Logo Bee Web

Langkah-Langkah Membuat Laporan Keuangan Sederhana

Panduan lengkap cara membuat laporan keuangan sederhana untuk pelaku usaha mikro, kecil, menengah. Lengkap dengan contohnya!
Penulis: Rizal Arisona
Kategori: ,
Terbit: Friday, 22 November 2019
Diperbarui: Tuesday, 30 July 2024
Daftar Isi

Mengelola keuangan bisnis dengan baik merupakan kunci utama untuk mencapai kesuksesan. Salah satu alat yang paling penting dalam manajemen keuangan adalah membuat laporan keuangan.

Membuat laporan memang sering kali ditakuti oleh pelaku usaha, karena apa? Bisa karena rumit, tidak paham akuntansi, tidak sempat, memakan waktu ribet, hingga alasan lainnya.

Padahal laporan ini penting untuk dimiliki oleh semua jenis usaha, baik dari skala mikro, makro, kecil. menengah hingga usaha besar. Kenapa? Sebab, laporan keuangan yang baik dapat dijadikan sebagai alat untuk memantau kesehatan keuangan bisnis dan lain sebagainya.

Simak artikel di bawah ini untuk pahami bagaimana cara menyusun laporan keuangan sederhana dengan mudah dan tepat.

Apa itu Laporan Keuangan?

laporan keuangan

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) melalui Standar Akuntansi Keuangan (SAK), laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan, laporan keuangan yang lengkap biasanya terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan, catatan atau laporan lain dan materi yang menjelaskan bagian integral dari laporan keuangan.

Sedangkan laporan keuangan menurut Munawir (2010) adalah sebuah bentuk laporan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi dan laporan perubahan ekuitas. Dimana, neraca menunjukkan gambaran jumlah aset, kewajiban dan ekuitas pada periode tertentu, laba rugi menunjukkan hasil yang telah dicapai dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan serta alasan yang menyebabkan perubahan modal ekuitas terjadi.

Oleh karena itu, bisa disimpulkan jika laporan keuangan adalah dokumen resmi yang merangkum kondisi keuangan, kinerja, dan arus kas suatu perusahaan dalam periode tertentu. Dokumen ini memberikan gambaran lengkap tentang posisi keuangan perusahaan, termasuk pendapatan, pengeluaran, aset, kewajiban, dan ekuitas.

Jika semua entri penyesuaian telah dibuat, dan neraca percobaan dilakukan, maka menyiapkan laporan keuangan yang sebenarnya hanya masalah menempatkan sejumlah saldo percobaan ke dalam laporan yang diformat dengan benar.

Seberapa Penting Laporan Keuangan untuk UMKM?

Jawabannya PENTING SEKALI, karena apa? Penyusunan laporan keuangan bukan hanya sekadar formalitas, tetapi alat yang sangat penting untuk mengelola bisnis secara efektif dan efisien.

Dengan memiliki laporan keuangan yang akurat, pemilik UMKM dapat membuat keputusan yang lebih baik, merencanakan strategi bisnis yang tepat, dan meningkatkan peluang mendapatkan pendanaan dari pihak eksternal.

Laporan keuangan juga membantu UMKM dalam memenuhi kewajiban pajak dan peraturan lainnya, serta memantau kesehatan keuangan bisnis secara keseluruhan

Apa saja fungsi laporan keuangan untuk UMKM? Berikut diantaranya:

1. Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik

Penyusunan laporan keuangan yang baik dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan operasional perusahaan berdasarkan kondisi keuangan perusahaan terkini. Baik laporan keuangan sederhana maupun kompleks semua bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Dengan data yang jelas mengenai pendapatan, pengeluaran, dan laba atau rugi, pemilik UMKM dapat membuat keputusan yang lebih baik mengenai pengelolaan sumber daya, strategi pemasaran, dan ekspansi bisnis.

2. Perencanaan Anggara

Berikutnya Anda dapat menggunakan laporan ini sebagai dasar perencanaan keuangan perusahaan yang lebih akurat. Memungkinkan pemilik bisnis untuk memantau kas perusahaan, merencanakan pengeluaran di masa depan, menetapkan target pendapatan, dan mengalokasikan sumber daya dengan lebih mudah.

3. Memantau Kesehatan Keuangan

Melalui laporan keuangan sederhana yang disusun dengan baik, Anda juga dapat memantau dan mengetahui kondisi kesehatan keuangan perusahaan Anda. Anda dapat memantau kesehatan keuangan dengan memeriksa laporan laba rugi, dan laporan arus kas secara rutin.

