. Ini mencakup semua aset yang dapat dengan cepat diubah menjadi uang tunai untuk memenuhi biaya operasional dan membayar utang yang jatuh tempo dalam jangka pendek. Aset lancar ini meliputi:

  • Kas dan Setara Kas: Uang tunai yang dimiliki perusahaan dan investasi yang mudah diubah menjadi uang tunai.
  • Piutang: Uang yang masih harus diterima dari pelanggan yang sudah membeli produk atau jasa perusahaan.
  • Stok Produk: Barang-barang yang masih tersimpan dan bisa dijual untuk mendapatkan pendapatan.
  • Investasi Jangka Pendek: Investasi perusahaan yang dapat dicairkan dalam waktu singkat.

2. Kewajiban Lancar

Kewajiban lancar adalah komponen kedua dalam perhitungan Net Working Capital. Ini mencakup semua kewajiban yang harus segera dibayar oleh perusahaan dan memiliki batas waktu pembayaran dalam satu tahun. Kewajiban lancar termasuk:

  • Utang Usaha: Utang kepada pemasok atau kreditur lain yang harus segera dibayar.
  • Gaji dan Upah: Biaya gaji dan upah karyawan yang harus dibayarkan.
  • Biaya Pajak Penjualan: Pajak yang harus dibayar kepada pemerintah dalam waktu dekat.
  • Utang Upah: Utang yang masih harus dibayar kepada karyawan.

Cara Perhitungan Working Capital dalam Analisis Keuangan

Dalam menghitung working capital (modal kerja) perusahaan, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengumpulkan semua informasi terkait aset dan liabilitas perusahaan.

Aset yang harus dikumpulkan termasuk uang tunai, rekening bank, inventory atau stok barang, piutang yang masih tertunda, serta aset yang bisa diubah menjadi uang dalam waktu kurang dari satu tahun.

Baca Juga: Pengertian Inventory, Manfaat dan Cara Pengelolaannya

Selanjutnya, langkah kedua adalah mengumpulkan informasi tentang liabilitas perusahaan, seperti upah pegawai, tagihan hutang, cicilan hutang, dan tagihan pajak, yang memiliki jatuh tempo dalam rentang waktu satu tahun.

Working capital dapat dihitung dengan mengurangkan total aset lancar perusahaan dari total liabilitas lancar. Rumusnya adalah:

Working Capital = Total Aset Lancar - Total Liabilitas Lancar

Contoh Perhitungan Working Capital

Misalkan perusahaan fiktif, PT. Sejahtera, memiliki aset sebesar 800 juta rupiah dan kewajiban sebesar 150 juta rupiah. Maka, perhitungan working capital-nya adalah 650 juta rupiah.

Jika nilai hasilnya positif, itu menunjukkan bahwa perusahaan memiliki lebih banyak aset daripada kewajiban jangka pendeknya. Ini memungkinkan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajiban tersebut.

Namun, jika selisihnya sangat kecil, ini bisa menandakan kesulitan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya.

Selain dari perhitungan modal kerja, analisis keuangan juga bisa melibatkan perhitungan rasio-rasio lainnya seperti current ratio, inventory turnover ratio, receivables ratio, quick ratio, dan days payable. Hal ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam terkait kondisi keuangan perusahaan.

Sebagai contoh, PT. Sejahtera, dengan aset senilai 800 juta rupiah dan kewajiban sebesar 150 juta rupiah, memiliki current ratio sebesar 5, yang menunjukkan kondisi keuangan yang cukup baik.

Meskipun tidak ada standar baku, biasanya rasio sekitar 2 dianggap cukup baik. Evaluasi lanjutan tetap diperlukan untuk pemahaman yang lebih mendalam terkait situasi keuangan perusahaan.

Strategi Mengelola Working Capital dalam Bisnis

Contoh working capital

Selisih antara aset lancar dengan kewajiban lanjar disebut dengan working capital (Credit: Freepik.com)

Berikut beberapa tips dan strategi yang dapat diterapkan untuk mengelola working capital dengan baik:

1. Mengelola Arus Kas dengan Baik

Mengatur arus kas perusahaan dengan baik merupakan kunci utama dalam pengelolaan modal kerja. Ini melibatkan perencanaan yang cermat terhadap penerimaan dan pengeluaran kas agar tetap seimbang.

Perusahaan dapat mempertimbangkan penggunaan kebijakan pembayaran yang tepat bagi pelanggan, memperpanjang jangka waktu pembayaran kepada pemasok, dan memastikan penagihan piutang tepat waktu untuk memperbaiki arus kas.

2. Meningkatkan Penjualan

Meningkatkan volume penjualan bisa membantu meningkatkan pendapatan perusahaan, sehingga dapat membantu memperbaiki working capital. Strategi pemasaran yang efektif, perluasan basis pelanggan, dan pengembangan produk atau layanan baru dapat menjadi kunci untuk meningkatkan penjualan.

3. Mengurangi Biaya Operasional

Meminimalkan biaya operasional membantu meningkatkan keuntungan bersih perusahaan, yang pada gilirannya dapat berkontribusi pada keseimbangan keuangan dan perbaikan modal kerja.

Meninjau kembali pengeluaran, menemukan efisiensi dalam operasional, dan mencari cara untuk mengurangi biaya tanpa mengorbankan kualitas layanan atau produk adalah langkah penting.

