🎉 Akhir Tahun Buanyak Diskon-nyaaa, Disc. upto 25%
Logo Bee Web

Metode Pencatatan Persediaan & Pencatatan Akuntansinya

Ada dua metode pencatatan persediaan barang yang bisa digunakan, yakni metode perpetual dan periodik. Apa perbedaan kedua metode ini?
Penulis: Rininta Oktaviana
Kategori:
Terbit: Tuesday, 29 November 2022
Diperbarui: Tuesday, 10 December 2024
Daftar Isi

Persediaan barang merupakan salah satu hal yang cukup krusial pada dunia bisnis. Oleh karena itu, perusahaan harus memahami dan menerapkan metode pencatatan persediaan dengan tepat. Produk-produk yang akan dijual menjadi elemen utama dalam pencatatan persediaan barang.

Terdapat beberapa macam yang dapat diterapkan perusahaan dalam melakukan pencatatan. Dimana pencatatan persediaan barang menjadi hal yang penting untuk meminimalisir kelalaian.

Pengertian Persediaan Barang Jadi

Persediaan Barang Jadi

Ilustrasi Persediaan Barang Jadi Photo by Martin Adams on Unsplash

Secara umum, persediaan barang adalah produk-produk yang akan dijual atau digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang jadi. Persediaan ini merupakan aset perusahaan yang dicatat dalam laporan keuangan dan memiliki peran penting dalam operasional bisnis, terutama bagi perusahaan dagang dan manufaktur.

Sedangkan dalam ilmu ekonomi, persediaan ini menjadi bagian dari aset lancar yang dapat diubah bentuknya dalam bentuk uang tunai dengan mudah. Selain itu, persediaan barang jadi dalam suatu perusahaan juga diartikan sebagai saldo debit normal. Hal ini dikarenakan persediaan barang jadi tersebut akan memberikan pemasukan atau debit.

Ada beberapa barang yang umum disimpan, diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Barang mentah adalah bahan dasar atau bahan baku yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan produk jadi. Barang ini biasanya belum mengalami perubahan bentuk atau proses apapun.
  • Barang dalam proses adalah barang yang sedang berada di tahap produksi, tetapi belum selesai menjadi produk jadi.
  • Barang jadi adalah produk akhir yang sudah selesai diproduksi dan siap dijual ke konsumen atau pelanggan.

Baca Juga: Pengertian Inventory, Manfaat dan Cara Pengelolaannya

Pencatatan Persediaan Barang dalam Akuntansi

Setiap transaksi yang dilakukan dalam suatu perusahaan perlu dilakukan pencatatan, termasuk barang masuk atau barang keluar. Hal ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi transaksi selanjutnya.

Berikut ini adalah sejumlah transaksi yang berpengaruh dalam persediaan barang:

1. Pembelian atau Pengadaan Barang

Setiap kali perusahaan melakukan pembelian atau pengadaan barang, persediaan akan bertambah. Ini karena barang yang dibeli masuk ke dalam stok gudang perusahaan. Oleh karena itu, setiap transaksi pembelian harus dicatat dengan detail, termasuk harga barang, jumlah, dan tanggal pembelian, agar persediaan tercatat dengan benar.

Sebagai contoh, jika perusahaan membeli 100 unit barang dengan harga Rp50.000 per unit, maka persediaan barang bertambah 100 unit dan tercatat dengan nilai Rp5.000.000.

2. Potongan Pembelian

Faktor yang mempengaruhi persediaan yang selanjutnya adalah adanya potongan ketika melakukan pembelian atau pengadaan barang. Pada umumnya potongan ini akan diperoleh dari supplier ketika melakukan pembelian barang dalam jumlah yang besar.

Potongan ini akan mengurangi harga beli barang, sehingga mempengaruhi total biaya pengadaan barang dan persediaan yang tercatat. Misalnya, perusahaan membeli barang seharga Rp50.000 per unit dalam mendapatkan potongan pembelian sebesar 10%, maka harga per unitnya menjadi Rp45.000.