Dengan ini Anda bisa mengidentifikasi masalah keuangan sejak dini dan mengambil tindakan korektif yang diperlukan. Bisnis jadi lebih mudah terkontrol dan tidak asal-asalan.

4. Meningkatkan Kredibilitas di Mata Investor dan Kreditur

Tidak hanya untuk kepentingan internal suatu perusahaan saja, laporan keuangan yang disusun dengan baik juga bisa dimanfaatkan untuk pihak eksternal, seperti meningkatkan kredibilitas perusahaan dimata investor dan kreditur.

Karena mereka bisa memantau kondisi dalam perusahaan yang akan mereka berikan investasi berdasarkan kesehatan keuangannya.

Kondisi keuangan yang baik juga dapat meningkatkan peluang usaha Anda untuk memperoleh pendanaan atau pinjaman yang diperlukan untuk ekspansi dan pertumbuhan bisnis.

5. Kepatuhan terhadap Peraturan

Terakhir, Laporan keuangan sederhana ini bukan hanya berguna untuk manajemen internal perusahaan, namun juga sangat penting untuk mematuhi regulasi pemerintah, terutama dalam hal perpajakan.

Dengan begitu bisa disimpulkan, jika di dalam perusahaan yang baik terdapat manajemen keuangan yang baik juga.

Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Ada 4 jenis laporan keuangan yang umum digunakan oleh perusahaan, yakni laporan laba rugi, neraca, arus kas, dan perubahan ekuitas (Credit: Freepik.com)

Ada beberapa jenis laporan keuangan sederhana yang umumnya disusun oleh perusahaan:

  • Laporan Laba Rugi: Menunjukkan pendapatan dan pengeluaran perusahaan selama periode tertentu, serta laba atau rugi yang dihasilkan. Mulai dari laba kotor hingga laba bersih yang dihasilkan.
  • Neraca (Laporan Posisi Keuangan): Menggambarkan aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan pada suatu titik waktu tertentu.
  • Laporan Arus Kas: Menyediakan informasi tentang arus kas masuk dan keluar perusahaan, yang membantu memahami bagaimana kas digunakan dan dihasilkan.
  • Laporan Perubahan Ekuitas: Menunjukkan perubahan dalam ekuitas pemilik selama periode tertentu.

Baca juga: 5 Format Laporan Keuangan dan Contohnya

Komponen dalam Laporan Keuangan

Berikut beberapa komponen dalam laporan keuangan sederhana berdasarkan jenisnya:

1. Komponen dalam Laporan Laba Rugi

Laporan Laba Rugi menunjukkan pendapatan dan beban selama periode tertentu, serta laba atau rugi yang dihasilkan. Komponen utamanya adalah:

  • Pendapatan (Revenue): Semua pendapatan yang diperoleh dari penjualan barang atau jasa.
  • Harga Pokok Penjualan (HPP) atau Cost of Goods Sold (COGS): Biaya langsung yang terkait dengan produksi barang atau jasa yang dijual.
  • Laba Kotor (Gross Profit): Pendapatan dikurangi HPP.
  • Beban Operasional (Operating Expenses): Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan operasi bisnis, seperti gaji, sewa, dan utilitas.
  • Laba Operasional (Operating Profit): Laba kotor dikurangi beban operasional.
  • Beban Lain-lain (Other Expenses): Biaya-biaya yang tidak terkait langsung dengan operasi utama, seperti beban bunga.
  • Laba Bersih (Net Profit): Laba operasional dikurangi beban lain-lain. Ini merupakan laba yang tersedia untuk pemegang saham setelah semua biaya dan pajak dibayar.

2. Komponen dalam Laporan Neraca

Laporan Neraca memberikan gambaran posisi keuangan perusahaan pada suatu titik waktu tertentu. Komponen utamanya adalah:

  • Aset (Assets): Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan yang diharapkan memberikan manfaat ekonomi di masa depan. Aset dibagi menjadi 2, yakni aset lancar dan aset tetap.
  • Kewajiban (Liabilities): Kewajiban yang harus dibayar oleh perusahaan kepada pihak ketiga. Kewajiban dibagi menjadi 2, yakni: kewajiban lancar (Current Liabilities), kewajiban yang harus dilunasi dalam satu tahun, seperti utang dagang dan utang pajak dan kewajiban jangka panjang (Long-term Liabilities), kewajiban yang jatuh tempo lebih dari satu tahun, seperti utang bank jangka panjang.
  • Ekuitas (Equity): Hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi kewajiban. Ini mencakup modal yang disetor oleh pemilik dan laba ditahan.