4. Mengelola Persediaan dengan Baik

Pengelolaan persediaan yang efisien juga sangat penting. Memiliki terlalu banyak persediaan bisa mengikis working capital karena uang terikat dalam stok yang tidak berputar.

Di sisi lain, terlalu sedikit persediaan dapat mengganggu proses produksi atau layanan kepada pelanggan. Menggunakan sistem manajemen persediaan yang efektif, melakukan peramalan permintaan dengan tepat, dan mengevaluasi siklus persediaan secara berkala adalah kunci dalam mengelola persediaan secara efisien.

Kesimpulan

Working capital memainkan peran krusial dalam menjaga kesehatan keuangan suatu perusahaan. Dengan memahami konsep ini, mengidentifikasi komponen-komponennya, mengetahui cara menghitungnya, dan menerapkan strategi untuk mengelolanya dengan baik, sebuah perusahaan dapat meningkatkan daya tahan finansialnya dan mengoptimalkan kinerja operasional.

Namun, selain pemahaman yang kuat terkait modal kerja, penting juga bagi perusahaan untuk terus memantau, mengevaluasi, dan menyesuaikan strategi mereka sesuai dengan perubahan dalam lingkungan bisnis.

Dengan melakukan evaluasi terus-menerus, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasionalnya dan menjaga keseimbangan yang sehat antara aset dan kewajiban, yang pada gilirannya akan menguntungkan pertumbuhan dan keberlangsungan bisnis di masa depan.

Coba gunakan software akuntansi Beeaccounting, mudahkan Anda kelola operasional bisnis dan aset akurat, lengkap dengan laporan akuntansi. Klik banner di bawah ini untuk informasi selengkapnya!

Pakai Beeaccounting Bisa Hitung Aset Bisnis

Artikel Terkait

Pengertian Financial Modeling, Jenis, dan Contohnya
Financial modeling adalah salah satu alat bantu esensial untuk memahami dan memprediksi masa depan finansial. Baik untuk kepentingan individu, perusahaan,
Baca Juga
Cara Menghitung Biaya Jabatan PPh 21 Paling Mudah dan Praktis
Bingung kenapa slip gaji karyawan dipotong biaya jabatan PPh 21? Bagi karyawan yang baru memasuki dunia kerja, tentu masih bertanya-tanya
Baca Juga
Apa Saja Beda Biaya dan Beban?
Beda biaya dan beban sangat penting diketahui dalam dunia akuntansi. Biaya dan beban merupakan istilah yang sangat sering kita dengar.
Baca Juga
Contoh Surat Izin Usaha: Cara Membuat dan Syarat Membuat
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) merupakan surat perizinan yang wajib dimiliki oleh siapa saja yang menjalankan usaha di bidang perdagangan
Baca Juga
Rumus Current Ratio, Contoh dan Cara Menghitungnya
Rumus current ratio atau rasio lancar adalah salah satu bagian dari rasio likuiditas yang bisa dijadikan sebagai alat pengukur kemampuan
Baca Juga
Fluktuasi: Pengertian, Penyebab, Jenis, dan Contoh
Salah satu kejadian yang sering ada dalam sebuah perjalanan di bidang ekonomi yaitu instabilitas atau fluktuasi. Instabilitas ini lawan katanya
Baca Juga

Artikel Populer

Pengertian Perpetual Adalah, Jenis, Keuntungan, dan Kelemahan
Dalam dunia bisnis, perpetual adalah salah satu istilah sering kali menjadi perhatian karena mengacu pada konsep yang berkelanjutan dan berkesinambungan.
Baca Juga
Fakta Michelin Star dan Resto Indonesia yang Pernah Meraihnya
Michelin Star, atau Bintang Michelin, adalah salah satu penghargaan kuliner paling bergengsi di dunia, yang diberikan oleh Michelin Guide kepada
Baca Juga
Model AIDA: Pengertian, Kelebihan dan Contohnya
Apakah Anda pernah mendengar tentang konsep Marketing AIDA dalam pemasaran? Dengan menggunakan model ini, Anda dapat meningkatkan perhatian, minat, keinginan,
Baca Juga
Berbagai Contoh Proposal Bisnis Lengkap dengan Rinciannya
Proposal bisnis merupakan suatu rencana bisnis yang ditulis dalam bentuk dokumen. Pelaku bisnis perlu membuat proposal bisnis sebelum memulai suatu
Baca Juga
Contoh Matriks SWOT, Pengertian dan Strategi Penerapannya
Matriks SWOT berfungsi sebagai alat atau metode analisa peluang atau ancaman dalam bisnis, dengan analisis ini pebisnis lebih waspada dan
Baca Juga
Mengenal Siklus Hidup Produk, Tahapan, Contoh dan Strateginya
Menurut Levitt melalui artikel berjudul "Exploit the Product Life Cycle" pada tahun 1965 menjelaskan jika  konsep Siklus Hidup Produk  atau
Baca Juga
Customer Service Bee

148rb+ Pengusaha Sudah Pakai Bee

"Operasional makin lancar, bisnis terkontrol dan mudah discale-up"
Hubungi Tim Bee sekarang untuk konsultasi GRATIS
Logo Bee Web
Software Akuntansi & Kasir No. 2 di Indonesia. Memudahkan Pemilik Bisnis dan Akuntan untuk mengerjakan dan menganalisa keuangan lebih cepat, mudah, dan akurat. Gratis Trial atau Demo Gratis dengan Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Aer Space - Jl. Karang Tinggal No.41B, Cipedes, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2024 Bee.id
magnifiercrossmenu