3. Biaya Pengiriman Pembelian

Transaksi lainnya yang juga mempengaruhi pencatatan persediaan adalah biaya pengiriman atau ongkos kirim, yakni biaya yang dikeluarkan untuk transportasi barang dari supplier ke gudang perusahaan. Biaya ini juga berpengaruh pada nilai persediaan barang karena dianggap sebagai bagian dari biaya pengadaan.

Contohnya, perusahaan melakukan pembelian barang dagang dengan biaya pengiriman seharga Rp500.000 dengan harga barang dagang seharga Rp5.000.000. Maka dari itu,  total barang dagangannya adalah Rp5.000.000 (harga barang) + Rp500.000 (biaya pengiriman) = Rp5.500.000.

4. Retur Pembelian dan Penjualan

Retur dalam aktivitas pembelian maupun penjualan barang juga memberikan pengaruh terhadap persediaan barang. Biasanya retur dibuat ketika terjadi kerusakan pada saat pengiriman barang. Selain itu, retur juga dapat dibuat pada saat barang yang diminta tidak sesuai dengan keinginan.

5. Penjualan Barang Dagang

Faktor yang mempengaruhi metode pencatatan persediaan barang dagang adalah penjualan barang dagang, baik secara kredit maupun tunai, akan mengurangi persediaan. Setiap kali barang terjual, jumlah barang yang ada di gudang berkurang, dan perusahaan harus mencatat pengurangan tersebut untuk menjaga akurasi laporan persediaan.

Sebagai contoh, jika perusahaan menjual 50 unit barang dengan harga Rp100.000 per unit, maka persediaan berkurang 50 unit dan tercatat dalam laporan keuangan sebagai pengurangan persediaan.

6. Pajak

Terakhir adalah pajak, biasanya berupa pajak pertambahan nilai (PPN) yang dikenakan pada pembelian dan penjualan barang. Ketika perusahaan membeli barang, pajak yang dibayar akan menjadi biaya tambahan, yang mempengaruhi nilai pengadaan barang. Demikian juga, saat barang dijual, pajak yang dikenakan pada konsumen akan berpengaruh pada harga jual barang.

Metode Pencatatan Persediaan Barang

Perbedaan Metode Perpetual Dan Periodik

Perbedaan Metode Perpetual Dan Periodik (Credit: Bee.id)

Dalam sistem pencatatan persediaan terdapat 2 metode yang dapat digunakan oleh perusahaan. Melakukan pencatatan dengan menggunakan metode bertujuan untuk menentukan nilai persediaan, mengetahui persediaan akhir, dan menentukan HPP atau harga pokok penjualan.

Ada 2 metode pencatatan khususnya persediaan dalam akuntansi yaitu metode periodik dan perpetual. Coba apa yang membedakan keduanya dan bagaimana penjelasan lengkapnya? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini:

1. Metode Pencatatan Persediaan Perpetual

Metode perpetual merupakan salah satu metode pencatatan persediaan barang yang berdasarkan transaksi penjualan. Dengan kata lain pencatatan dengan metode ini akan dilakukan ketika ada barang keluar atau ada aktivitas penjualan.

Menurut Harrison Jr, dkk (2011) sistem persediaan metode perpetual adalah sistem persediaan dimana perusahaan menyimpan catatan secara kontinyu atau berkelanjutan untuk menunjukkan persediaan yang ada di tangan sepanjang waktu.

Dengan demikian apabila ada kegiatan penjualan maka jumlah persediaan barang akan mengalami perusahaan. Selain itu, rekening persediaan barang akan dilakukan pencatatan pada saat itu juga.