3. Komponen dalam Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas menunjukkan arus masuk dan keluar kas selama periode tertentu. Komponen utamanya adalah:

  • Arus Kas dari Aktivitas Operasi (Cash Flow from Operating Activities): Arus kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi utama perusahaan, seperti penerimaan dari pelanggan dan pembayaran kepada pemasok.
  • Arus Kas dari Aktivitas Investasi (Cash Flow from Investing Activities): Arus kas yang berkaitan dengan pembelian dan penjualan aset tetap, seperti pembelian peralatan atau penjualan properti.
  • Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan (Cash Flow from Financing Activities): Arus kas yang berhubungan dengan perubahan dalam struktur modal perusahaan, seperti penerimaan dari penerbitan saham atau pembayaran dividen

4. Komponen dalam Laporan Perubahan Modal

Laporan Perubahan Modal menunjukkan perubahan dalam ekuitas pemilik selama periode tertentu. Komponen utamanya adalah:

  • Saldo Awal Modal (Beginning Equity Balance): Saldo modal pada awal periode, termasuk kas perusahaan.
  • Penambahan Modal (Capital Additions): Penambahan modal yang dilakukan oleh pemilik, seperti setoran modal tambahan.
  • Laba Bersih (Net Profit): Laba bersih yang diperoleh selama periode tersebut yang menambah modal.
  • Pengambilan Pribadi (Withdrawals or Drawings): Penarikan dana oleh pemilik untuk keperluan pribadi, yang mengurangi modal.
  • Saldo Akhir Modal (Ending Equity Balance): Saldo modal pada akhir periode setelah memperhitungkan semua penambahan dan pengurangan.

Dengan memahami komponen-komponen ini, pemilik UMKM dapat menyusun laporan keuangan sederhana yang memberikan gambaran lengkap tentang kinerja dan posisi keuangan bisnis mereka.

Cara Membuat Laporan Keuangan Sederhana

Membuat laporan keuangan sederhana

Sebelum membuat laporan keuangan yang Anda harus pahami terlebih dahulu apa saja komponenya (Credit: Freepik.com)

Setelah memahami dasar dari laporan keuangan, mulai dari pengertian hingga komponenya. Dengan begitu, pembahasan selanjutnya adalah cara membuat laporan keuangan sederhana.

Untuk Membuat laporan keuangan sederhana, Anda bisa mengikuti berapa panduan berikut ini:

1. Memisahkan Keuangan Pribadi dan Bisnis

Pembuatan laporan keuangan keuangan yang akurat bisa dimulai memisahkan keuangan pribadi dari keuangan bisnis. Hal ini penting agar Anda dapat melacak pendapatan, kondisi perusahaan dan pengeluaran bisnis dengan jelas, tanpa tercampur dengan pengeluaran pribadi.

Salah satu caranya, Anda bisa membuka rekening di bank terpisah atau atas nama yang berbeda antara bisnis dan pribadi Anda. Pastikan Anda memiliki rekening bank khusus untuk bisnis Anda. Semua transaksi bisnis, baik pendapatan maupun pengeluaran, harus dilakukan melalui rekening ini.

2. Mencatat Semua Transaksi

Berikutnya adalah mencatat semua transaksi yang terjadi dalam bisnis, catatan transaksi inilah yang digunakan untuk dasar membuat laporan keuangan. Oleh karena itu, Anda perlu membukukan semua transaksi dengan rapi.

Mencatat semua transaksi bisa dimulai dari mencatat pendapatan hingga pengeluaran. Transaksi ini dicatat dalam buku besar. Dalam buku besar mencatat secara rinci semua transaksi keuangan yang terjadi dalam bisnis, termasuk tanggal transaksi, deskripsi, jumlah yang terlibat, dan akun yang terkait.

Baca Juga: Pengertian Buku Besar, Fungsi, Manfaat dan Bentuknya

Anda bisa menggunakan buku kas manual atau menggunakan aplikasi pembukuan keuangan Beecloud, agar proses pembukuan transaksi bisa diotomatisasi dan terhindar dari kesalahan manusia.

Dengan Beecloud, Anda bisa membukukan transaksi, memantau stok barang, membuat buku stok hingga laporan keuangan dengan lebih mudah dan akurat. Klik banner di bawah ini dan dapatkan akses gratis uji coba sekarang juga!

Beecloud Bisnis Lebih Profesional, Pembukuan Rapi

3. Mengelompokkan Transaksi

Setelah mencatat semua transaksi, langkah berikutnya adalah mengelompokkan transaksi tersebut ke dalam kategori yang sesuai. Hal ini akan memudahkan Anda dalam menyusun laporan keuangan. Mulai dari:

  • Pendapatan: Semua penerimaan uang dari penjualan barang atau jasa yang dimiliki.
  • Biaya Tetap: Pengeluaran yang jumlahnya relatif tetap setiap bulan, seperti sewa dan gaji.
  • Biaya Variabel: Pengeluaran yang jumlahnya bisa berubah-ubah setiap bulan, seperti biaya bahan baku dan utilitas.
  • Biaya Lain-lain: Pengeluaran yang tidak termasuk dalam biaya tetap atau variabel, seperti beban bunga.

4. Menyusun Laporan Laba Rugi

Setelah transaksi dikelompokkan, Anda bisa mulai menyusun laporan laba rugi. Laporan ini akan menunjukkan pendapatan, pengeluaran, dan laba atau rugi yang diperoleh selama periode tertentu. Berikut adalah beberapa tahapan dalam menyusun laporan laba rugi:

  • Menghitung Total Pendapatan: Jumlahkan semua pendapatan yang telah dicatat.
  • Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP): Jika ada, hitung total biaya yang terkait langsung dengan produksi barang atau jasa.
  • Menghitung Laba Kotor: Mengurangi HPP dari total pendapatan.
  • Menghitung Total Biaya Operasional: Jumlahkan semua biaya tetap dan variabel.
  • Menghitung Laba Operasional: Mengurangi total biaya operasional dari laba kotor.
  • Menghitung Laba Bersih: Mengurangi biaya lain-lain dari laba operasional.

5. Menyusun Laporan Neraca

Kemudian dilanjutkan dengan menyusun laporan neraca, untuk menyusun laporan ini bisa dimulai dari:

  • Menghitung Total Aset: Jumlahkan semua aset bisnis, termasuk kas, piutang, persediaan, dan aset tetap.
  • Menghitung Total Kewajiban: Jumlahkan semua kewajiban, termasuk utang dagang dan utang jangka panjang.
  • Menghitung Ekuitas: Mengurangi total kewajiban dari total aset. Ekuitas ini mencerminkan nilai bersih dari bisnis Anda.

6. Menyusun Laporan Arus Kas

Selanjutnya menyusun laporan arus kas, berikut adalah beberapa tahapannya:

  • Menghitung Arus Kas dari Aktivitas Operasi: Catat semua penerimaan dan pengeluaran kas yang terkait dengan operasi bisnis utama.
  • Menghitung Arus Kas dari Aktivitas Investasi: Catat arus kas yang terkait dengan pembelian dan penjualan aset tetap.
  • Menghitung Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan: Catat arus kas yang terkait dengan perubahan dalam struktur modal, seperti penerimaan modal baru atau pembayaran dividen.

7. Menyusun Laporan Perubahan Modal

Terakhir, adalah menyusun laporan perubahan modal, membuat laporan keuangan ini bisa disusun mulai dari:

  • Catat Saldo Awal Modal: Mulailah dengan saldo modal pada awal periode.
  • Catat Penambahan Modal: Tambahkan modal yang disetor oleh pemilik selama periode tersebut.
  • Catat Laba Bersih: Tambahkan laba bersih yang diperoleh selama periode tersebut.
  • Catat Pengambilan Pribadi: Kurangi penarikan dana oleh pemilik untuk keperluan pribadi.
  • Hitung Saldo Akhir Modal: Tambahkan atau kurangi perubahan dalam modal untuk mendapatkan saldo akhir modal pada akhir periode.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat menyusun laporan keuangan sederhana yang memberikan gambaran lengkap tentang kinerja dan posisi keuangan bisnis Anda.

Membuat Laporan Keuangan untuk Periode Berikutnya

Setelah laporan keuangan selesai disusun, penting untuk melakukan entri penutupan agar buku besar siap digunakan untuk periode akuntansi berikutnya. Proses ini melibatkan menutup akun pendapatan dan pengeluaran, serta mentransfer laba bersih (atau kerugian) ke akun ekuitas pemilik. Berikut langkah-langkahnya:

1. Tutup Akun Pendapatan

Siapkan entri jurnal untuk mendebet semua akun pendapatan. Karena akun pendapatan biasanya memiliki saldo kredit, entri ini akan membuat saldo akun tersebut menjadi nol.