Ada beberapa karakteristik akuntansi dalam sistem persediaan perpetual, diantaranya adalah:

  • Pembelian persediaan barang dagang secara tunai di debitkan di akun persediaan dengan mengkreditkan akun kas. Sedangkan, jika persediaan dibeli secara kredit, hutang dagang yang dikreditkan.
  • Penjualan persediaan barang dagang dicatat dengan mendebitkan akun kas dan mengkreditkan penjualan. Jika dilakukan secara kredit, akun piutang dagang yang didebitkan dan penjualan yang dikreditkan. Harga pokok penjualan diakui pada saat penjualan, dengan cara mendebitkan akun harga pokok penjualan dan mengkreditkan persediaan.
  • Transaksi retur pembelian pencatatan dilakukan dengan mendebitkan akun hutang dagang dan mengkreditkan persediaan.
  • Sedangkan untuk retur penjualan dilakukan dengan cara mendebitkan akun retur penjualan dan mengkreditkan akun piutang dagang. Untuk HPP-nya dicatat dengan mendebitkan persediaan dan mengkreditkan akun HPP.
  • Untuk biaya transportasi/ ongkir dicatat dengan cara mendebitkan ke akun persediaan bukan akun terpisah.
  • Dan, untuk diskon pembelian dicatat dengan mengkreditkan ke akun persediaan bukan akun terpisah.

Berikut, contoh jurnal akuntansi menggunakan metode perpetual:

Metode Persediaan Barang Metode Perpetual

Metode Persediaan Barang Metode Perpetual (Credit: bee.id)

2. Metode Pencatatan Persediaan Periodik

Metode fisik atau periodik merupakan metode pencatatan persediaan yang dilakukan pada akhir periode penjualan.  Cara ini mempunyai perbedaan yang signifikan dengan metode perpetual. Ketika terjadi suatu transaksi tidak akan dilakukan pencatatan secara langsung.

Cara yang digunakan untuk melakukan pencatatan pada metode ini adalah dengan memeriksa seluruh persediaan barang secara langsung di gudang. Hal ini yang menyebabkan metode ini dinamakan sebagai metode fisik.

Meskipun pencatatan dilakukan pada akhir periode, namun tetap saja ketika terjadi transaksi penjualan perlu dicatat. Hanya pencatatan persediaan barang tidak akan dilakukan secara langsung.

Pada metode ini, nilai persediaan yang digunakan dan dijual akan dibebankan sebagai Harga Pokok Penjualan. Bagaimana cara menghitung persediaan dengan metode ini? Caranya dengan menjumlahkan saldo awal persediaan dengan total pembelian, atau penerimaan persediaan dikurangi dengan saldo akhir perusahaan.

Berikut jurnal persediaan yang dicatat dengan metode periodik:

Metode Persediaan Barang Metode Periodik

Metode Persediaan Barang Metode Periodik (Credit: bee.id)

Penyesuaiannya bisa dilakukan dengan cara berikut:

Penyesuaian Saldo Akhir Metode Periodik

Sedangkan untuk perhitungan HPP-nya adalah sebagai berikut:

Metode Perhitungan Hpp Metode Periodik

Manfaat Melakukan Pencatatan Persediaan

Ilustrasi Kontrol Stok Harian dengan Beecloud (Sumber:

Persediaan barang merupakan bentuk aktiva lancar, sehingga harus dilakukan pencatatan. Hal ini bertujuan untuk mengatur barang yang keluar dan masuk sebagai bahan laporan keuangan. Berikut beberapa manfaat dalam melakukan pencatatan persediaan barang:

  • Lebih mudah untuk melakukan pemeriksaan jumlah stok barang yang tersedia di perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan harus melakukan stok opname agar tidak ada penyalahgunaan atau penyimpangan barang yang mengakibatkan kekurangan persediaan.
  • Pencatatan barang dapat meminimalisir terjadinya keterlambatan atau kekurangan dalam pengiriman barang kepada pihak selanjutnya.
  • Pencatatan persediaan menjadi dasar pertimbangan untuk pengambilan keputusan perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan dapat mengetahui barang mana yang mempunyai permintaan tinggi.
  • Menjadi dasar strategi dalam rangka peningkatan penjualan produk atau barang, misalnya memakai quantity discount.

Manfaat Melakukan Pencatatan Persediaan

Kontrol Stok Harian Pakai Program Kasir

Ilustrasi Kontrol Stok Harian dengan Beecloud (Sumber: Bee.id)

Persediaan barang merupakan bentuk aktiva lancar, sehingga harus dilakukan pencatatan. Hal ini bertujuan untuk mengatur barang yang keluar dan masuk sebagai bahan laporan keuangan. Berikut beberapa manfaat dalam melakukan pencatatan persediaan barang:

  • Lebih mudah untuk melakukan pemeriksaan jumlah stok barang yang tersedia di perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan harus melakukan stok opname agar tidak ada penyalahgunaan atau penyimpangan barang yang mengakibatkan kekurangan persediaan.
  • Pencatatan barang dapat meminimalisir terjadinya keterlambatan atau kekurangan dalam pengiriman barang kepada pihak selanjutnya.
  • Pencatatan persediaan menjadi dasar pertimbangan untuk pengambilan keputusan perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan dapat mengetahui barang mana yang mempunyai permintaan tinggi.
  • Menjadi dasar strategi dalam rangka peningkatan penjualan produk atau barang, misalnya memakai quantity discount.

Metode Penilaian Persediaan

Selain memahami mengenai metode pencatatan persediaan barang, suatu perusahaan juga harus menerapkan metode penilaian persediaan. Pada umumnya metode penilaian persediaan didasarkan sifat barang atau produk:

1. First In, First Out (FIFO)

Metode FIFO adalah metode penilaian persediaan barang yang pertama kali dikeluarkan merupakan persediaan barang yang pertama kali masuk. Biasanya metode ini digunakan untuk barang yang memiliki fluktuasi tinggi, seperti bahan-bahan pokok.

2. Last In, First Out (LIFO)

Metode LIFO merupakan metode penilaian persediaan barang yang masuk terakhir masuk ke penyimpanan maka barang tersebut akan menjadi barang yang terakhir keluar. Metode ini biasanya digunakan untuk menghemat luasan penyimpanan dalam tata letaknya.

3. Metode Average

Metode average adalah metode penilaian persediaan barang yang membagi antara jumlah barang yang tersedia di perusahaan dengan ketersediaan barang. Dengan kata lain metode ini berada di tengah-tengah antara metode FIFO dan LIFO.

Strategi Manajemen Persediaan Barang

Metode Pencatatan Persediaan Barang

Ilustrasi Petugas sedang Melakukan Pencatatan Barang (Sumber: Freepik.com)

Berikut adalah beberapa strategi yang bisa digunakan untuk manajemen persediaan barang:

1. Lot Size Inventory

Strategi ini dilakukan dengan cara membeli barang dalam jumlah besar, bahkan lebih banyak dari kebutuhan saat ini. Tujuannya simpel, yaitu untuk mendapatkan diskon harga dari supplier atau menghemat biaya pengiriman per unit barang.

Strategi ini cocok buat perusahaan yang punya kapasitas gudang besar dan ingin menekan biaya pengadaan. Tapi, ada resikonya juga, yaitu stok jadi menumpuk kalau ternyata permintaan pasar nggak sesuai perkiraan.

2. Fluctuation Stock

Fluctuation stock adalah strategi yang dipakai untuk menghadapi permintaan pasar yang naik turun. Jadi, perusahaan biasanya beli barang tambahan sebagai langkah antisipasi kalau ada perubahan mendadak di pasar.

Strategi ini cukup efektif buat menghindari resiko kehabisan stok, apalagi di musim tertentu atau saat permintaan tiba-tiba melonjak. Tapi, strategi ini juga ada tantangannya, yaitu biaya penyimpanan bisa jadi lebih besar kalau permintaannya ternyata nggak setinggi yang diharapkan.

3. Anticipation Stock

Strategi ini mirip sama fluctuation stock, tapi lebih fokus ke pola konsumsi yang sudah bisa diprediksi sebelumnya. Contohnya, perusahaan bakal nambah stok barang buat persiapan jelang Lebaran atau momen spesial lainnya.

Misalnya, toko pakaian biasanya akan stok lebih banyak menjelang musim belanja akhir tahun. Strategi ini sangat efektif kalau prediksinya tepat, tapi kalau salah hitung, stok bisa kelebihan (overstock) atau malah kurang (understock).