2. Tutup Akun Pengeluaran

Berikutnya, siapkan entri jurnal untuk mengkredit semua akun pengeluaran. Karena akun pengeluaran biasanya memiliki saldo debet, entri ini akan membuat saldo akun tersebut menjadi nol.

3. Transfer Saldo Pendapatan ke Akun Modal

Kemudian, siapkan entri jurnal untuk mentransfer saldo pendapatan (atau kerugian) ke akun modal pemilik. Ini menghapus saldo dari akun pendapatan dan pengeluaran dan memindahkannya ke ekuitas pemilik.

4. Tutup Akun Penarikan (Jika Ada)

Jika bisnis Anda adalah kepemilikan perseorangan atau kemitraan, tutup akun penarikan pemilik dengan mengkredit akun penarikan dan mendebit akun ekuitas pemilik.

Contoh format penyusunan entri jurnal penutupan:

Entri Jurnal Penutup

Contoh Laporan Keuangan Sederhana

Berikut beberapa contoh laporan keuangan sederhana:

# Laporan Laba Rugi

Laporan Laba Rugi Etap

Contoh laporan laba rugi sederhana

# Laporan Neraca

Laporan Neraca Etap

Contoh Laporan Neraca ETAP

# Laporan Arus Kas

Contoh Laporan Arus Kas Usaha Jasa

Contoh Laporan Arus Kas Usaha Jasa

# Laporan Perubahan Modal

Laporan Perubahan Modal

Contoh laporan perubahan modal

Kesimpulan

Membuat laporan keuangan adalah proses krusial yang melibatkan pencatatan dan pengelompokan transaksi bisnis, memisahkan keuangan pribadi dan bisnis, serta menyusun laporan utama seperti laba rugi, neraca, arus kas, dan perubahan modal.

Langkah penting lainnya adalah melakukan entri penutupan untuk menghapus saldo akun pendapatan dan pengeluaran, serta mentransfer laba bersih ke akun ekuitas pemilik, memastikan buku besar siap untuk periode akuntansi berikutnya.

Dengan menyusun laporan keuangan yang akurat dan melakukan penutupan dengan tepat, UMKM dapat mengelola keuangan mereka secara lebih efektif, membuat keputusan yang lebih baik, dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.

Artikel Populer

Contoh Pasar Oligopoli Potret Pasar Persaingan Tidak Sempurna
Ragam contoh pasar oligopoli yang Anda ketahui bisa menambah wawasan dalam memahami jenis market ini. pasar jenis ini merupakan salah
Baca Juga
[DOWNLOAD] Contoh Cash Flow Excel dan Template Membuatnya Gratis
Contoh cash flow excel berfungsi untuk mengonversi data-data akuntansi pada laporan laba rugi dan neraca menjadi suatu informasi mengenai pergerakan
Baca Juga
Model AIDA: Pengertian, Kelebihan dan Contohnya
Apakah Anda pernah mendengar tentang konsep Marketing AIDA dalam pemasaran? Dengan menggunakan model ini, Anda dapat meningkatkan perhatian, minat, keinginan,
Baca Juga
Contoh Matriks SWOT, Pengertian dan Strategi Penerapannya
Matriks SWOT berfungsi sebagai alat atau metode analisa peluang atau ancaman dalam bisnis, dengan analisis ini pebisnis lebih waspada dan
Baca Juga
Berbagai Contoh Proposal Bisnis Lengkap dengan Rinciannya
Proposal bisnis merupakan suatu rencana bisnis yang ditulis dalam bentuk dokumen. Pelaku bisnis perlu membuat proposal bisnis sebelum memulai suatu
Baca Juga
Jenis dan Contoh Pelayanan Prima di Berbagai Bidang Usaha
Pelayanan prima atau service excellent merupakan rangkaian tindakan yang diberikan untuk memberikan layanan kepada pelanggan secara maksimal agar mereka mendapat
Baca Juga
Customer Service Bee

148rb+ Pengusaha Sudah Pakai Bee

"Operasional makin lancar, bisnis terkontrol dan mudah discale-up"
Hubungi Tim Bee sekarang untuk konsultasi GRATIS
Logo Bee Web
Software Akuntansi & Kasir No. 2 di Indonesia. Memudahkan Pemilik Bisnis dan Akuntan untuk mengerjakan dan menganalisa keuangan lebih cepat, mudah, dan akurat. Gratis Trial atau Demo Gratis dengan Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Aer Space - Jl. Karang Tinggal No.41B, Cipedes, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2024 Bee.id
magnifiercrossmenu