4. Persediaan Konsinyasi

Persediaan konsinyasi adalah strategi di mana barang dititipkan ke mitra usaha, agen, atau cabang untuk dijual. Cara ini memungkinkan perusahaan memperluas jangkauan pasar tanpa harus buka toko baru.

Barang yang nggak laku biasanya bisa dikembalikan ke pemilik barang, jadi resikonya lebih kecil. Tapi, tetap perlu perjanjian konsinyasi yang jelas untuk menghindari masalah, seperti pembagian keuntungan atau pengembalian barang yang tidak sesuai kesepakatan.

Baca Juga: Aplikasi Persediaan: Manfaat dan Juga Solusi Kemitraannya

Kesimpulan

Metode pencatatan persediaan barang merupakan hal yang cukup penting untuk diketahui oleh suatu perusahaan. Pencatatan mempunyai peranan besar dalam pengambilan keputusan selanjutnya. Oleh sebab itu, dibutuhkan penerapan metode dengan benar dan tepat.

Analisa lah produk atau barang apa saja yang laku keras dipasaran atau yang sering kita sebut dengan fast moving. Karena jika Anda tidak benar-benar pahami betul manajemen inventory akan sangat menghambat perkembangan bisnis Anda. Lebih efisien menggunakan software akuntansi untuk mengelola stok barang untuk menghindari selisih dan hilang. Gunakan aplikasi pembukuan keuangan Beecloud agar bisnis Anda lancar dan berkembang.

Pakai Beecloud Solusi Lebih Mudah Kontrol Stok Barang Di Toko Dan Gudang Dari Pusat

Beecloud sudah menggunakan online sistem jadi Anda bisa cek semua kegiatan bisnis kapan saja dan di mana saja. Sudah harganya hemat online lagi langsung saja deh dicoba softwarenya dengan cara klik banner di atas!.

Artikel Populer

Contoh Pasar Oligopoli Potret Pasar Persaingan Tidak Sempurna
Ragam contoh pasar oligopoli yang Anda ketahui bisa menambah wawasan dalam memahami jenis market ini. pasar jenis ini merupakan salah
Baca Juga
Model AIDA: Pengertian, Kelebihan dan Contohnya
Apakah Anda pernah mendengar tentang konsep Marketing AIDA dalam pemasaran? Dengan menggunakan model ini, Anda dapat meningkatkan perhatian, minat, keinginan,
Baca Juga
[DOWNLOAD] Contoh Cash Flow Excel dan Template Membuatnya Gratis
Contoh cash flow excel berfungsi untuk mengonversi data-data akuntansi pada laporan laba rugi dan neraca menjadi suatu informasi mengenai pergerakan
Baca Juga
Berbagai Contoh Proposal Bisnis Lengkap dengan Rinciannya
Proposal bisnis merupakan suatu rencana bisnis yang ditulis dalam bentuk dokumen. Pelaku bisnis perlu membuat proposal bisnis sebelum memulai suatu
Baca Juga
Contoh Matriks SWOT, Pengertian dan Strategi Penerapannya
Matriks SWOT berfungsi sebagai alat atau metode analisa peluang atau ancaman dalam bisnis, dengan analisis ini pebisnis lebih waspada dan
Baca Juga
Jenis dan Contoh Pelayanan Prima di Berbagai Bidang Usaha
Pelayanan prima atau service excellent merupakan rangkaian tindakan yang diberikan untuk memberikan layanan kepada pelanggan secara maksimal agar mereka mendapat
Baca Juga
Customer Service Bee

148rb+ Pengusaha Sudah Pakai Bee

"Operasional makin lancar, bisnis terkontrol dan mudah discale-up"
Hubungi Tim Bee sekarang untuk konsultasi GRATIS
Logo Bee Web
Software Akuntansi & Kasir No. 2 di Indonesia. Memudahkan Pemilik Bisnis dan Akuntan untuk mengerjakan dan menganalisa keuangan lebih cepat, mudah, dan akurat. Gratis Trial atau Demo Gratis dengan Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Aer Space - Jl. Karang Tinggal No.41B, Cipedes, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2024 Bee.id
magnifiercrossmenu